Penulis Ika Natassa dalam acara peluncuran novel Satine di Plaza Indonesia Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Cerita Ika Natassa Garap Novel Satine, Ditulis Lewat Handphone

13 January 2025   |   11:10 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Penulis Ika Natassa kembali menambah daftar panjang karya sastranya dengan merilis novel anyar berjudul Satine. Buku ini menjadi karya pertamanya selama hampir tiga tahun terakhir, setelah novel Heartbreak Motel yang diluncurkannya pada 2022.
 
Menjadi buku kesebelas, novel Satine menawarkan kisah yang tidak hanya menggugah, tetapi juga membedah emosi terdalam manusia tentang kesepian lewat dua karakter utama yakni Satine dan Ash. Sebuah bacaan yang mengajak pembaca merenungkan peran takdir dalam kehidupan. 

Baca juga: Ika Natassa Luncurkan Novel Satine, Angkat Kisah Personal Tentang Kesepian
 
Ika Natassa bercerita proses pengerjaan novel Satine memakan waktu sekitar 2 tahun, yang dimulai sejak awal 2022. Menariknya, lantaran kesibukannya bekerja di dunia perbankan dan beberapa projek film, dia menulis novel Satine lewat fitur Notes yang ada di gawai pintarnya. 
 
Kepada beberapa rekan media, Ika menunjukkan draf-draf tulisan novel Satine yang tercatat di fitur tersebut. Ada sebanyak 194 draf tulisan yang telah dia buat lewat fitur itu, hingga akhirnya resmi diterbitkan dalam bentuk buku cetak lewat penerbit Gramedia Pustaka Utama.
 
"Jadi secara keseluruhan isi buku nulisnya pake Notes, baru kemudian aku pindahin ke [Microsoft] Word gitu. Karena yang pas weekend mau berhadapan dengan laptop lagi udah mumet kan, jadi aku lebih milih kaya selonjoran di sofa terus ngetik-ngetik alhamdulillah jadi satu buku," katanya saat ditemui di acara peluncuran novel Satine di Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (11/1/2025).
 

Penulis Ika Natassa dalam acara peluncuran novel Satine di Plaza Indonesia Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Penulis Ika Natassa dalam acara peluncuran dan talkshow novel Satine di Plaza Indonesia Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Dalam menggarap novel Satine, Ika mengaku tidak menetapkan jadwal tertentu yang terstruktur untuk menulis. Terlebih, pihak penerbit juga tidak memberikan deadline kepada dirinya, sehingga dia tetap memprioritaskan pekerjaannya sebagai bankir, baru kemudian menulis di waktu senggangnya seperti akhir pekan. 
 
Hal itu lah yang membuat novel-novel yang ditulisnya relatif memakan waktu beberapa tahun. Critical Eleven misalnya yang digarapnya selama 3,5 tahun.
 
"Aku kalau nulis itu biasanya Sabtu pagi, jadi sarapan, olahraga, abis itu santai dan nulis. Mungkin sampai jam 12 siang terus aku makan, dan kalo lagi ada ide ya lanjut nulis. Kalo enggak ya aku pergi nonton, main. Jadi enggak pernah ada set time seperti beberapa penulis lain yang pake waktu kerja, tiap hari harus nulis. Kalo aku enggak, bebasin aja," ucapnya. 
 
Penulis kelahiran Medan itu mengungkapkan tantangan utama dalam menggarap novel Satine ialah mengeksplorasi tentang perasaan kesepian yang menjadi tema sentral dalam karyanya. 

Menurutnya, selama ini banyak orang yang mungkin malu mengakui bahwa dirinya kesepian. Padahal, kesepian adalah sesuatu yang sangat akrab dengan banyak orang, baik yang masih single ataupun yang sudah berpasangan.
 
"Tapi disini aku sengaja mengeksplorasi tema tersebut karena pengen mengajak temen-temen yang selama ini menyembunyikan rasa yang sama, merasa punya teman di buku itu. Punya seorang sahabat yang ternyata mengalami hal yang sama. Disini aku bikin bahwa cara tokohnya untuk berdamai dengan kesepian itu dengan cara yang tidak konvensional, memakai dating agency," ucapnya. 
 

Penulis Ika Natassa dalam acara peluncuran novel Satine di Plaza Indonesia Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Penulis Ika Natassa dalam acara peluncuran novel Satine di Plaza Indonesia Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Novelis berusia 47 tahun itu menuturkan bahwa cerita yang dia tuangkan terinspirasi dari pengalaman personalnya serta hasil pengamatan terhadap orang-orang di sekitarnya. Menurutnya, banyak orang akan menemukan satu titik ketika sadar bahwa dirinya merasa kesepian, tidak bisa berbagi sesuatu yang dia rasakan dengan orang lain. 
 
"Mungkin kita enggak sadar kan kita kapan kesepiannya, karena hidup kita kan terus penuh dengan beragam kesibukan. Tapi saat kita duduk sendiri akhirnya sadar kalau kita merasakan itu. And it's okay, yang penting kan gimana supaya kita bisa tetap menemukan bahagia, bagaimana pun caranya," tuturnya.
 
Seperti judulnya, novel Satine akan mengikuti kisah hidup tokoh bernama Satine yang runtuh saat dia menyadari dirinya tidak lebih dari sekadar perempuan kesepian. Dalam kenekatan seseorang yang selalu bisa menyelesaikan apa pun dalam hidupnya, Satine menemukan solusi yang mempertemukannya dengan lelaki asing, Ash. 
 
Hubungan yang mereka mulai dengan keterikatan kontrak di atas kertas dan harus tunduk pada aturan, ternyata tunduk pada gejolak perasaan mereka sendiri. Lalu terjadilah peristiwa demi peristiwa yang menghadirkan pertanyaan: “Jika semua hal di muka bumi ini diatur oleh takdir, apakah pertemuan dan perpisahan juga harus takluk pada takdir?”. 
 
Ika Natassa adalah penulis yang dikenal berkat karya-karya novel best seller seperti Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), Critical Eleven (2015), The Architecture of Love (2016), dan Heartbreak Motel (2022).

Baca juga: Menilik Proses Penggarapan Naskah Sutradara Edwin & Novelis Eka Kurniawan di Film Monster Pabrik Rambut

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Jadwal Perayaan Cap Go Meh 2025, Sejarah & Peringatannya di Indonesia

BERIKUTNYA

Hypereport: Fenomena Gig Economy dan Pengaruhnya di Pasar Tenaga Kerja

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: