Tangkap Peluang Kerja Bagi Ibu Rumah Tangga pada Era AI
06 January 2025 |
21:30 WIB
Perkembangan dunia digital dan masifnya teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa peluang baru bagi kaum perempuan. Khususnya bagi Ibu rumah tangga memiliki potensi besar untuk memaksimalkan peran mereka dalam membidik berbagai kerja kreatif di ruang-ruang maya.
CEO Ibu Punya Mimpi, Marisa Paramita mengatakan bahwa perempuan memiliki peluang besar untuk berkarya di berbagai bidang termasuk ranah digital. Sebab, selain karena lebih fleksibel, mereka juga dapat menyeimbangkan pekerjaan dengan tanggung jawab keluarga.
Baca juga: Urgensi Mendukung Peran Perempuan Indonesia pada Era Digitalisasi dan AI
Namun, infrastruktur yang belum merata membuat ibu rumah tangga kerap terlambat dalam menyadari potensi tersebut. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan digital diperlukan agar dapat memperkuat posisi mereka dalam dunia digital yang terus berubah.
"Pemberdayaan ibu rumah tangga dalam dunia digital memang dapat membuka banyak peluang, baik untuk karier maupun untuk pengembangan diri, dan akhirnya akan memberikan efek kepada pola pengasuhan yang positif," katanya.
Berdasarkan Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (komdigi), Status Literasi Digital di Indonesia pada 2023 berada di level 3,65 dari skala 1-5 poin. Indeks ini juga terus meningkat dari tahun 2021 yang hanya mencapai 3,49 poin.
Namun, jika dilihat berdasarkan gender, literasi digital perempuan umumnya belum setara dengan laki-laki. Sebanyak 55 persen responden laki-laki memiliki proporsi literasi digital lebih tinggi, sedangkan proporsi responden perempuan hanya meraih skor 45 persen.
Padahal menurut Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021, persentase perempuan yang menggunakan internet lebih tinggi daripada laki-laki, yaitu 56,6 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa perempuan Indonesia telah memiliki akses ke teknologi, yang kini terus bertansformasi.
Sebagai perempuan yang bergerak di usaha digital, Marisa menyarankan agar ibu rumah tangga yang baru masuk ke sektor digital agar mengevaluasi minat dan keterampilan yang dimiliki. Jika masih bingung, dia juga menyarankan untuk mengikuti berbagai pelatihan digital agar melek teknologi.
"Saat ini profesi digital yang paling populer di kalangan ibu-ibu termasuk asisten virtual freelance, content creator, dan digital writer. Sebab profesi-profesi ini juga menawarkan fleksibilitas dan kesempatan untuk bekerja dari rumah," imbuhnya.
Terpisah, CEO My Skill, Angga Fauzan mengatakan bahwa permintaan terkait pelatihan digital di kalangan ibu rumah tangga juga terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Momen tersebut tak bisa dilepaskan dengan banyaknya platform e-commerce atau media sosial yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi.
Adapun, untuk mengatasi kendala infrastruktur, pihaknya juga menyediakan berbagai variasi pelatihan baik online maupun offline. Lewat berbagai program inilah Angga berharap dapat meningkatkan literasi digital ibu rumah tangga, termasuk memantik mereka untuk memulai bisnis dari rumah.
"Untuk mengatasi kendala literasi digital, memang kita perlu memulai dari hal mendasar yakni cara mengakses dan mempelajari informasi yang ada di internet, hingga memanfaatkannya untuk keperluan yang baik, khususnya di kalangan ibu rumah tangga," katanya.
Baca juga: BPS: Angka TPAK Perempuan Meningkat, Indikasi Semakin Banyak Perempuan Independen
Berdasarkan pengalamannya, tantangan terbesar untuk memaksimalkan potensi ibu rumah tangga di ranah digital adalah mereka belum cukup sabar untuk mempelajari hal baru. Selain infrastruktur yang belum memadai, keleluasaan waktu dan ketelitian juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap proses tersebut.
"Kami berusaha menyediakan berbagai topik pelatihan yang bisa diakses dengan beragam kondisi device, konektivitas maupun lokasi. Dengan demikian, kami bisa turut memberdayakan mereka melalui penguasaan skill dan jaringan sehingga lebih sustainable," katanya.
Editor: Fajar Sidik
CEO Ibu Punya Mimpi, Marisa Paramita mengatakan bahwa perempuan memiliki peluang besar untuk berkarya di berbagai bidang termasuk ranah digital. Sebab, selain karena lebih fleksibel, mereka juga dapat menyeimbangkan pekerjaan dengan tanggung jawab keluarga.
Baca juga: Urgensi Mendukung Peran Perempuan Indonesia pada Era Digitalisasi dan AI
Namun, infrastruktur yang belum merata membuat ibu rumah tangga kerap terlambat dalam menyadari potensi tersebut. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan digital diperlukan agar dapat memperkuat posisi mereka dalam dunia digital yang terus berubah.
"Pemberdayaan ibu rumah tangga dalam dunia digital memang dapat membuka banyak peluang, baik untuk karier maupun untuk pengembangan diri, dan akhirnya akan memberikan efek kepada pola pengasuhan yang positif," katanya.
Berdasarkan Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (komdigi), Status Literasi Digital di Indonesia pada 2023 berada di level 3,65 dari skala 1-5 poin. Indeks ini juga terus meningkat dari tahun 2021 yang hanya mencapai 3,49 poin.
Namun, jika dilihat berdasarkan gender, literasi digital perempuan umumnya belum setara dengan laki-laki. Sebanyak 55 persen responden laki-laki memiliki proporsi literasi digital lebih tinggi, sedangkan proporsi responden perempuan hanya meraih skor 45 persen.
Padahal menurut Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021, persentase perempuan yang menggunakan internet lebih tinggi daripada laki-laki, yaitu 56,6 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa perempuan Indonesia telah memiliki akses ke teknologi, yang kini terus bertansformasi.
Pedagang pakaian baju wanita di Pasar Tanah Abang Blok A sedang melakukan penjualan secara live di TikTok Shop (sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)
"Saat ini profesi digital yang paling populer di kalangan ibu-ibu termasuk asisten virtual freelance, content creator, dan digital writer. Sebab profesi-profesi ini juga menawarkan fleksibilitas dan kesempatan untuk bekerja dari rumah," imbuhnya.
Terpisah, CEO My Skill, Angga Fauzan mengatakan bahwa permintaan terkait pelatihan digital di kalangan ibu rumah tangga juga terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Momen tersebut tak bisa dilepaskan dengan banyaknya platform e-commerce atau media sosial yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi.
Adapun, untuk mengatasi kendala infrastruktur, pihaknya juga menyediakan berbagai variasi pelatihan baik online maupun offline. Lewat berbagai program inilah Angga berharap dapat meningkatkan literasi digital ibu rumah tangga, termasuk memantik mereka untuk memulai bisnis dari rumah.
"Untuk mengatasi kendala literasi digital, memang kita perlu memulai dari hal mendasar yakni cara mengakses dan mempelajari informasi yang ada di internet, hingga memanfaatkannya untuk keperluan yang baik, khususnya di kalangan ibu rumah tangga," katanya.
Baca juga: BPS: Angka TPAK Perempuan Meningkat, Indikasi Semakin Banyak Perempuan Independen
Berdasarkan pengalamannya, tantangan terbesar untuk memaksimalkan potensi ibu rumah tangga di ranah digital adalah mereka belum cukup sabar untuk mempelajari hal baru. Selain infrastruktur yang belum memadai, keleluasaan waktu dan ketelitian juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap proses tersebut.
"Kami berusaha menyediakan berbagai topik pelatihan yang bisa diakses dengan beragam kondisi device, konektivitas maupun lokasi. Dengan demikian, kami bisa turut memberdayakan mereka melalui penguasaan skill dan jaringan sehingga lebih sustainable," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.