Lukisan Raden Saleh Terjual dengan Harga Fantastis di Balai Lelang Sotheby's Singapore
21 January 2025 |
22:39 WIB
Prasetyo Agung Ginanjar
Jurnalis Hypeabis.id
Lukisan karya Raden Saleh kembali membuat geger jagat seni rupa Asia. Belum lama ini, dua lukisan langka seniman kenamaan itu, yang belum pernah dipamerkan ke publik berhasil terjual dengan harga fantastis di rumah lelang Sotheby's Singapore.
Dalam acara pelelangan yang berlangsung seiring perhelatan Singapore Art Week itu, dua lukisan yang bertajuk Javanese Landscape: View of Merbabu and Merapi, dan Javanese Landscape: View of Talagabodas terjual dengan harga Rp24,4 miliar, dan Rp7,7 miliar.
Lukisan pertama, terjual hampir mendekati taksiran tertinggi dari balai lelang yang awalnya diprediksi bakal mencapai Rp26 miliar. Sedangkan, lukisan kedua berhasil terjual dua kali lipat lebih tinggi dari taksiran awal yang berkisar Rp1,5 miliar hingga Rp3,3 miliar.
Baca juga: Cek Profil 5 Maestro Lukis Indonesia yang Mendunia, Ada Raden Saleh hingga Basoeki Abdullah
Jasmine Prasetio, Managing Director, Asia Tenggara, Sotheby's mengatakan bahwa terjualnya lukisan Raden Saleh dan sejumlah karya lain menjadi bukti bahwa geliat seni rupa masih berlangsung di kawasan Asia. Kegiatan ini juga menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dari para kolektor seni.
"Permintaan yang kuat untuk Asia Tenggara tercermin dalam hasil yang baik saat kami menyelesaikan lelang yang menetapkan tolok ukur di negara-kota tersebut. Ini juga menandai sorotan lelang bagi para seniman perintis dari kawasan tersebut," katanya dalam siaran tertulis.
Lebih lanjut, di mengungkap selain karya Raden Saleh, ada juga sejumlah karya lain dari seniman Indonesia yang juga terjual dengan harga fantastis di pelelangan tersebut. Di antaranya adalah karya dari Christine Ay Tjoe’s, S.Sudjojono dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih.
Berbeda dari karya dua tahun sebelumnya yang dilelang dengan harga Rp14,5 miliar, kali ini lukisan Ay Tjoe bertajuk Lights for the Layer (2011) berhasil terjual dengan harga Rp34,7 miliar. Masih mengetengahkan gaya abstrak, lukisan ini didominasi palet merah, coklat, dan warna monokrom.
Sementara itu, lukisan karya S.Sudjojono dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih yang masing-masing berjudul The Indestructible Desert (1976), dan Musik Mengusir Buta Kala (c.1977) juga dinilai dengan harga selangit. Lukisan pertama ditaksir dari Rp8 miliar sampai Rp23 miliar, dan yang kedua Rp2,4 miliar sampai Rp6,1 miliar.
"Rekor lelang baru diraih oleh tiga seniman wanita pelopor [di kawasan Asia] yakni seniman Kim Lim, Christine Ay Tjoe, dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih yang terjual untuk kolektor Singapura dan Vietnam," imbuhnya.
Raden Saleh Syarif Bustaman merupakan maestro lukis asal Terboyo, Semarang, Jawa Tengah. Dia lahir antara 1807-1814 dari pasangan Mas Adjeng Zarip Hoesen dan Sayid Husein bin Alwi bin Awal, Bupati Terboyo pada waktu itu.
Sejak belia, Raden Saleh memang sudah berbakat dalam seni lukis. Dia lalu nyantrik pada Antoine A.J. Payen seorang pelukis dari Belgia pada masa kolonial, yang kemudian menyuruh Raden Saleh untuk mengembangkan diri ke Eropa.
Dikutip dari laman Kemdikbud, Raden Saleh bertolak ke Belanda pada 1829. Di sana dia belajar melukis potret pada Cornelis Kruseman dan panorama pada Andries Schelfhout. Tak hanya itu, dia juga belajar ilmu yang lain di Belanda, termasuk bahasa dan yang lain.
Sekembalinya dari Belanda pada 1851 Raden Saleh semakin dikenal sebagai pelukis yang masyhur dengan karya-karya terkenal. Beberapa di antaranya adalah Penangkapan Pangeran Diponegoro, Harimau Minum, Perkelahian dengan Singa, dan Berburu Banteng.
Baca juga: Bukan Hanya Penangkapan Pangeran Diponegoro, Ini 3 Lukisan Ikonik Karya Raden Saleh
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dalam acara pelelangan yang berlangsung seiring perhelatan Singapore Art Week itu, dua lukisan yang bertajuk Javanese Landscape: View of Merbabu and Merapi, dan Javanese Landscape: View of Talagabodas terjual dengan harga Rp24,4 miliar, dan Rp7,7 miliar.
Lukisan pertama, terjual hampir mendekati taksiran tertinggi dari balai lelang yang awalnya diprediksi bakal mencapai Rp26 miliar. Sedangkan, lukisan kedua berhasil terjual dua kali lipat lebih tinggi dari taksiran awal yang berkisar Rp1,5 miliar hingga Rp3,3 miliar.
Baca juga: Cek Profil 5 Maestro Lukis Indonesia yang Mendunia, Ada Raden Saleh hingga Basoeki Abdullah
Jasmine Prasetio, Managing Director, Asia Tenggara, Sotheby's mengatakan bahwa terjualnya lukisan Raden Saleh dan sejumlah karya lain menjadi bukti bahwa geliat seni rupa masih berlangsung di kawasan Asia. Kegiatan ini juga menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dari para kolektor seni.
"Permintaan yang kuat untuk Asia Tenggara tercermin dalam hasil yang baik saat kami menyelesaikan lelang yang menetapkan tolok ukur di negara-kota tersebut. Ini juga menandai sorotan lelang bagi para seniman perintis dari kawasan tersebut," katanya dalam siaran tertulis.
Lebih lanjut, di mengungkap selain karya Raden Saleh, ada juga sejumlah karya lain dari seniman Indonesia yang juga terjual dengan harga fantastis di pelelangan tersebut. Di antaranya adalah karya dari Christine Ay Tjoe’s, S.Sudjojono dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih.
Berbeda dari karya dua tahun sebelumnya yang dilelang dengan harga Rp14,5 miliar, kali ini lukisan Ay Tjoe bertajuk Lights for the Layer (2011) berhasil terjual dengan harga Rp34,7 miliar. Masih mengetengahkan gaya abstrak, lukisan ini didominasi palet merah, coklat, dan warna monokrom.
Sementara itu, lukisan karya S.Sudjojono dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih yang masing-masing berjudul The Indestructible Desert (1976), dan Musik Mengusir Buta Kala (c.1977) juga dinilai dengan harga selangit. Lukisan pertama ditaksir dari Rp8 miliar sampai Rp23 miliar, dan yang kedua Rp2,4 miliar sampai Rp6,1 miliar.
"Rekor lelang baru diraih oleh tiga seniman wanita pelopor [di kawasan Asia] yakni seniman Kim Lim, Christine Ay Tjoe, dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih yang terjual untuk kolektor Singapura dan Vietnam," imbuhnya.
Raden Saleh Syarif Bustaman merupakan maestro lukis asal Terboyo, Semarang, Jawa Tengah. Dia lahir antara 1807-1814 dari pasangan Mas Adjeng Zarip Hoesen dan Sayid Husein bin Alwi bin Awal, Bupati Terboyo pada waktu itu.
Sejak belia, Raden Saleh memang sudah berbakat dalam seni lukis. Dia lalu nyantrik pada Antoine A.J. Payen seorang pelukis dari Belgia pada masa kolonial, yang kemudian menyuruh Raden Saleh untuk mengembangkan diri ke Eropa.
Dikutip dari laman Kemdikbud, Raden Saleh bertolak ke Belanda pada 1829. Di sana dia belajar melukis potret pada Cornelis Kruseman dan panorama pada Andries Schelfhout. Tak hanya itu, dia juga belajar ilmu yang lain di Belanda, termasuk bahasa dan yang lain.
Sekembalinya dari Belanda pada 1851 Raden Saleh semakin dikenal sebagai pelukis yang masyhur dengan karya-karya terkenal. Beberapa di antaranya adalah Penangkapan Pangeran Diponegoro, Harimau Minum, Perkelahian dengan Singa, dan Berburu Banteng.
Baca juga: Bukan Hanya Penangkapan Pangeran Diponegoro, Ini 3 Lukisan Ikonik Karya Raden Saleh
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.