Hypeprofil Teuku Dharul Bawadi: Membawa Kopi Aceh ke Panggung Dunia
23 December 2024 |
13:30 WIB
Dengan niat yang mulia terhadap para petani kopi di Aceh, Teuku Dharul Bawadi mendirikan usaha Bawadi Coffee. Pria asal Aceh ini memberikan nilai tambah terhadap produk kopi yang dihasilkan oleh para petani, tak cuma membawanya ke penjuru daerah di Indonesia, tapi ke berbagai negara di dunia.
Berbicara tentang kopi, saat ini banyak orang dari berbagai kalangan menyukai minuman yang identik dengan warna hitam tersebut. Tidak hanya orang tua, kopi juga menjadi salah satu gaya hidup banyak generasi muda.
Tidak heran, banyak produk minuman kopi bermunculan di dalam negeri. Selain memiliki rasa yang nikmat, kopi juga menjadi “teman” sempurna ketika kumpul-kumpul atau melakukan aktivitas di atas meja.
Baca juga: Hypeprofil Satria Gunawan: Mendorong Teh Indonesia Digdaya di Negeri Sendiri
Di Indonesia, salah satu pelaku usaha yang berhasil merasakan nikmatnya bisnis kopi adalah Teuku Dharul Bawadi. Pria asal Aceh itu berhasil membawa kopi dari daerahnya ke banyak negara.
Pria yang kerap disapa Teuku itu mengungkapkan bahwa alasan awal mendirikan Bawadi Coffee pada 2015 adalah rasa prihatin kepada petani kopi yang ada di Aceh, karena harus menjual produknya dengan harga yang murah.
Dia pun berpikir cara untuk membuat harga kopi menjadi lebih tinggi, dan menemukan salah satu jalan keluar atas masalah tersebut, yakni menciptakan industri yang dapat memberikan nilai tambah terhadap kopi yang dihasilkan oleh para petani.
“Dengan adanya industri, saya bisa membeli harga lebih bagus kepada petani sehingga bisa menyejahterakan sebagian petani yang menjadi binaan kami selama ini,” katanya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu di Jakarta.
Teuku merasa prihatin dengan kondisi petani lantaran melihat potensi kopi Aceh yang sangat besar lantaran diminati oleh pasar internasional. Salah satu merek kopi yang sangat terkenal di dunia juga menggunakan kopi asal Aceh untuk produknya.
Dengan kenyataan itu, dia memulai usaha Bawadi Coffee, dengan menggandeng tiga petani kopi yang ada di Aceh dan memanfaatkan kebun kopi yang dimiliki meski tidak luas. Usaha yang dijalani tidak berjalan mulus. Dia harus menghadapi berbagai macam tantangan dalam mengembangkan usahanya tersebut, seperti memperkenalkan produk Bawadi Coffee.
Sebagai merek baru, Teuku mengalami kesulitan untuk mengenalkan kopi yang dihasilkannya. Dia pun memutar otak untuk menjual produk dari para petani kopi Aceh tersebut dengan berbagai cara – termasuk ikut dalam berbagai pameran.
Dengan ragam usaha yang dilakukan, produk Bawadi Coffee akhirnya mulai diterima oleh pasar. Tidak hanya dari dalam negeri, kopi Gayo Aceh yang dihasilkannya juga menjadi kesukaan para penikmat minuman tersebut di banyak negara.
Saat ini, produk Bawadi Coffee sudah terjual ke berbagai penikmat kopi yang ada di 21 negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Qatar, Turki, Swiss, dan sebagainya. “Saya baru pulang juga pameran dari Swiss, Belanda, Italia, dan Perancis,” ujarnya.
Produk-produk kopi Bawadi Coffee yang dikirim ke berbagai negara dalam berbagai bentuk, dari kemasan yang sudah siap olah sampai green bean. Pada Oktober 2024, dia juga telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/Mou) dengan salah satu perusahaan di Swiss yang akan bertindak sebagai distributor mereka di negara itu.
Sementara di pasar dalam negeri, kopi Bawadi Coffee sudah berada di berbagai macam toko ritel, dengan total tersedia di sekitar 850 toko.
Pria yang lahir di Aceh Jaya tersebut mengungkapkan bahwa kopi yang dihasilkannya memiliki perbedaan dengan produk dari produsen lain. Salah satunya adalah sertifikat organik internasional, sehingga membuat kopi yang dihasilkan memiliki nilai tawar yang lebih tinggi.
Saat ini, Bawadi Coffee juga tercatat telah memiliki berbagai macam produk kopi dengan beragam ukuran, mulai dari 100 gram sampai 500 gram. Adapun, produk yang dihasilkan seperti Arabica Blend, yakni kopi yang dihasilkan dari campuran biji kopi Arabica dan rempah-rempah.
Produk tersebut diracik khusus menggunakan kopi dari single origin yang berbeda, sehingga menghasilkan profil rasa dan bodi yang spesifik, dengan ciri khas rasa asam dan tekstur yang halus.
Contoh lainnya adalah Robusta Gold, yakni kopi dengan rasa yang kuat, berkarakter, dan memiliki kandungan kafein tinggi. Kopi ini terbuat dari 100 persen biji kopi Robusta dengan rasa pahit dan sedikit asam jika dibandingkan dengan Arabica. Harga produk kopi yang ditawarkan pun beragam, dari puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah.
Dalam perjalanannya, usaha Bawadi Coffee juga menerima penghargaan Indonesia Highly Recommended Product & Brand Awards 2019-2020 dari Indonesia Awards Center. Dengan kian dikenal pasar dari dalam dan luar negeri, pundi-pundi rupiah mengalir deras. Dari modal awal sebesar Rp30 juta, pendapatan Bawadi Coffee kini mencapai ratusan juta setiap bulannya.
“Per minggu atau per bulan, lebih kurang di atas itu [Rp100 juta],” ujarnya yang enggan memberi tahu dengan pasti omzet yang didapat.
Tidak hanya itu, melalui Bawadi Coffee, Teuku juga telah mempekerjakan puluhan orang dengan usaha yang telah dibangun. Sementara itu, dari 3 petani kopi pada awal perjalanannya, dia kini telah menggandeng koperasi yang membawahi sekitar 1.500 petani.
Baca juga: Hypeprofil Desainer Ratri WK: Ajak Penyandang Down Syndrome Membatik Shibori di KamaKu
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berbicara tentang kopi, saat ini banyak orang dari berbagai kalangan menyukai minuman yang identik dengan warna hitam tersebut. Tidak hanya orang tua, kopi juga menjadi salah satu gaya hidup banyak generasi muda.
Tidak heran, banyak produk minuman kopi bermunculan di dalam negeri. Selain memiliki rasa yang nikmat, kopi juga menjadi “teman” sempurna ketika kumpul-kumpul atau melakukan aktivitas di atas meja.
Baca juga: Hypeprofil Satria Gunawan: Mendorong Teh Indonesia Digdaya di Negeri Sendiri
Produk Bawadi Coffee (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Eusebio Chrysnamurti)
Pria yang kerap disapa Teuku itu mengungkapkan bahwa alasan awal mendirikan Bawadi Coffee pada 2015 adalah rasa prihatin kepada petani kopi yang ada di Aceh, karena harus menjual produknya dengan harga yang murah.
Dia pun berpikir cara untuk membuat harga kopi menjadi lebih tinggi, dan menemukan salah satu jalan keluar atas masalah tersebut, yakni menciptakan industri yang dapat memberikan nilai tambah terhadap kopi yang dihasilkan oleh para petani.
“Dengan adanya industri, saya bisa membeli harga lebih bagus kepada petani sehingga bisa menyejahterakan sebagian petani yang menjadi binaan kami selama ini,” katanya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu di Jakarta.
Teuku merasa prihatin dengan kondisi petani lantaran melihat potensi kopi Aceh yang sangat besar lantaran diminati oleh pasar internasional. Salah satu merek kopi yang sangat terkenal di dunia juga menggunakan kopi asal Aceh untuk produknya.
Dengan kenyataan itu, dia memulai usaha Bawadi Coffee, dengan menggandeng tiga petani kopi yang ada di Aceh dan memanfaatkan kebun kopi yang dimiliki meski tidak luas. Usaha yang dijalani tidak berjalan mulus. Dia harus menghadapi berbagai macam tantangan dalam mengembangkan usahanya tersebut, seperti memperkenalkan produk Bawadi Coffee.
Sebagai merek baru, Teuku mengalami kesulitan untuk mengenalkan kopi yang dihasilkannya. Dia pun memutar otak untuk menjual produk dari para petani kopi Aceh tersebut dengan berbagai cara – termasuk ikut dalam berbagai pameran.
Dengan ragam usaha yang dilakukan, produk Bawadi Coffee akhirnya mulai diterima oleh pasar. Tidak hanya dari dalam negeri, kopi Gayo Aceh yang dihasilkannya juga menjadi kesukaan para penikmat minuman tersebut di banyak negara.
Bawadi Coffee di salah satu pameran di Jakarta (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Eusebio Chrysnamurti)
Produk-produk kopi Bawadi Coffee yang dikirim ke berbagai negara dalam berbagai bentuk, dari kemasan yang sudah siap olah sampai green bean. Pada Oktober 2024, dia juga telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/Mou) dengan salah satu perusahaan di Swiss yang akan bertindak sebagai distributor mereka di negara itu.
Sementara di pasar dalam negeri, kopi Bawadi Coffee sudah berada di berbagai macam toko ritel, dengan total tersedia di sekitar 850 toko.
Pria yang lahir di Aceh Jaya tersebut mengungkapkan bahwa kopi yang dihasilkannya memiliki perbedaan dengan produk dari produsen lain. Salah satunya adalah sertifikat organik internasional, sehingga membuat kopi yang dihasilkan memiliki nilai tawar yang lebih tinggi.
Saat ini, Bawadi Coffee juga tercatat telah memiliki berbagai macam produk kopi dengan beragam ukuran, mulai dari 100 gram sampai 500 gram. Adapun, produk yang dihasilkan seperti Arabica Blend, yakni kopi yang dihasilkan dari campuran biji kopi Arabica dan rempah-rempah.
Produk tersebut diracik khusus menggunakan kopi dari single origin yang berbeda, sehingga menghasilkan profil rasa dan bodi yang spesifik, dengan ciri khas rasa asam dan tekstur yang halus.
Contoh lainnya adalah Robusta Gold, yakni kopi dengan rasa yang kuat, berkarakter, dan memiliki kandungan kafein tinggi. Kopi ini terbuat dari 100 persen biji kopi Robusta dengan rasa pahit dan sedikit asam jika dibandingkan dengan Arabica. Harga produk kopi yang ditawarkan pun beragam, dari puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah.
Dalam perjalanannya, usaha Bawadi Coffee juga menerima penghargaan Indonesia Highly Recommended Product & Brand Awards 2019-2020 dari Indonesia Awards Center. Dengan kian dikenal pasar dari dalam dan luar negeri, pundi-pundi rupiah mengalir deras. Dari modal awal sebesar Rp30 juta, pendapatan Bawadi Coffee kini mencapai ratusan juta setiap bulannya.
“Per minggu atau per bulan, lebih kurang di atas itu [Rp100 juta],” ujarnya yang enggan memberi tahu dengan pasti omzet yang didapat.
Tidak hanya itu, melalui Bawadi Coffee, Teuku juga telah mempekerjakan puluhan orang dengan usaha yang telah dibangun. Sementara itu, dari 3 petani kopi pada awal perjalanannya, dia kini telah menggandeng koperasi yang membawahi sekitar 1.500 petani.
Baca juga: Hypeprofil Desainer Ratri WK: Ajak Penyandang Down Syndrome Membatik Shibori di KamaKu
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.