Chairman Uwais Pictures Iko Uwais (Tengah) bersama Ryan Santoso, Yentonius Jerriol Ho, Adamy Nurdin, dan Sidharta Tata (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Cerita Iko Uwais Soal Proses Terbentuknya Rumah Produksi Uwais Pictures

21 January 2025   |   22:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Setelah lebih dari enam belas tahun berkecimpung di dunia seni peran, Iko Uwais akan memasuki babak baru dalam kariernya. Aktor laga internasional yang namanya melambung setelah membintangi film The Raid (2011) itu, kini meluncurkan rumah produksi sendiri bernama Uwais Pictures. 

Di Uwais Pictures, Iko akan menjabat sebagai Chairman. Dia turut menggandeng beberapa kolaborator lamanya untuk turut membangun rumah produksi anyar ini bersama-sama, seperti Ryan Santoso sebagai Chief Executive Producer.

Kemudian, nama-nama lama seperti Yentonius Jerriol Ho hingga Adamy Nurdin juga turut bergabung. Bisa dibilang, Uwais Pictures adalah bentuk transformasi besar-besaran dari Uwais Team, sebuah grup yang mulanya dibentuk sebagai tim koreografi fighting saja. 

Baca juga: Profil Iko Uwais, Dari Belajar Pencak Silat hingga Jadi Aktor Laga Kenamaan 

Iko Uwais mengatakan keputusan membuat rumah produksi sendiri berawal dari satu keresahan sederhana. Dia ingin genre aksi, khususnya yang berkaitan dengan seni bela diri dalam negeri, bisa lebih mempunyai tempat di industri perfilman Tanah Air.

Menurutnya, saat ini belum terlalu banyak rumah produksi yang punya fokus khusus pada seni bela diri di Indonesia. Di sisi lain, genre aksi belum terlalu masif diproduksi. Jika ada, kerap kali hanya keluar sebatas bumbu belaka. 

Lewat Uwais Pictures, dirinya ingin mengenalkan wajah bela diri Indonesia secara lebih dalam lewat genre aksi. Menurutnya, potensi genre ini berkembang di Indonesia sangatlah besar.

“Uwais Pictures didirikan karena kami ingin memproduksi film action yang berkualitas. Action bukan hanya sekadar menjadi bumbunya, tetapi juga menjadi core dari filmnya,” ujar Iko kepada Hypeabis.id.

Dengan support system yang ada di rumah produksinya, Iko percaya film aksi yang diproduksinya akan memberi dampak besar, terutama dengan memperkenalkan budaya bela diri asal Indonesia, salah satunya pencak silat.


Jalan Panjang Uwais Pictures

 
Chairman Uwais Pictures Iko Uwais (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Meski peluncurannya baru dilakukan sekarang, Iko menyebut embrio Uwais Pictures sebenarnya telah terbentuk lama. Semua bermula dari 2017, satu peristiwa sederhana ketika dirinya tengah ngopi-ngopi dan meeting dengan Ryan Santoso, kolega yang menemani karier-karier awalnya.

Saat itu, setelah terlibat dengan berbagai film-film blockbuster, baik dari Indonesia maupun global, Iko dan Ryan mencetuskan ide untuk membuat rumah produksi sendiri. Akan tetapi, dia menyebut ide tetap butuh pematangan agar siap dipetik.

“Ternyata, mimpi yang telah lama ada ini, waktunya baru bisa terwujud sekarang. Jadi, ini bukan sesuatu yang menggebu-gebu atau terburu-buru, dan memang mungkin sekaranglah waktu yang tepat untuk melakukannya,” jelasnya.

Setelah lebih dari 15 tahun berkecimpung di dunia film, reputasi Iko memang terus menanjak. Namanya tak hanya harum di dalam sinema Indonesia, tapi juga global. Koneksi ini yang dirasa Iko menyebut ‘ini waktu yang tepat’.

Sementara itu, Chief Executive Producer Ryan Santoso mengatakan nama besar Iko Uwais di dunia sinema laga akan menjadi pintu masuk yang menarik bagi rumah produksinya. Pasalnya, reputasi yang dibangun bertahun-tahun itu, kini akan menemukan bentuk baru. 

Ryan mengatakan Iko kini tak hanya lagi menjadi seorang aktor, tetapi juga berkontribusi di balik layar. Dalam rumah produksi ini, Iko pun akan menjajal peran baru sebagai seorang sutradara di salah satu film yang akan dirilis. 

Menurutnya, sejauh ini, respons sejumlah studio di Hollywood terhadap rumah produksi ini sangat baik. Sejumlah pembicaraan sudah dimulai, terutama untuk rencana produksi ke depan. 

“Uwais Pictures akan jadi perusahaan produksi yang akan memiliki berbagai lini seperti pembiayaan film, pengembangan, packaging services film, dan memproduksi film-film laga yang berdampak besar,” imbuhnya.

Dengan jaringan internasional yang besar, film-film di Uwais Pictures juga tak akan menyasar pasar dalam negeri saja. Akan tetapi, dirinya akan berkolaborasi dengan distributor luar untuk turut melebarkan wajah film laga Indonesia ke kancah global.


Fokus Genre Aksi & Laga

 
Chairman Uwais Pictures Iko Uwais (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Peluncuran Uwais Pictures menandai babak baru dalam karier Iko Uwais, yang telah mendapatkan pujian dari dunia internasional dengan kemampuan seni bela diri dan aktingnya. Iko mengatakan rumah produksi ini akan menjadi wahana baru baginya menumpahkan ide-ide liar yang selama ini belum tereksekusi.

Menurutnya, Uwais Pictures seperti arena bermain, sebuah tempat yang menuntun kreativitasnya diuji. Dirinya mengatakan visinya membuat PH baru ini ialah untuk mendobrak batasan dan menciptakan film yang inovatif.

“Fokus saya di sini akan secara spesifik ke action. Sejauh ini, belum ada kepikiran yang lain sih. Walau tidak menutup kemungkinan akan ada kolaborasi,” ungkapnya.

Menurutnya, eksplorasi yang lebih dalam di rumah produksinya memang akan ke arah laga. Pihaknya akan meramu film-film yang mengedepankan action fight yang kuat, hand combat, hingga martial art.

Kendati demikian, Iko menyebut genre laga sebenarnya punya sifat yang cukup lentur. Dia bisa masuk ke dalam genre drama, romansa, komedi, dan sebagainya. Hanya saja, jika akan mengarah ke sana, Iko memilih untuk menjalin koproduksi.

Hal ini dirasa penting olehnya. Sebab, Iko merasa komedi maupun romansa bukanlah bidang yang dikuasai olehnya. Untuk alasan itu, dia perlu partner lain agar proses eksekusinya pun bisa menjadi lebih matang.

Saat ini, Uwais Pictures telah menyelesaikan produksi dua film layar lebar pertamanya, Ikatan Darah dan Timur pada 2024. Melalui dua film tersebut, Iko Uwais dan Uwais Pictures siap untuk meneruskan kesuksesan secara global setelah The Raid: Redemption (2011), The Raid 2 (2014), dan The Night Comes for Us (2018). 

Baca juga: Produser Aoura Lovenson: Budaya Unik Penonton Topang Industri Film di Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Festival Seabad Pramoedya Ananta Toer Siap Dihelat di Blora, Jawa Tengah

BERIKUTNYA

Lukisan Raden Saleh Terjual dengan Harga Fantastis di Balai Lelang Sotheby's Singapore

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: