CEO & Co-founder Markoding Amanda Simandjuntak. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Jumlah Perempuan di Bidang Teknologi Masih Rendah, Ternyata Ini Penyebabnya!

26 August 2024   |   22:42 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Keterwakilan perempuan di industri teknologi terbilang masih rendah. Banyak stigma yang membuat kelompok ini merasa direndahkan hingga membuat tidak percaya diri untuk berkarier di bidang ini, meskipun kemampuan yang dimiliki tidak perlu diragukan lagi. 

CEO & Co-founder Markoding Amanda Simandjuntak menerangkan bahwa perempuan yang bekerja di sektor teknologi hingga saat ini hanya 22 persen di Indonesia. Angka tersebut terbilang paling rendah di Asia Tenggara. 

“Kami 2045 targetnya ingin bisa menaikkan partisipasi perempuan di bidang teknologi itu sampai 50 persen,” ujarnya di kantor IBM Indonesia, The Plaza, Jakarta, Senin (26/8/2024). 

Baca juga: Indonesian Women in Game Rilis Pedoman Industri Gim Ramah Perempuan

Amanda menyebut faktor utama yang membuat rendahnya partisipasi perempuan di bidang teknologi atau STEM secara umum adalah stigma masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa perempuan tidak cocok bekerja di bidang ini karena emosional dan logikanya kurang. 

Kemudian, pekerjaan seperti insinyur hanya cocok untuk laki-laki. Paling miris yakni anggapan perempuan pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga, jadi tidak perlu belajar yang rumit. 

“Kata-kata ini yang paling miris datangnya dari gurunya, kepala sekolahnya, dosennya, dan bahkan orang tuanya sendiri,” tegasnya.

Dengan stigma merendahkan peran perempuan ini, tingkat kepercayaan diri mereka akhirnya runtuh dibandingkan laki-laki. Padahal Amanda menyebut, dalam sebuah pelatihan coding yang digelar yayasannya beberapa waktu lalu, ternyata nilai mereka rata-rata jauh lebih tinggi dibandingkan peserta laki-laki. 

Faktanya, kesempatan untuk berkarir di sektor STEM pun terbilang besar. Saat ini pun,  terdapat disparitas sebanyak 9 juta orang untuk talenta digital yang dibutuhkan industri hingga 2030. “Jadi, jumlah yang qualified sama jumlah lapangan pekerjaannya itu ada gap,” terang Amanda.
 

Alasan butuh lebih banyak perempuan di bidang STEM. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Alasan butuh lebih banyak perempuan di bidang STEM. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Bila para perempuan bisa meningkatkan kemampuan pada bidang teknologi atau STEM mulai hari ini, menurut Amanda, 9 juta gap tersebut bisa menjadi kesempatan kerja buat mereka. Mereka bisa mendapat kesempatan kerja dengan gaji yang lebih tinggi dan turun menopang perekonomian keluarga. 

Selain itu, dengan menaikkan partisipasi perempuan 25 persen saja di sektor ini, ekonomi negara bisa naik Rp950 triliun dengan kenaikan GDP sebesar 2,9 persen. “Mereka berkontribusi ke perekonomian Indonesia,” imbuhnya. 

Baca juga: Program Perempuan Inovasi Dibuka Lagi, Beasiswa untuk Cetak Talenta Digital

Untuk memberdayakan perempuan Indonesia melalui pelatihan dalam bidang STEM dan juga kesetaraan gender, Markoding pun membuat program Perempuan Inovasi.

Amanda menyampaikan pihaknya pun saat ini bekerja sama dengan IBM, membuka akses bagi 1.300 perempuan di seluruh Indonesia untuk pelatihan pengembangan web dan desain UX, jalur pembelajaran baru, serta mentorship melalui IBM SkillsBuild for Adult Learners. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

KISS OF LIFE Umumkan World Tour KISS ROAD di 18 Kota di Dunia

BERIKUTNYA

6 Tayangan Bertabur Bintang Korea di Netflix: Wonderland Hingga Gyeongseong Creature 2

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: