Daftar 14 Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia yang Diakui Dunia oleh UNESCO
04 December 2024 |
14:04 WIB
Kesenian Reog Ponorogo akhirnya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda/WBTb UNESCO dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding. Reog adalah seni pertunjukan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian ini mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi.
Reog Ponorogo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda setelah melewati proses panjang di sesi sidang ke-19 komite antarpemerintah Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang berlangsung di Asuncion, Republik Paraguay, sejak 2-7 Desember 2024.
Baca juga: Reog Ponorogo Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO
Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dalam pesan virtual di hadapan komite dan delegasi sidang, menyatakan bahwa inskripsi Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO merupakan momen penting bagi Indonesia. Utamanya, dalam pelestarian seni budaya tradisional.
“Masuknya Reog Ponorogo sebagai sebuah representasi kekayaan warisan budaya Indonesia, yang memadukan keberanian, solidaritas, dan keindahan tradisi lokal,” ucap Menbud.
Reog adalah seni pertunjukan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian ini mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi. Dengan penambahan Reog Ponorogo, kini Indonesia punya 14 Warisan Budaya Takbenda yang terdaftar di UNESCO. Apa saja? Berikut ulasannya:
Wayang kulit ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO pada 2008. Penetapan ini dilakukan pada 4-9 November 2008, dalam sesi ketiga Komite Antarpemerintan di Istanbul, Turki. Pengakuan ini diharapkan bisa mendorong mendorong upaya pelestarian dan revitalisasi wayang. Pasalnya, wayang merupakan warisan budaya yang telah berkembang di kerajaan Jawa dan Bali selama sepuluh abad dan menyebar ke pulau-pulau lain di Indonesia.
Keris ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage, ICH) UNESCO pada 2008. Keris Indonesia sebenarnya telah didaftarkan pada tahun 2005, selanjutnya berubah menjadi daftar representatif pada tahun 2008. Keris merupakan senjata tajam khas Nusantara yang memiliki banyak fungsi budaya, baik itu sebagai senjata, benda pelengkap sesajian, sampai aksesori dalam berpakaian.
Batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh UNESCO pada tahun 2009. Batik merupakan kain bergambar warisan budaya Indonesia yang dihasilkan dari teknik mewarnai kain katun dan sutra dengan tangan. Proses pengajuannya budaya penting Nusantara ini sebenarnya telah dilakukan sejak September 2008, kemudian baru ditetapkan pada 2 Oktober 2009. Tanggal penetapan ini kemudian dijadikan Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009.
Tak hanya batik sebagai produk kebudayaan. Prosesnya, yakni pola pendidikan dan pelatihan batik, khususnya di Pekalongan, juga diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya tak benda pada 2009. Proses pembuatan batik layak diakui dunia karena dibuat dengan teknik khusus, memiliki simbolisme, dan budaya yang sangat melekat dengan kebudayaan Indonesia.
Baca juga: Intip Keunikan 11 Cagar Biosfer Baru yang Ditetapkan Oleh UNESCO
Kesenian angklung juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan oleh UNESCO pada 16 November 2010. Penetapan ini dilakukan pada pertemuan Fifth Session of the Intergovernmental Committee (5.COM) UNESCO di Nairobi, Kenya. Angklung adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang sudah ada sebelum masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia. Tak hanya sekadar bebunyian, angklung juga mengajarkan pentingnya kerja sama dan harmonisasi dalam sebuah kelompok.
Tari Saman ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 24 November 2011. Penetapan ini dilakukan pada sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bali. Tari Saman adalah warisan budaya masyarakat Gayo, Provinsi Aceh. Saman adalah tarian yang punya gaya khas berupa gerakan tepukan dada dan tepuk tangan. Biasanya juga diiringi syair-syair dalam bahasa Gayo.
Noken ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 4 Desember 2012. Penetapan ini dilakukan di Markas UNESCO di Paris, Prancis, saat Sidang Komite Antar Pemerintah ke-7 dilakukan. Noken adalah tas rajutan khas Papua yang terbuat dari serat kulit kayu atau dedaunan. Proses pembuatannya cukup rumit, bisa bisa mencapai 1-2 minggu, bahkan sampai 2-3 bulan untuk ukuran yang lebih besar.
Tiga genre tarian tradisional Bali ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia pada 2 Desember 2015 di Windhoek, Namibia. Tiga tarian tersebut yang pertama adalah Tari Sakral (Wali) seperti Rejang Dewa, Sanghyang Dedari, dan Baris Upacara. Kedua, Tari Semi Sakral (Bebali) seperti Gambuh dan dramatari Wayang Wong. Ketiga, Tari Tradisional Bebalihan, seperti Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Baron.
Kapal Pinisi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity) oleh UNESCO pada 7 Desember 2017. Penetapan ini dilakukan di Pualau Jeju, Korea Selatan. Pinisi merupakan peninggalan dari Suku Bugis dan Suku Makassar, dua suku pelaut asli Nusantara. Sampai saat ini, jenis kapal tersebut masih digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Pencak silat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) oleh UNESCO pada 12 Desember 2019. Ini adalah tradisi yang berasal dari Sumatera Barat dan Jawa Barat, dan telah berkembang ke seluruh Indonesia. Pencak silat punya keistimewaan karena memenuhi empat aspek penting, yakni mental-spiritual, pertahanan diri, seni, dan olahraga.
Pantun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 17 Desember 2020. Penetapannya dilakukan di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis. Pantun, yang adalah puisi lama sastra Indonesia-Melayu, memiliki arti penting bagi masyarakat di daerahnya, di antaranya sebagai alat komunikasi sosial, bimbingan moral, dan panduan moral.
Gamelan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO pada 15 Desember 2021. Penetapan ini dilakukan di Paris, Prancis. Gamelan diperkirakan sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi. Gamelan juga muncul di gambar relief Candi Borobudur dan Prambanan. Alat musik ini pun dinilai memiliki nilai filosofi yang dapat menjadi sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta.
Baca juga: UNESCO: 90 Persen Permukaan Tanah Bumi akan Terdegradasi 2050, Apa Dampaknya?
Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada 6 Desember 2023. Penetapan ini dilakukan di Kasane, Republik Botswana. Jamu adalah ramuan obat tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami. Jamu telah membugarkan masyarakat Nusantara sejak zaman Mataram sampai saat ini.
Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dunia oleh UNESCO pada 2024. Reog adalah tari teater yang sudah ada sejak berabad-abad.Kesenian Reog biasanya dipentaskan dalam berbagai acara, seperti upacara tolak bencana, acara bersih desa, pernikahan, hari besar Islam dan nasional, khitanan, upacara syukuran, hari raya, dan penyambutan tamu.
Editor: Fajar Sidik
Reog Ponorogo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda setelah melewati proses panjang di sesi sidang ke-19 komite antarpemerintah Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang berlangsung di Asuncion, Republik Paraguay, sejak 2-7 Desember 2024.
Baca juga: Reog Ponorogo Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO
Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dalam pesan virtual di hadapan komite dan delegasi sidang, menyatakan bahwa inskripsi Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO merupakan momen penting bagi Indonesia. Utamanya, dalam pelestarian seni budaya tradisional.
“Masuknya Reog Ponorogo sebagai sebuah representasi kekayaan warisan budaya Indonesia, yang memadukan keberanian, solidaritas, dan keindahan tradisi lokal,” ucap Menbud.
Reog adalah seni pertunjukan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian ini mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi. Dengan penambahan Reog Ponorogo, kini Indonesia punya 14 Warisan Budaya Takbenda yang terdaftar di UNESCO. Apa saja? Berikut ulasannya:
1. Wayang (2008)
Wayang kulit ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO pada 2008. Penetapan ini dilakukan pada 4-9 November 2008, dalam sesi ketiga Komite Antarpemerintan di Istanbul, Turki. Pengakuan ini diharapkan bisa mendorong mendorong upaya pelestarian dan revitalisasi wayang. Pasalnya, wayang merupakan warisan budaya yang telah berkembang di kerajaan Jawa dan Bali selama sepuluh abad dan menyebar ke pulau-pulau lain di Indonesia.
2. Keris (2008)
Keris ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage, ICH) UNESCO pada 2008. Keris Indonesia sebenarnya telah didaftarkan pada tahun 2005, selanjutnya berubah menjadi daftar representatif pada tahun 2008. Keris merupakan senjata tajam khas Nusantara yang memiliki banyak fungsi budaya, baik itu sebagai senjata, benda pelengkap sesajian, sampai aksesori dalam berpakaian.
3. Batik (2009)
Batik diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh UNESCO pada tahun 2009. Batik merupakan kain bergambar warisan budaya Indonesia yang dihasilkan dari teknik mewarnai kain katun dan sutra dengan tangan. Proses pengajuannya budaya penting Nusantara ini sebenarnya telah dilakukan sejak September 2008, kemudian baru ditetapkan pada 2 Oktober 2009. Tanggal penetapan ini kemudian dijadikan Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009.
4. Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009)
Tak hanya batik sebagai produk kebudayaan. Prosesnya, yakni pola pendidikan dan pelatihan batik, khususnya di Pekalongan, juga diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya tak benda pada 2009. Proses pembuatan batik layak diakui dunia karena dibuat dengan teknik khusus, memiliki simbolisme, dan budaya yang sangat melekat dengan kebudayaan Indonesia.Baca juga: Intip Keunikan 11 Cagar Biosfer Baru yang Ditetapkan Oleh UNESCO
5. Angklung (2010)
Kesenian angklung juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan oleh UNESCO pada 16 November 2010. Penetapan ini dilakukan pada pertemuan Fifth Session of the Intergovernmental Committee (5.COM) UNESCO di Nairobi, Kenya. Angklung adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang sudah ada sebelum masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia. Tak hanya sekadar bebunyian, angklung juga mengajarkan pentingnya kerja sama dan harmonisasi dalam sebuah kelompok.
6. Tari Saman (2011)
Tari Saman ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 24 November 2011. Penetapan ini dilakukan pada sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bali. Tari Saman adalah warisan budaya masyarakat Gayo, Provinsi Aceh. Saman adalah tarian yang punya gaya khas berupa gerakan tepukan dada dan tepuk tangan. Biasanya juga diiringi syair-syair dalam bahasa Gayo.
7. Noken/tas tradisional dari Papua (2012)
Noken ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 4 Desember 2012. Penetapan ini dilakukan di Markas UNESCO di Paris, Prancis, saat Sidang Komite Antar Pemerintah ke-7 dilakukan. Noken adalah tas rajutan khas Papua yang terbuat dari serat kulit kayu atau dedaunan. Proses pembuatannya cukup rumit, bisa bisa mencapai 1-2 minggu, bahkan sampai 2-3 bulan untuk ukuran yang lebih besar.
8. Tiga genre tarian tradisional Bali (2015)
Tiga genre tarian tradisional Bali ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia pada 2 Desember 2015 di Windhoek, Namibia. Tiga tarian tersebut yang pertama adalah Tari Sakral (Wali) seperti Rejang Dewa, Sanghyang Dedari, dan Baris Upacara. Kedua, Tari Semi Sakral (Bebali) seperti Gambuh dan dramatari Wayang Wong. Ketiga, Tari Tradisional Bebalihan, seperti Legong Kraton, Joged Bumbung, dan Baron.
9. Kapal Pinisi (2017)
Kapal Pinisi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity) oleh UNESCO pada 7 Desember 2017. Penetapan ini dilakukan di Pualau Jeju, Korea Selatan. Pinisi merupakan peninggalan dari Suku Bugis dan Suku Makassar, dua suku pelaut asli Nusantara. Sampai saat ini, jenis kapal tersebut masih digunakan untuk berbagai kebutuhan.
10. Pencak silat (2019)
Pencak silat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) oleh UNESCO pada 12 Desember 2019. Ini adalah tradisi yang berasal dari Sumatera Barat dan Jawa Barat, dan telah berkembang ke seluruh Indonesia. Pencak silat punya keistimewaan karena memenuhi empat aspek penting, yakni mental-spiritual, pertahanan diri, seni, dan olahraga.
11. Pantun (2020)
Pantun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 17 Desember 2020. Penetapannya dilakukan di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis. Pantun, yang adalah puisi lama sastra Indonesia-Melayu, memiliki arti penting bagi masyarakat di daerahnya, di antaranya sebagai alat komunikasi sosial, bimbingan moral, dan panduan moral.
12. Gamelan (2021)
Gamelan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO pada 15 Desember 2021. Penetapan ini dilakukan di Paris, Prancis. Gamelan diperkirakan sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi. Gamelan juga muncul di gambar relief Candi Borobudur dan Prambanan. Alat musik ini pun dinilai memiliki nilai filosofi yang dapat menjadi sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. Baca juga: UNESCO: 90 Persen Permukaan Tanah Bumi akan Terdegradasi 2050, Apa Dampaknya?
13. Budaya Sehat Jamu (2023)
Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada 6 Desember 2023. Penetapan ini dilakukan di Kasane, Republik Botswana. Jamu adalah ramuan obat tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami. Jamu telah membugarkan masyarakat Nusantara sejak zaman Mataram sampai saat ini.
14. Reog Ponorogo (2024)
Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dunia oleh UNESCO pada 2024. Reog adalah tari teater yang sudah ada sejak berabad-abad.Kesenian Reog biasanya dipentaskan dalam berbagai acara, seperti upacara tolak bencana, acara bersih desa, pernikahan, hari besar Islam dan nasional, khitanan, upacara syukuran, hari raya, dan penyambutan tamu.Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.