Hypereport: Cerita Eksplorasi & Inovasi Para Sineas Sepanjang 2024-2025
16 December 2024 |
13:30 WIB
Akhir tahun biasanya menjadi momentum bagi banyak orang untuk berefleksi sekaligus menyusun resolusi tahun depan. Menjelang pergantian tahun, orang-orang akan merayakan pencapaiannya selama setahun terakhir, juga mengevaluasi, plus merancang perbaikan dan target-target yang hendak dicapai selama setahun ke depan.
Demikian pula yang dilakukan oleh para sineas dalam negeri. 2024 menjadi tahun yang menggembirakan bagi pelaku seni perfilman dalam negeri lantaran capaian jumlah penonton film lokal yang melesat pada tahun ini.
Data per 15 Desember 2024 menyebutkan bahwa jumlah penonton Indonesia sudah tembus sebanyak 74 juta orang. Tren positif ini diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun 2024 mencapai 76 juta hingga 80 juta penonton. Mengingat banyaknya film lokal yang dirilis menjelang akhir tahun, dan beberapa judul diantaranya sukses menjadi box office di bioskop.
Capaian ini pun memunculkan optimisme di kalangan sineas lokal. Dengan perolehan jumlah penonton yang gemilang pada 2024, para pelaku industri perfilman siap untuk menatap 2025 dengan penuh optimisme. Melahirkan karya-karya yang segar, beragam, dan dekat dengan penonton Indonesia, sehingga jagat sinema Tanah Air bisa terus berjaya di negerinya sendiri.
Baca juga: Hypereport: Tren Sektor Perfilman 2025, Penuh Keberagaman Cerita & Eksplorasi
Bagi sutradara Joko Anwar, 2024 merupakan tahun yang sangat produktif. Sepanjang tahun ini, dia telah menggarap sejumlah film dan serial, seperti Siksa Kubur yang rilis pada 11 April 2024, serial Nightmares and Daydreams yang tayang di Netflix, serta finalisasi film Pengepungan di Bukit Duri yang dijadwalkan tayang 2025 di bioskop.
Plus, memulai proses syuting Legenda Kelam Malin Kundang, salah satu judul dari empat film yang akan dirilis oleh rumah produksinya, Come and See Pictures, sepanjang 2025-2026 di bioskop. Adapun, ketiga film lainnya termasuk Perkasa Seperti Air, Ghost In The Cell, serta Pengepungan di Bukit Duri.
"Jadi bagi aku pribadi dan bagi Come and See Pictures. [2024] tahun yang sangat produktif. Kita bekerja di situasi perfilman Indonesia yang sangat golden age, jadi semangat banget sih. Tahun yang sangat bersemangat dan inspiring banget. Di perfilman Indonesia kita sekarang udah 74 juta penonton, tertinggi sepanjang sejarah film Indonesia," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Jakarta, belum lama ini.
Di tengah masa keemasan itu, Joko dan Come and See Pictures pun terpacu untuk terus membuat karya sinema yang berbeda, senantiasa berkomitmen untuk sebisa mungkin keluar dari zona nyaman. Baginya, komitmen itu menjadi penting untuk seorang kreator agar bisa terus berkembang.
"Kita enggak mau ngulang sesuatu yang sudah proven laku atau orang suka. Enggak mau sekadar mengulang. Dan kita enggak ngikutin, sekarang lagi horor, kita enggak bikin horor, tapi malah buat Pengepungan di Bukit Duri, Legenda Kelam Malin Kundang, Perkasa Seperti Air, dan Ghost Cell yang sangat beda dari horor yang pernah kita lakukan," ucapnya.
Begitupun untuk 2025. Sebagai sutradara, Joko akan menyuguhkan dua karya film terbarunya yakni Perkasa Seperti Air dan Ghost In Cell. Dua film itu baginya menjadi semacam pembuktian lagi bahwa sebagai filmmaker, dirinya tidak ingin terjebak di zona nyaman. Dia selalu ingin memberikan karya yang segar dan relevan kepada penonton film Indonesia.
Perkasa Seperti Air merupakan film coming of age yang akan mengikuti perjalanan dua orang anak menuju dewasa dengan cerita yang sangat personal. Skenario film ini telah digarap oleh Joko Anwar sejak 2007. Ini akan menjadi film coming of age pertama yang ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar.
Sementara Ghost In The Cell adalah film horor komedi yang juga ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar. Film ini akan mengangkat para tahanan yang menjadi hantu di dalam bui. Karya ini juga menjadi kali pertama bagi Joko Anwar menggarap sinema horor komedi.
"Kami percaya kalau ada pembaruan dari segi story telling dalam setiap film dan series yang dibuat, itu akan memperluas filmmaker lain untuk bisa berkarya. Jadi tidak terkungkung disitu-situ saja," kata sutradara berusia 48 tahun itu.
Baca juga: Hypereport: Industri Film Kiwari, Masih Banyak PR Meski Bertaji
"Bagi aku, 2024 itu banyak inovasi yang coba kami bikin, mencari formula yang paling tepat. Berkarya terus, jangan mengulang kesalahan yang sama, jangan mengulang konten yang sama. Kita pengen membuat film yang lebih engaging lagi, lebih menarik dan menghibur lagi," kata Vice President of Visinema Pictures Cristian Imanuell.
Sepanjang 2024, Visinema juga telah menuai beberapa capaian, di antaranya adalah berkolaborasi dengan rumah produksi KawanKawan Media dalam menggarap film 24 Jam Bersama Gaspar, yang tayang perdana di Festival Film Internasional Busan. Lalu ada film Home Sweet Loan yang sukses menjadi box office di bioskop dengan 1,7 juta penonton.
"Aku jujur senang banget di 2024 karena bekerja sama dengan banyak IP [intelectual property] owner, mulai dari penulis novel, konten kreator, dan media-media lain yang kita eksplorasi," ucapnya.
Diakui oleh Cristian, salah satu tantangan utama sepanjang 2024 bagi Visinema ialah membaca tren pasar penonton film. Hal ini lantaran 2024 merupakan tahun yang cukup penuh dinamika bagi Indonesia, dengan adanya Pemilu dan Pilkada Serentak. Menurutnya, dinamika tersebut membuat tren selera dan minat pasar penonton bergeser.
"Apa yang menjadi concern atau yang dianggap penting oleh penonton itu sudah bergeser, dan enggak bisa dibuat template-nya. Hal itu juga mengubah banyak hal, salah satunya bagaimana cara memperkenalkan sebuah film, sehingga menjadi sebuah karya seni yang ditunggu. Bagaimana caranya orang mengerti tujuan filmnya dan sebagainya," jelasnya.
Belajar dari 2024, 2025 akan menjadi tahun yang penuh inovasi dan eksplorasi lagi bagi Visinema. Salah satunya ialah dengan adanya beberapa kolaborasi yang baru akan dimulai pada tahun depan. Misalnya, Visinema akan merilis film animasi pertamanya berjudul Jumbo yang digarap oleh sutradara Ryan Adriandhy.
Selain itu, akan ada juga beberapa adaptasi novel-novel yang mungkin belum banyak orang tahu tapi memiliki cerita yang menarik, yang akan diangkat menjadi film layar lebar. Termasuk, berkolaborasi dengan penulis-penulis baru berbakat.
"Jadi tahun depan lebih menggembirakan lagi buat Visinema. Ini saatnya kita berkarya. Bukan tentang film siapa yang penontonnya banyak, tapi berlomba-lomba untuk membuat film sebagus mungkin karena penontonnya sudah mau ke bioskop dan mengerti. Sekarang itu quality is number one," tutur dia.
Christian pun berharap jumlah penonton film Indonesia pada 2025 akan semakin tinggi dari tahun ini. Dengan capaian yang menggembirakan ini, dia berharap pemerintah bisa lebih memaksimalkan perfilman sebagai salah satu sub-sektor di industri kreatif yang semakin diperhitungkan perputaran ekonominya.
Baca juga: Hypereport: Menilik Proses Kreatif Pembuatan Film Adaptasi Komik Digital
"Aku sih ngerasanya 2024 itu lumayan menjadi berkah. Karena di awal tahun tuh dibuka dengan non-stop gitu, maksudnya dari proyek satu ke proyek lainnya. Aku sih ngeliatnya 2024 harus menjaga kesehatan, tetap produktif, dan bersyukur," kata aktris berusia 30 tahun itu.
Taskya bercerita tiap proyek film yang dibintanginya pada tahun ini memiliki kesan tersendiri. Dia mengaku sangat menikmati proses syuting di setiap film yang diperankannya. Tak hanya dengan sesama pemain, tetapi juga membangun kedekatan dengan para kru di lokasi syuting, sehingga tercipta chemistry yang baik yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil aktingnya.
Dalam proses syuting film Hutang Nyawa misalnya, Taskya bercerita mengalami proses syuting yang cukup berkesan. Pada salah satu momen, dia sempat merasa telah kehabisan energi sehingga kesulitan untuk menampilkan emosi yang maksimal untuk kebutuhan cerita film.
Di tengah kondisi itu, dia dibantu oleh sinematografer dalam membangun emosi dengan cara sang pengambil gambar ikut menangis, sehingga memberikan bantuan energi tersendiri sebagai mata lensa penonton kepada Taskya sebagai pemain film.
"Kalo bagi dia [sinematografer], dia itu kan matanya penonton. Jadi dia harus ngerasain sebagai penonton sekaligus sebagai karakterku. Jadi dia harus nyatuin semuanya. Makanya dia bilang untuk menjadi matanya penonton dan matanya karakter itu enggak mudah," ucap Taskya.
Bagi Taskya, salah satu hal yang menjadi capaiannya selama 2024 ialah menjajal genre film baru yakni aksi dalam The Shadow Strays. Hal ini menjadi capaian baginya karena akhirnya dia bisa mencicipi genre lain di luar horor, yang menjadi rutinitasnya. Bahkan, sangking seringnya membintangi sinema horor, Taskya dijuluki sebagai Queen of Horror.
Dia pun berharap pada tahun depan, dia bisa mengeksplorasi genre yang berbeda lagi salah satunya drama. "Mungkin kalau target buat karier [di 2025], yang aku pengen incer balik ke drama. Karena aku memulai main film dengan film drama. Ada yang bilang aku cocok untuk [main] dark romance. Jadi, yuk pada manggil aku untuk film drama, terima kasih banyak," katanya sambil tertawa.
Baca juga: Hypereport: 8 Film Hasil Alih Wahana Novel & Komik Digital Terpopuler di Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Demikian pula yang dilakukan oleh para sineas dalam negeri. 2024 menjadi tahun yang menggembirakan bagi pelaku seni perfilman dalam negeri lantaran capaian jumlah penonton film lokal yang melesat pada tahun ini.
Data per 15 Desember 2024 menyebutkan bahwa jumlah penonton Indonesia sudah tembus sebanyak 74 juta orang. Tren positif ini diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun 2024 mencapai 76 juta hingga 80 juta penonton. Mengingat banyaknya film lokal yang dirilis menjelang akhir tahun, dan beberapa judul diantaranya sukses menjadi box office di bioskop.
Capaian ini pun memunculkan optimisme di kalangan sineas lokal. Dengan perolehan jumlah penonton yang gemilang pada 2024, para pelaku industri perfilman siap untuk menatap 2025 dengan penuh optimisme. Melahirkan karya-karya yang segar, beragam, dan dekat dengan penonton Indonesia, sehingga jagat sinema Tanah Air bisa terus berjaya di negerinya sendiri.
Baca juga: Hypereport: Tren Sektor Perfilman 2025, Penuh Keberagaman Cerita & Eksplorasi
Bagi sutradara Joko Anwar, 2024 merupakan tahun yang sangat produktif. Sepanjang tahun ini, dia telah menggarap sejumlah film dan serial, seperti Siksa Kubur yang rilis pada 11 April 2024, serial Nightmares and Daydreams yang tayang di Netflix, serta finalisasi film Pengepungan di Bukit Duri yang dijadwalkan tayang 2025 di bioskop.
Plus, memulai proses syuting Legenda Kelam Malin Kundang, salah satu judul dari empat film yang akan dirilis oleh rumah produksinya, Come and See Pictures, sepanjang 2025-2026 di bioskop. Adapun, ketiga film lainnya termasuk Perkasa Seperti Air, Ghost In The Cell, serta Pengepungan di Bukit Duri.
"Jadi bagi aku pribadi dan bagi Come and See Pictures. [2024] tahun yang sangat produktif. Kita bekerja di situasi perfilman Indonesia yang sangat golden age, jadi semangat banget sih. Tahun yang sangat bersemangat dan inspiring banget. Di perfilman Indonesia kita sekarang udah 74 juta penonton, tertinggi sepanjang sejarah film Indonesia," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Jakarta, belum lama ini.
Sutradara Joko Anwar. (Sumber gambar: Poplicist)
"Kita enggak mau ngulang sesuatu yang sudah proven laku atau orang suka. Enggak mau sekadar mengulang. Dan kita enggak ngikutin, sekarang lagi horor, kita enggak bikin horor, tapi malah buat Pengepungan di Bukit Duri, Legenda Kelam Malin Kundang, Perkasa Seperti Air, dan Ghost Cell yang sangat beda dari horor yang pernah kita lakukan," ucapnya.
Begitupun untuk 2025. Sebagai sutradara, Joko akan menyuguhkan dua karya film terbarunya yakni Perkasa Seperti Air dan Ghost In Cell. Dua film itu baginya menjadi semacam pembuktian lagi bahwa sebagai filmmaker, dirinya tidak ingin terjebak di zona nyaman. Dia selalu ingin memberikan karya yang segar dan relevan kepada penonton film Indonesia.
Perkasa Seperti Air merupakan film coming of age yang akan mengikuti perjalanan dua orang anak menuju dewasa dengan cerita yang sangat personal. Skenario film ini telah digarap oleh Joko Anwar sejak 2007. Ini akan menjadi film coming of age pertama yang ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar.
Sementara Ghost In The Cell adalah film horor komedi yang juga ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar. Film ini akan mengangkat para tahanan yang menjadi hantu di dalam bui. Karya ini juga menjadi kali pertama bagi Joko Anwar menggarap sinema horor komedi.
"Kami percaya kalau ada pembaruan dari segi story telling dalam setiap film dan series yang dibuat, itu akan memperluas filmmaker lain untuk bisa berkarya. Jadi tidak terkungkung disitu-situ saja," kata sutradara berusia 48 tahun itu.
Baca juga: Hypereport: Industri Film Kiwari, Masih Banyak PR Meski Bertaji
Vice President of Visinema Pictures Cristian Imanuell. (Sumber gambar: GoodWork)
Eksplorasi & Inovasi
Tak hanya produktif, 2024 juga menjadi tahun penuh eksplorasi bagi para sineas, salah satunya rumah produksi Visinema Pictures. Sepanjang tahun ini, Visinema setidaknya telah merilis 6 film baik di bioskop maupun layanan streaming termasuk 24 Jam Bersama Gaspar, Heartbreak Motel, Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, Home Sweet Loan, Wanita Ahli Neraka, dan Hutang Nyawa."Bagi aku, 2024 itu banyak inovasi yang coba kami bikin, mencari formula yang paling tepat. Berkarya terus, jangan mengulang kesalahan yang sama, jangan mengulang konten yang sama. Kita pengen membuat film yang lebih engaging lagi, lebih menarik dan menghibur lagi," kata Vice President of Visinema Pictures Cristian Imanuell.
Sepanjang 2024, Visinema juga telah menuai beberapa capaian, di antaranya adalah berkolaborasi dengan rumah produksi KawanKawan Media dalam menggarap film 24 Jam Bersama Gaspar, yang tayang perdana di Festival Film Internasional Busan. Lalu ada film Home Sweet Loan yang sukses menjadi box office di bioskop dengan 1,7 juta penonton.
"Aku jujur senang banget di 2024 karena bekerja sama dengan banyak IP [intelectual property] owner, mulai dari penulis novel, konten kreator, dan media-media lain yang kita eksplorasi," ucapnya.
Diakui oleh Cristian, salah satu tantangan utama sepanjang 2024 bagi Visinema ialah membaca tren pasar penonton film. Hal ini lantaran 2024 merupakan tahun yang cukup penuh dinamika bagi Indonesia, dengan adanya Pemilu dan Pilkada Serentak. Menurutnya, dinamika tersebut membuat tren selera dan minat pasar penonton bergeser.
"Apa yang menjadi concern atau yang dianggap penting oleh penonton itu sudah bergeser, dan enggak bisa dibuat template-nya. Hal itu juga mengubah banyak hal, salah satunya bagaimana cara memperkenalkan sebuah film, sehingga menjadi sebuah karya seni yang ditunggu. Bagaimana caranya orang mengerti tujuan filmnya dan sebagainya," jelasnya.
Belajar dari 2024, 2025 akan menjadi tahun yang penuh inovasi dan eksplorasi lagi bagi Visinema. Salah satunya ialah dengan adanya beberapa kolaborasi yang baru akan dimulai pada tahun depan. Misalnya, Visinema akan merilis film animasi pertamanya berjudul Jumbo yang digarap oleh sutradara Ryan Adriandhy.
Selain itu, akan ada juga beberapa adaptasi novel-novel yang mungkin belum banyak orang tahu tapi memiliki cerita yang menarik, yang akan diangkat menjadi film layar lebar. Termasuk, berkolaborasi dengan penulis-penulis baru berbakat.
"Jadi tahun depan lebih menggembirakan lagi buat Visinema. Ini saatnya kita berkarya. Bukan tentang film siapa yang penontonnya banyak, tapi berlomba-lomba untuk membuat film sebagus mungkin karena penontonnya sudah mau ke bioskop dan mengerti. Sekarang itu quality is number one," tutur dia.
Christian pun berharap jumlah penonton film Indonesia pada 2025 akan semakin tinggi dari tahun ini. Dengan capaian yang menggembirakan ini, dia berharap pemerintah bisa lebih memaksimalkan perfilman sebagai salah satu sub-sektor di industri kreatif yang semakin diperhitungkan perputaran ekonominya.
Baca juga: Hypereport: Menilik Proses Kreatif Pembuatan Film Adaptasi Komik Digital
Aktris Taskya Namya. (Sumber gambar: GoodWork)
Mencoba Genre Baru
Bukan hanya filmmaker, 2024 juga menjadi tahun yang produktif bagi pemain film, salah satunya Taskya Namya. Sepanjang tahun ini, Taskya telah membintangi setidaknya 5 judul film yang kebanyakan merupakan sinema horor, yakni Tanduk Setan, The Shadow Strays, Lembayung, Pulau Hantu, dan Hutang Nyawa."Aku sih ngerasanya 2024 itu lumayan menjadi berkah. Karena di awal tahun tuh dibuka dengan non-stop gitu, maksudnya dari proyek satu ke proyek lainnya. Aku sih ngeliatnya 2024 harus menjaga kesehatan, tetap produktif, dan bersyukur," kata aktris berusia 30 tahun itu.
Taskya bercerita tiap proyek film yang dibintanginya pada tahun ini memiliki kesan tersendiri. Dia mengaku sangat menikmati proses syuting di setiap film yang diperankannya. Tak hanya dengan sesama pemain, tetapi juga membangun kedekatan dengan para kru di lokasi syuting, sehingga tercipta chemistry yang baik yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil aktingnya.
Dalam proses syuting film Hutang Nyawa misalnya, Taskya bercerita mengalami proses syuting yang cukup berkesan. Pada salah satu momen, dia sempat merasa telah kehabisan energi sehingga kesulitan untuk menampilkan emosi yang maksimal untuk kebutuhan cerita film.
Di tengah kondisi itu, dia dibantu oleh sinematografer dalam membangun emosi dengan cara sang pengambil gambar ikut menangis, sehingga memberikan bantuan energi tersendiri sebagai mata lensa penonton kepada Taskya sebagai pemain film.
"Kalo bagi dia [sinematografer], dia itu kan matanya penonton. Jadi dia harus ngerasain sebagai penonton sekaligus sebagai karakterku. Jadi dia harus nyatuin semuanya. Makanya dia bilang untuk menjadi matanya penonton dan matanya karakter itu enggak mudah," ucap Taskya.
Bagi Taskya, salah satu hal yang menjadi capaiannya selama 2024 ialah menjajal genre film baru yakni aksi dalam The Shadow Strays. Hal ini menjadi capaian baginya karena akhirnya dia bisa mencicipi genre lain di luar horor, yang menjadi rutinitasnya. Bahkan, sangking seringnya membintangi sinema horor, Taskya dijuluki sebagai Queen of Horror.
Dia pun berharap pada tahun depan, dia bisa mengeksplorasi genre yang berbeda lagi salah satunya drama. "Mungkin kalau target buat karier [di 2025], yang aku pengen incer balik ke drama. Karena aku memulai main film dengan film drama. Ada yang bilang aku cocok untuk [main] dark romance. Jadi, yuk pada manggil aku untuk film drama, terima kasih banyak," katanya sambil tertawa.
Baca juga: Hypereport: 8 Film Hasil Alih Wahana Novel & Komik Digital Terpopuler di Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.