10 Perempuan Paling Berpengaruh dalam The World's Most Powerful Women 2024
13 December 2024 |
09:02 WIB
Forbes telah merilis The World's Most Powerful Women 2024. Daftar ini ditentukan berdasarkan empat metrik utama yakni kekayaan, media, dampak, dan lingkup pengaruh. Hasilnya, tercatat 100 perempuan dari berbagai bidang dan negara yang dengan kekuatan ekonomi senilai US$33 triliun dan memengaruhi lebih dari 1 miliar orang.
Posisi pertama daftar tersebut ditempati oleh Ursula von der Leyen yang diangkat sebagai Presiden Komisi Eropa cabang eksekutif Uni Eropa pada Juli 2019. Dia merupakan wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut, yang bertanggung jawab atas legislasi yang memiliki pengaruh untuk lebih dari 450 juta warga Eropa.
Tempatnya disusul oleh Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa, yang berada di posisi kedua daftar, serta Giorgia Meloni, Perdana Menteri Italia yang menduduki posisi ketiga.
Baca juga: Urgensi Mendukung Peran Perempuan Indonesia pada Era Digitalisasi dan AI
Di antara daftar tersebut, muncul nama Taylor Swift yang berada di posisi ke-23. Dengan total kekayaan sebesar US$1,6 miliar per Oktober 2023, Swift menjadi miliarder berkat pendapatan dari Eras Tour yang fenomenal secara global. Pelantun lagu "Blank Space" itu menjadi musisi pertama yang masuk peringkat daftar miliarder, berkat lagu-lagu dan konsernya di seluruh dunia.
Menariknya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi satu-satunya perempuan Indonesia yang masuk dalam daftar The World's Most Powerful Women 2024. Sri Mulyani yang berada di urutan ke-49 daftar tersebut, dianggap telah membuat banyak pengaruh besar di bidang ekonomi dan keuangan seperti mereformasi sistem perpajakan dan menavigasi berbagai krisis termasuk pandemi Covid-19.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah 10 perempuan di dunia yang paling berpengaruh dalam daftar The World's Most Powerful Women 2024.
Baca juga: Jumlah Perempuan di Bidang Teknologi Masih Rendah, Ternyata Ini Penyebabnya!
Dia merupakan salah satu ilmuwan dan pembuat kebijakan yang pernah meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2007 atas partisipasinya dalam panel sains iklim PBB. Salah satu prestasinya adalah memperkenalkan sistem "bus kabel" baru yang meningkatkan transportasi umum di seluruh kota di Meksiko.
Dari tahun 2011 hingga pertengahan 2019, Lagarde menjalankan Dana Moneter Internasional yang berfungsi untuk memastikan stabilitas sistem moneter global.
Dari 2005 hingga 2019, dia menjabat sebagai menteri pertahanan Jerman. Dia akhirnya terpilih kembali untuk masa jabatan kedua selama lima tahun pada Juli 2024. Ursula mengatakan salah satu tugas terpentingnya dalam masa jabatan keduanya adalah memperkuat demokrasi Eropa.
Baca juga: BPS: 71.000 Perempuan Indonesia Memutuskan untuk Childfree
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Posisi pertama daftar tersebut ditempati oleh Ursula von der Leyen yang diangkat sebagai Presiden Komisi Eropa cabang eksekutif Uni Eropa pada Juli 2019. Dia merupakan wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut, yang bertanggung jawab atas legislasi yang memiliki pengaruh untuk lebih dari 450 juta warga Eropa.
Tempatnya disusul oleh Christine Lagarde, Presiden Bank Sentral Eropa, yang berada di posisi kedua daftar, serta Giorgia Meloni, Perdana Menteri Italia yang menduduki posisi ketiga.
Baca juga: Urgensi Mendukung Peran Perempuan Indonesia pada Era Digitalisasi dan AI
Di antara daftar tersebut, muncul nama Taylor Swift yang berada di posisi ke-23. Dengan total kekayaan sebesar US$1,6 miliar per Oktober 2023, Swift menjadi miliarder berkat pendapatan dari Eras Tour yang fenomenal secara global. Pelantun lagu "Blank Space" itu menjadi musisi pertama yang masuk peringkat daftar miliarder, berkat lagu-lagu dan konsernya di seluruh dunia.
Menariknya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi satu-satunya perempuan Indonesia yang masuk dalam daftar The World's Most Powerful Women 2024. Sri Mulyani yang berada di urutan ke-49 daftar tersebut, dianggap telah membuat banyak pengaruh besar di bidang ekonomi dan keuangan seperti mereformasi sistem perpajakan dan menavigasi berbagai krisis termasuk pandemi Covid-19.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah 10 perempuan di dunia yang paling berpengaruh dalam daftar The World's Most Powerful Women 2024.
10. Jane Fraser (Amerika Serikat)
Jane Fraser merupakan CEO Citi, perusahaan bank investasi dan jasa keuangan asal AS. Dia mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi CEO di Citi, sekaligus wanita pertama yang memimpin bank besar Wall Street. Beberapa kontribusi besarnya bagi Citi termasuk strategi perusahaan serta merger dan akuisisi selama krisis keuangan.9. MacKenzie Scott (Amerika Serikat)
MacKenzie Scott merupakan seorang filantropis, penulis sekaligus mantan istri pendiri Amazon, Jeff Bezos. Perempuan yang kini tercatat memiliki kekayaan sebesar US$32,3 miliar ini pernah mengumumkan bahwa dia berjanji akan menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaannya selama hidupnya..8. Melinda French Gates (Amerika Serikat)
Perempuan lain yang juga paling berpengaruh dalam bidang filantropi ialah Melinda French Gates, mantan istri dari Bill Gates. Dengan kekayaan mencapai US$30,1 miliar, dia memiliki komitmen untuk berkontribusi di berbagai bidang, seperti mendukung hak-hak perempuan dan anak perempuan, serta membantu kesenjangan pendanaan bagi pendiri (founder) perempuan melalui firma investasi, advokasi, dan filantropinya, Pivotal Ventures.7. Julie Sweet (Amerika Serikat)
Julie Sweet saat ini menjabat sebagai CEO perusahaan jasa global, Accenture. Sebelumnya, dia juga pernah menjabat sebagai Dewan Bisnis Internasional Forum Ekonomi Dunia, dan dewan direktur Catalyst. Sebagai petinggi perusahaan, Julie Sweet kerap menekankan budaya kesetaraan yang menurutnya dapat membantu semua orang dalam berbagai hal.6. Abigail Johnson (Amerika Serikat)
Abigail Johnson merupakan CEO Fidelity Investments yang dikenal berpengaruh pada perkembangan mata uang kripto. Pada 2018, Fidelity meluncurkan platform yang memungkinkan investor institusional untuk menyimpan dan memperdagangkan bitcoin, ether, dan litecoin. Abigail Johnson tercatat memiliki kekayaan sebesar US$37,5 miliar.5. Mary Barra (Amerika Serikat)
Mary Barra adalah wanita pertama yang memimpin satu dari tiga perusahaan otomotif terbesar di AS, yakni General Motors (GM). Sebagai CEO GM, Barra telah menginvestasikan miliaran dolar untuk kendaraan listrik dan mobil tanpa pengemudi. Pada akhir 2023, GM mengumumkan menargetkan untuk memproduksi 1 juta kendaraan listrik pada akhir 2025.Baca juga: Jumlah Perempuan di Bidang Teknologi Masih Rendah, Ternyata Ini Penyebabnya!
4. Claudia Sheinbaum (Meksiko)
Claudia Sheinbaum mengukir sejarah dengan terpilih sebagai presiden perempuan pertama Meksiko, dengan kemenangan telak pada Juni 2024. Wanita berusia 62 tahun ini dikenal sebagai ilmuwan ulung dengan gelar Ph.D. di bidang rekayasa energi.Dia merupakan salah satu ilmuwan dan pembuat kebijakan yang pernah meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2007 atas partisipasinya dalam panel sains iklim PBB. Salah satu prestasinya adalah memperkenalkan sistem "bus kabel" baru yang meningkatkan transportasi umum di seluruh kota di Meksiko.
3. Giorgia Meloni (Italia)
Pada Oktober 2022, Giorgia Meloni menjabat sebagai perdana menteri Italia, di mana dia menjadi wanita pertama dalam sejarah yang memegang jabatan tersebut. Pada November 2023, dia mendukung usulan reformasi konstitusi yang akan memungkinkan pemilihan perdana menteri secara langsung di Italia. Dia menyebutnya sebagai upaya untuk mengurangi ketidakstabilan politik di negara tersebut.2. Christine Lagarde (Jerman)
Christine Lagarde adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Presiden Bank Sentral Eropa sejak 1 November 2019. Sebagai kepala kebijakan moneter Eropa, Lagarde menghadapi berbagai ujian kritis, seperti memastikan pertumbuhan ekonomi dalam lingkungan inflasi tinggi.Dari tahun 2011 hingga pertengahan 2019, Lagarde menjalankan Dana Moneter Internasional yang berfungsi untuk memastikan stabilitas sistem moneter global.
1. Ursula von der Leyen (Belgia)
Posisi pertama daftar ditempati oleh Ursula von der Leyen yang diangkat sebagai Presiden Komisi Eropa cabang eksekutif Uni Eropa pada Juli 2019. Dia merupakan wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut, yang bertanggung jawab atas legislasi yang memiliki pengaruh untuk lebih dari 450 juta warga Eropa.Dari 2005 hingga 2019, dia menjabat sebagai menteri pertahanan Jerman. Dia akhirnya terpilih kembali untuk masa jabatan kedua selama lima tahun pada Juli 2024. Ursula mengatakan salah satu tugas terpentingnya dalam masa jabatan keduanya adalah memperkuat demokrasi Eropa.
Baca juga: BPS: 71.000 Perempuan Indonesia Memutuskan untuk Childfree
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.