Strava Year In Sport: Trend Report, Banyak Orang Fokus pada Keseimbangan
15 December 2024 |
14:27 WIB
Laporan tahunan dari Strava, yakni Year In Sport: Trend Report menunjukkan bahwa persepsi tentang gaya hidup aktif masyarakat dunia mengalami pergeseran. Burnout tidak lagi menjadi relevan sepanjang 2024 lantaran banyak orang lebih fokus terhadap keseimbangan antara olahraga, istirahat, dan menjalin pertemanan.
Berdasarkan laman resmi Strava, orang-orang lebih mengutamakan keseimbangan daripada menguras habis tenaga dengan memprioritaskan latihan yang lebih pendek dan hari istirahat dalam latihan maraton.
“Masa-masa di mana orang-orang mendorong diri terlalu keras dengan segala cara, bahkan hingga ke titik ekstrem, telah digantikan oleh pandangan yang lebih berkelanjutan tentang olahraga. Ini membantu untuk tetap aktif dalam jangka panjang sambil menjaga kesehatan mental dan proses pemulihan,” demikian tertulis.
Baca juga: Mengenal Olahraga Brisk Walking yang Lagi Tren di Dunia
Laporan itu juga menunjukkan bahwa banyak orang kian menggemari olahraga yang lebih singkat. Secara global, ada lebih dari 20 persen dari semua aktivitas fisik adalah olahraga di bawah 20 menit.
Olahraga mikro tersebut membantu banyak orang mempertahankan kegiatan rutinitas sehat tersebut secara berkelanjutan. Kemudian, sepanjang 2024, laporan itu mengungkapkan bahwa pemulihan juga menjadi prioritas.
Para pelari yang berlatih untuk maraton menambahkan lebih banyak waktu istirahat dan pemulihan aktif dalam jadwal yang dimiliki, yakni 51 persen hari dalam 16 minggu sebelum race adalah waktu istirahat.
Year In Sport: Trend Report dari Strava juga memperlihatkan bahwa olahraga berkelompok di seluruh dunia mengalami peningkatan sebesar 13 persen dengan waktu istirahat 3 kali lebih banyak daripada aktivitas solo. Temuan ini mencerminkan waktu yang digunakan untuk mengobrol saat jeda latihan.
Para peserta dalam survei tersebut mengungkapkan bahwa fokus terhadap keseimbangan antara olahraga dan istirahat tidak menghambat progres yang ingin dicapai, yakni sebanyak 72 persen target lari terpenuhi dan 77 persen target bersepeda juga dapat diraih pada 2024.
Tidak hanya itu, dalam laporan berjudul Year In Sport: Trend Report Strava tercatat adanya tren peningkatan jumlah peserta maraton, ultramarathon, dan century ride sebesar 9 persen pada tahun ini.
Peningkatan juga terjadi terhadap partisipasi dalam klub lari di seluruh dunia, yakni naik 59 persen. Lewat klub-klub tersebut, ada 58 persen responden di seluruh dunia mendapatkan teman baru. Lalu, hampir 1 dari 5 Gen Z berkencan dengan seseorang yang ditemui saat berolahraga dan memiliki kecenderungan 4 kali lebih besar untuk bertemu dengan orang lain saat berolahraga daripada di bar.
Baca juga: 3 Rekomendasi Olahraga untuk Cegah Penuaan dan Tingkatkan Kesehatan Mental
Rata-rata jarak berlari, bersepeda, dan mendaki bersama kelompok berisi lebih dari 10 orang meningkat 40 persen dibandingkan saat sendirian. Di Indonesia, terjadi peningkatan rata-rata yang lebih signifikan, hingga 95 persen.
Untuk diketahui, laporan tersebut berdasarkan miliaran data aktivitas dari komunitas global Strava yang meliputi lebih dari 135 juta orang di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Tidak hanya itu, survei juga merangkum masukan dari survei global yang melibatkan lebih dari 5.000 orang aktif secara acak, baik di dalam maupun di luar basis penggunanya.
Editor: Fajar Sidik
Berdasarkan laman resmi Strava, orang-orang lebih mengutamakan keseimbangan daripada menguras habis tenaga dengan memprioritaskan latihan yang lebih pendek dan hari istirahat dalam latihan maraton.
“Masa-masa di mana orang-orang mendorong diri terlalu keras dengan segala cara, bahkan hingga ke titik ekstrem, telah digantikan oleh pandangan yang lebih berkelanjutan tentang olahraga. Ini membantu untuk tetap aktif dalam jangka panjang sambil menjaga kesehatan mental dan proses pemulihan,” demikian tertulis.
Baca juga: Mengenal Olahraga Brisk Walking yang Lagi Tren di Dunia
Laporan itu juga menunjukkan bahwa banyak orang kian menggemari olahraga yang lebih singkat. Secara global, ada lebih dari 20 persen dari semua aktivitas fisik adalah olahraga di bawah 20 menit.
Olahraga mikro tersebut membantu banyak orang mempertahankan kegiatan rutinitas sehat tersebut secara berkelanjutan. Kemudian, sepanjang 2024, laporan itu mengungkapkan bahwa pemulihan juga menjadi prioritas.
Para pelari yang berlatih untuk maraton menambahkan lebih banyak waktu istirahat dan pemulihan aktif dalam jadwal yang dimiliki, yakni 51 persen hari dalam 16 minggu sebelum race adalah waktu istirahat.
Year In Sport: Trend Report dari Strava juga memperlihatkan bahwa olahraga berkelompok di seluruh dunia mengalami peningkatan sebesar 13 persen dengan waktu istirahat 3 kali lebih banyak daripada aktivitas solo. Temuan ini mencerminkan waktu yang digunakan untuk mengobrol saat jeda latihan.
Para peserta dalam survei tersebut mengungkapkan bahwa fokus terhadap keseimbangan antara olahraga dan istirahat tidak menghambat progres yang ingin dicapai, yakni sebanyak 72 persen target lari terpenuhi dan 77 persen target bersepeda juga dapat diraih pada 2024.
Tidak hanya itu, dalam laporan berjudul Year In Sport: Trend Report Strava tercatat adanya tren peningkatan jumlah peserta maraton, ultramarathon, dan century ride sebesar 9 persen pada tahun ini.
Peningkatan juga terjadi terhadap partisipasi dalam klub lari di seluruh dunia, yakni naik 59 persen. Lewat klub-klub tersebut, ada 58 persen responden di seluruh dunia mendapatkan teman baru. Lalu, hampir 1 dari 5 Gen Z berkencan dengan seseorang yang ditemui saat berolahraga dan memiliki kecenderungan 4 kali lebih besar untuk bertemu dengan orang lain saat berolahraga daripada di bar.
Baca juga: 3 Rekomendasi Olahraga untuk Cegah Penuaan dan Tingkatkan Kesehatan Mental
Rata-rata jarak berlari, bersepeda, dan mendaki bersama kelompok berisi lebih dari 10 orang meningkat 40 persen dibandingkan saat sendirian. Di Indonesia, terjadi peningkatan rata-rata yang lebih signifikan, hingga 95 persen.
Untuk diketahui, laporan tersebut berdasarkan miliaran data aktivitas dari komunitas global Strava yang meliputi lebih dari 135 juta orang di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Tidak hanya itu, survei juga merangkum masukan dari survei global yang melibatkan lebih dari 5.000 orang aktif secara acak, baik di dalam maupun di luar basis penggunanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.