Tanah memiliki peran penting dalam kehidupan seluruh makhluk di bumi (Sumber gambar ilustrasi: Pexesl/Pixabay)

UNESCO: 90 Persen Permukaan Tanah Bumi akan Terdegradasi 2050, Apa Dampaknya?

02 July 2024   |   13:09 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memperingatkan 90 persen permukaan tanah di Bumi dapat terdegradasi pada 2050. Hal ini menimbulkan risiko besar terhadap keanekaragaman hayati dan kehidupan manusia. 

Kondisi tersebut membuat UNESCO mengeluarkan imbauan kepada 194 negara anggota untuk meningkatkan perlindungan dan rehabilitasi tanah. Organisasi akan melakukan sejumlah tindakan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ilmiah di bidang ini.

Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengatakan bahwa tanah yang sehat sangat penting untuk menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati, mengatur iklim, memproduksi makanan, dan memurnikan air.

Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa data Atlas Desertifikasi Dunia menunjukkan, 75 persen lahan sudah mengalami degradasi, sehingga berdampak langsung kepada 3,2 miliar orang. “Jika tren yang ada saat ini terus berlanjut, proporsi ini akan meningkat menjadi 90 persen pada 2050,” tegasnya. 

Baca juga: Sederet Tantangan Konservasi Menjaga Eksistensi Satwa Liar

Azoulay menilai, kondisi tersebut memperlihatkan bahwa tanah yang memiliki peran penting dalam menunjang seluruh kehidupan makhluk hidup di bumi sering diabaikan atau dikelola dengan buruk oleh manusia.

Dengan begitu, UNESCO menyerukan kepada komunitas internasional untuk menjadikan perlindungan dan rehabilitasi tanah sebagai prioritas. Dia mengatakan bahwa organisasi akan membantu negara-negara anggota untuk memajukan pengetahuan dan melatih para profesionalnya dengan pengalaman yang dimiliki oleh ahli di UNESCO terkait ilmu tanah. 

Dia pun berharap bantuan pemajuan dan pelatihan para profesional di negara anggota dapat membuat mereka mengambil langkah penting dalam mengatasi degradasi permukaan tanah di Bumi. 
 

Rencana Aksi 

Pada 1 Juli 2024, UNESCO dan Badan Nasional Pengembangan Zona Oasis dan Argan Maroko menyelenggarakan konferensi internasional di bidang tanah di Agadir, Maroko dengan kondisi permukaan tanah yang mengkhawatirkan.

Konferensi yang mempertemukan para ahli dari perwakilan lebih dari 30 negara itu menghasilkan rencana aksi berdasarkan 3 tujuan utama. Pertama adalah aksi untuk meningkatkan perlindungan dan rehabilitasi tanah.

Kemudian, aksi yang kedua memiliki tujuan mengisi kesenjangan ilmiah terkait ilmu tanah. Ketiga adalah aksi yang dapat memperkuat komitmen generasi muda dan masyarakat melalui program pendidikan dan pelatihan.

Azoulay menambahkan, UNESCO juga akan mendukung negara-negara anggota dengan membentuk indeks kesehatan tanah dunia melalui koordinasi dengan mitra internasionalnya. Indeks ini akan menjadi ukuran standar untuk menilai dan membandingkan kualitas tanah di berbagai wilayah dan ekosistem.

“Hal ini akan memungkinkan identifikasi tren yang menunjukkan degradasi atau perbaikan, mengungkapkan wilayah mana yang paling berisiko, dan memungkinkan pemahaman yang lebih baik mengenai efektivitas praktik pengelolaan tanah,” ujarnya.

Dia menuturkan, UNESCO juga akan meluncurkan inisiatif percontohan untuk pengelolaan tanah dan lanskap berkelanjutan di sekitar sepuluh situs alam yang turut dilindungi melalui program Cagar Biosfer.

Menurutnya, tujuan inisiatif adalah untuk menilai efektivitas metode pengelolaan yang diterapkan di lokasi-lokasi percontohan dan untuk memastikan bahwa metode terbaik dapat diterapkan di wilayah lain di dunia.

Azoulay mengatakan bahwa organisasi akan mendorong pengelola lokasi mengembangkan proyek konservasi tanah dan pengelolaan lahan yang inovatif. UNESCO akan memberikan pelatihan kepada pengelola, anggota lembaga pemerintah, organisasi konservasi, dan masyarakat adat. 

Dia berharap pihak-pihak terkait dapat memiliki banyak alat untuk melindungi tanah lewat pelatihan yang diberikan oleh UNESCO. “Inisiatif ini juga akan mencakup komponen pendidikan yang melaluinya UNESCO akan meningkatkan kesadaran dan melibatkan generasi muda,” katanya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Profil & Peta Kekuatan Negara yang Lolos Perempat Final EURO 2024

BERIKUTNYA

Simak Prosedur Unggah Ulang Data Mahasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK)

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: