Ilustrasi masjid. (Sumber gambar: robertforevr/Pexels)

Hal-hal Penting dalam Merancang Masjid Menurut Arsitek, Bukan Cuma Soal Bentuk

11 December 2024   |   12:51 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam yang digunakan untuk melaksanakan salat dan kegiatan keagamaan lainnya. Dalam membangun sebuah masjid pun tak bisa sembarangan. Bangunannya harus dirancang berlandaskan prinsip Al-Qur'an dan Hadis, terkait ketepatan dan kemudahan melakukan berbagai aktivitas ibadah.

Arsitek Fauzan Noe'man menjelaskan sebelum merancang sebuah masjid, penting bagi arsitek untuk memahami jamaah dan tujuan penggunaan bangunan masjid yang akan dibuat dalam satu lingkungan. Mulai dari jumlah dan latar belakang jamaah, hingga kegiatan apa saja yang akan dilakukan di masjid. Termasuk, bagaimana rencana dan sumber dana perawatan masjid.

"Kalau misalnya [masjidnya] di perumahan, ini menampung siapa sih kegiatannya mau seperti apa? Terus sudah tau mengelolanya mau seperti apa? Kadang-kadang kan bikin masjid itu hanya bikin masjidnya doang, enggak mikirin mau gimana setelahnya," katanya kepada Hypeabis.id dalam wawancara telepon, Selasa (10/12/2024). 

Baca juga: Desain Dasar Lingkaran pada Masjid Negara di IKN Tuai Kritik, Ini Alasannya

Dari kebutuhan dan tujuan tersebut, nantinya akan membentuk program ruangan pada masjid yang akan dibuat. Misalnya, dimungkinkan untuk mengadakan profit center seperti aula atau ruang serba guna pada masjid, yang bertujuan sebagai sumber dana untuk perawatannya, lantaran keterbatasan kemampuan masyarakat sekitar untuk memberikan sumbangan.

"Kalau saya selalu bilang juga, DKM [Dewan Kemakmuran Masjid]-nya, marbot, muazin, dan pengurus masjid lainnya harus sudah siap juga. Dari situ nanti keluar program ruang barulah menjadi desain masjid," kata pria yang dijuluki sebagai "arsitek 100 masjid" itu. 
 

Ilustrasi masjid. (Sumber gambar: Konevi/Pexels)

Ilustrasi masjid. (Sumber gambar: Konevi/Pexels)

Utamakan Kemudahan Ibadah

Fauzan menuturkan berbeda dengan bangunan-bangunan lainnya, merancang sebuah masjid bukan soal berfokus pada segi bentuk atau desain, melainkan menciptakan bangunan yang memudahkan kegiatan ibadah bagi para jamaahnya.

Dia memaparkan kehadiran bangunan masjid di suatu tempat bertujuan untuk dapat berperan serta mengimplementasikan fiqih beribadah, baik itu ibadah mahdhah ataupun ghairu mahdhah yang berkaitan dengan aktivitas pada bangunan sebuah masjid

Ibadah mahdhah adalah kegiatan ibadah yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti salat, sedangkan ibadah ghairu mahdhah merupakan aktivitas yang mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain serta dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Seperti belajar, mencari nafkah, menolong sesama yang sedang dalam kesulitan, dan lain sebagainya. 

Dengan berpijak pada hal tersebut, masjid sebaiknya dirancang dengan desain area depan bangunan utama masjid yang dapat menampung jamaah lebih banyak. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Sunah yang menyatakan bahwa shaf paling depan saat salat bagi pria apabila berjamaah adalah yang terbaik.

Oleh karena itu, Fauzan mengatakan sebaiknya dasar desain masjid dirancang dengan bentuk persegi alih-alih bentuk lainnya seperti lingkaran. Hal ini dilakukan agar shaf terbaik bagi jamaah pria menurut fiqih hukum Islam, menjadi 'terbaca' atau tercapai. 

Sebaliknya, jika rancang dengan bentuk lain, kemudahan bagi jamaah dalam menjalankan ibadah salat akan tereliminasi, kendati telah disiapkan garis shaf. Hal itu dikarenakan ada beberapa area yang akan menyulitkan jamaah menghadap kiblat (dalam konteks orientasi). 

"Masjid itu tetap yang paling baik [dengan desain] apa pun adalah persegi. Dalam artian dinding depan atau shaf yang paling depannya kalau bisa yang paling banyak menampung jamaah," ujarnya. 

Baca juga: 7 Masjid yang Jadi Destinasi Wisata Religi Favorit di Indonesia

Selain itu, perlu diperhatikan pula terkait arah penempatan mihrab dalam masjid. Mihrab adalah ceruk setengah lingkaran atau tempat kecil yang ada di dinding paling depan masjid atau musala, yang menunjukkan arah kiblat dan merupakan tempat untuk Imam memimpin salat berjamaah.

"Kiblat kita adalah ke arah barat. Matahari terbenam ke arah barat, kalau misalnya dinding mihrab terbuka, [saat salat] Ashar susah enggak, karena itu arah barat. Nah yang seperti itu harus kita pelajari," ucap Fauzan.

Begitupun dari segi pencahayaan. Masjid sebaiknya tidak dirancang atau menggunakan warna-warna yang membuat nuansa bangunan menjadi temaram. Hal ini semata dibuat untuk memudahkan kebutuhan ibadah seperti membaca Al-Qur'an dengan jelas karena pencahayaan yang terang.

"Masjid itu bukan hanya bentuk, bukan hanya tampilan yang harus bagus. Tapi ada syarat yang harus dikembangkan atau yang harus kita ketahui atau kita lakukan syarat-syarat itu agar salat atau ibadah kita jadi lebih baik," katanya.
 

Ilustrasi masjid. (Sumber gambar: Pashal/Pexels)

Ilustrasi masjid. (Sumber gambar: Pashal/Pexels)

Pertimbangkan Beban Perawatan Masjid

Fauzan juga mengatakan pembangunan masjid juga harus mempertimbangkan kebutuhan perawatannya pada masa mendatang. Hal ini berkaitan dengan desain, material dan teknologi yang digunakan pada masjid. Semakin mahal bangunan masjid dibuat, semakin besar pula biaya perawatannya.

Pasalnya, menurut dia, masjid bukan lah bangunan yang dibuat untuk kegiatan komersialisasi seperti kantor yang memiliki sumber dana mumpuni yang dapat digunakan untuk perawatan. Masjid dibangun sebagai ruang untuk melaksanakan ibadah dan berbagai aktivitas keagamaan.

Menurutnya, bangunan 'masjid agung' ataupun 'masjid raya' yang umumnya akan berbiaya tidak sedikit, terkadang abai terhadap pengimplementasian kerangka acuan kerja (KAK) yang termaktub dalam ayat Quraniyah, ayat Kauniyah dan Hadis Rasulullah SAW.

Sikap abai tersebut umumnya hanya didasarkan asbab keinginan mendapatkan bentuk desain yang diharapkan nantinya mendapatkan apresiasi/penghargaan dari manusia lainnya.

"Sebaik atau sebagus apapun wujud fisikal masjid, apabila tidak dapat mengakomodasi segenap aktivitas ibadah, maka dapat dikatakan sebuah perencanaan tersebut telah mengalami kegagalan, gagal rancang," kata arsitek lulusan Rhode Island School of Design itu.

Baca juga: Dari Timur Tengah Hingga China, Ini 6 Masjid Tertua di Dunia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Penyebab Munculnya Black Mold di Rumah dan Dampaknya untuk Kesehatan

BERIKUTNYA

Daftar Promo Makanan & Minuman 12.12 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: