Ilustrasi bumi (Sumber gambar: ActionVance/Unsplash)

Mengenal Peringatan Earth Overshoot Day & Dampaknya Bagi Bumi

02 August 2024   |   00:05 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Tahun ini, dunia memperingati Earth Overshoot Day pada 1 Agustus. Peringatan ini dilakukan dengan tujuan menyadarkan tentang dampak kehidupan manusia terhadap ketersediaan sumber daya alam, di mana gaya hidup manusia modern sudah melewati batas Bumi.

Pada hari ke depan, manusia di Bumi akan memakan sumber daya yang seharusnya disimpan untuk generasi mendatang. Melansir National Foodprint and Biocapacity Accounts 2023 Edition, manusia diperkirakan butuh 1,7x sumber daya planet bumi untuk mendukung gaya hidup.

Jika seharusnya sumber daya bumi cukup untuk menghidupi manusia hingga akhir tahun, peringatan Overshoot Day pada 1 Agustus tahun ini menjadi penanda hari dimana manusia sudah menghabiskan sumber daya yang semestinya cukup dipakai selama setahun.

Baca Juga: UNESCO: 90 Persen Permukaan Tanah Bumi akan Terdegradasi 2050, Apa Dampaknya?

Akibatnya, manusia mengambil 75 persen sumber daya di masa depan agar manusia bisa terus menjalankan gaya hidup modern saat ini hingga akhir tahun. Dari tahun ke tahun gaya hidup manusia membuat sumber daya di satu Bumi seperti tak cukup. Imbasnya, tanggal peringatan Earth Overshoot Day makin cepat.

Satu dekade lalu, batas melewati sumber daya bumi jatuh pada 5 Agustus. Pada 2004, batasnya pada 2 September dan 25 Desember di tahun 1971. Menurut CEO WWF Swisss Thomas Vellacott, kejadian ini menjadi sinyal bahwa kita hidup dalam utang ekologis yang menghabiskan lebih banyak sumber daya daripada yang bisa dipulihkan oleh bumi.

Dia mencotohkan di Swiss yang dikenal sebagai negara yang hemat dengan persiapan sumber daya yang baik pun tetap akan dijatuhi Earth Overshoot day pada 27 Mei. Ini menunjukkan bahwa bahkan negara yang sangat sadar lingkungan pun hidup jauh di luar batas kemampuannya.

Ekonomi sangat bergantung pada alam. Forum Ekonomi Dunia menilai kehilangan biodiversitas dan keruntuhan ekosistem sebagai risiko jangka panjang terbesar ketiga bagi ekonomi global, setelah peristiwa cuaca ekstrem dan perubahan sistem Bumi. Kekurangan sumber daya alam berada di urutan keempat. Ini menunjukkan bahwa risiko utama bagi ekonomi global dalam sepuluh tahun ke depan berasal dari lingkungan yang terdegradasi.

Alam menyediakan sumber daya alami dan layanan ekosistemnya seperti penyerbukan, regulasi siklus air, dan kualitas udara. Industri seperti kehutanan, pertanian, perikanan, dan konstruksi sangat bergantung pada alam. Jika tidak mulai hidup lebih berkelanjutan, kita berisiko kehilangan banyak industri yang dapat membahayakan kesejahteraan dan keberadaan manusia sendiri.

Thomas mengatakan, skema dan mekanisme keuangan untuk investasi di alam berkembang pesat. Peraturan, standar pengungkapan, metodologi berbasis sains, dan alat untuk menangani risiko dan dampak alam semakin cepat berkembang. Tekanan meningkat pada perusahaan untuk menangani dampak dan ketergantungan terkait alam mereka.

Menurutnya, perusahaan harus dapat memahami risiko alam, mengukur dampak, dan menetapkan target untuk mengatasi overshoot bumi akan memiliki keunggulan di masa depan. 

Baca Juga: Jaga Bumi dari Kerusakan, Begini 4 Langkah Mudah Menerapkan Sustainable Lifestyle

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Eksplorasi Kuliner Italia yang Menggugah Selera dari Oliverra di Umana Bali

BERIKUTNYA

Rizky Febian Gelar Tur Konser di 10 Kota, Rayakan Satu Dekade Berkarya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: