Intip Keunikan 11 Cagar Biosfer Baru yang Ditetapkan Oleh UNESCO
08 July 2024 |
10:33 WIB
UNESCO telah menetapkan 11 cagar biosfer baru di sejumlah negara. Kawasan bumi yang dilindungi tersebut memiliki beragam keunikan, dari kawasan yang terdiri berupa gunung-gunung vulkanik sampai hamparan dataran rendah perpaduan keajaiban alam dan sejarah manusia.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Hypeabis.id, 11 cagar biosfer itu memiliki keunikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tidak hanya itu, UNESCO juga menetapkan beberapa cagar berada di antara 2 negara.
Salah satu contoh cagar biosfer yang melintas batas 2 negara adalah cagar biosfer Kempen Broek yang berada di Belgia dan Belanda. Cagar ini terdiri dari dua dataran, yakni rendah dan tinggi dengan luas 264 km2.
Baca juga: Jelajah Gastronomi di Cagar Budaya Muarajambi, Ada Ratus Belut hingga Cuko No
Cagar lintas batas lainnya adalah Julian Alps yang berada antara Italia dan Slovenia. Cagar biosfer ini adalah hasil penggabungan 2 cagar biosfer Slovenia dan Italia yang telah ditetapkan oleh organisasi masing-masing pada 2003 dan 2019.
Cagar biosfer lintas ini memiliki wilayah 2.671 km2 yang terdiri dari wilayah inti seluas 735 km2, zona penyangga seluas 438 km2, dan wilayah transisi seluas 1.497 km2 yang merupakan rumah bagi 109.060 penduduk di 20 kota.
Beriktu penjelasan singkat tentang lanskap 11 cagar biosfer baru dan keunikannya yang ditetapkan UNESCO:
Cagar biosfer Kempen-Broek yang berada di hamparan dataran rendah yang indah dan dihiasi hamparan pasir bergelombang lembut memiliki perpaduan menakjubkan antara keajaiban alam dan sejarah manusia.
Lahan basah yang sebelumnya merupakan hamparan kosong berubah menjadi lahan pertanian sejak abad ke-19. Namun, kawasan tersebut masih mempertahankan sisa-sisa rawa, diselingi oleh kolam, lahan rawa terbuka, dan hutan rawa.
Cagar yang terkenal sebagai salah satu habitat utama capung di Belgia dan Belanda itu memiliki padang rumput dan ladang di bagian lembah sungainya. Sementara itu, masyarakat menggunakan sebagian besar kawasan dataran tinggi yagn ada untuk pertanian.
Di arah utara, cagar biosfer itu memiliki hamparan tegalan dan bukit pasir pedalaman yang luas melestarikan situs prasejarah yang menarik. Di tengah-tengah dataran tinggi cagar cagar itu terdapat desa dan kota.
Cagar biosfer ini terbentang seluas 264 km2 ini dan dihuni oleh sekitar 75.000 orang dengan pariwisata dan pertanian sebagai pilar ekonominya. Ini adalah cagar biosfer pertama yang ditetapkan di Belgia dan dimiliki bersama oleh Belanda.
Cagar biosfer Darién Norte Chocoano memiliki populasi beragam sebanyak 24.287 jiwa, sebagian besar terdiri dari Masyarakat Adat dan asal Afro-Kolombia. Masyarakat lokal terlibat secara aktif dalam mengajukan usulan penunjukan ke UNESCO, khususnya generasi muda dan perempuan.
Rencana pengelolaan kawasan lindung di dalam cagar biosfer baru ini mencakup penerapan pertanian berkelanjutan, peningkatan rantai pemasaran produk pertanian, dan pengembangan Rencana Ekowisata Komunitas.
Di dalam cagar biosfer ini terdapat jembatan keanekaragaman hayati yang menghubungkan fauna dan flora Amerika Utara dan Selatan, dengan spesies simbolis seperti elang harpy yang agung (Harpia harpyja) dan katak panah beracun berwarna-warni.
Tidak hanya itu, cagar ini juga memiliki ekosistem yang luas mulai dari hutan hujan tropis yang subur hingga wilayah laut di sepanjang Teluk Urabá. Dengan luas 3.016 km2, hampir 40 persen di antaranya merupakan wilayah laut.
Di jantung Republik Dominika, Cagar Biosfer Madre de las Aguas adalah hamparan luas yang mencakup 11 provinsi dan 35 kota. Cagar ini juga menampung populasi 472.526 jiwa dan memiliki luas 9.374 km².
Cagar biosfer Madre de las Aguas memiliki topografi beragam yang dibentuk oleh Cordillera Central sehingga memiliki berbagai keajaiban alam, seperti dataran tinggi dan air terjun yang mengalir membentuk permadani lanskap yang rumit.
Cagar biosfer ini memiliki empat ekosistem berbeda yang menampung 88 spesies burung, 20 di antaranya endemik dan 17 spesies terancam. Kemudian, Sparrowhawk (Buteo ridgwayi) yang dianggap Kritis oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
Cagar biosfer ini terletak berdekatan dengan Cagar Biosfer Delta de Saloum Senegal di utara dan membentang di sepanjang tepi utara Sungai Gambia. Di dalam batas wilayahnya, hutan bakau mendominasi wilayah pesisir dan tepian sungai.
Sementara itu, di bagian hilir, cagar biosfer ini memiliki formasi batu kapur merah mencolok menonjolkan hutan tropis dan hutan sabana terbuka.
Cagar biosfer ini juga melindungi beberapa hutan bakau asli terakhir di Afrika Barat, di samping Cagar Alam Lahan Basah Bao Bolong dan berbagai hutan negara. Cagar biosfer terdiri dari lahan basah Ramsar dan situs Warisan Dunia UNESCO Pulau Kunta Kinteh.
Dengan luas wilayah 1.937 km2, cagar biosfer ini merupakan rumah bagi sekitar 178.000 penduduk, yang sebagian besar mata pencahariannya bertani dan perikanan. Ini adalah cagar biosfer pertama yang ditetapkan di Gambia.
Cagar biosfer Colli Euganei terdiri dari 81 bukit vulkanik, termasuk Monte Venda yang menjulang tinggi di tengah “spa” termal dan dataran hijau yang dihiasi kebun zaitun serta kebun anggur. Cagar ini juga 15 kotamadya yang kaya akan warisan alam dan budaya.
Baca juga: UNESCO Tetapkan 11 Cagar Biosfer Baru di Dunia
Sejarah vulkanik dan air panas di kawasan ini menjadi daya tarik dan merupakan cekungan air panas terbesar di Eropa. Cagar biosfer ini menampung populasi 111.368 jiwa dan memiliki luas total 341 km2. Selain itu, cagar ini juga memiliki beragam flora dan fauna endemik dataran Veneto.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Hypeabis.id, 11 cagar biosfer itu memiliki keunikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tidak hanya itu, UNESCO juga menetapkan beberapa cagar berada di antara 2 negara.
Salah satu contoh cagar biosfer yang melintas batas 2 negara adalah cagar biosfer Kempen Broek yang berada di Belgia dan Belanda. Cagar ini terdiri dari dua dataran, yakni rendah dan tinggi dengan luas 264 km2.
Baca juga: Jelajah Gastronomi di Cagar Budaya Muarajambi, Ada Ratus Belut hingga Cuko No
Cagar lintas batas lainnya adalah Julian Alps yang berada antara Italia dan Slovenia. Cagar biosfer ini adalah hasil penggabungan 2 cagar biosfer Slovenia dan Italia yang telah ditetapkan oleh organisasi masing-masing pada 2003 dan 2019.
Cagar biosfer lintas ini memiliki wilayah 2.671 km2 yang terdiri dari wilayah inti seluas 735 km2, zona penyangga seluas 438 km2, dan wilayah transisi seluas 1.497 km2 yang merupakan rumah bagi 109.060 penduduk di 20 kota.
Beriktu penjelasan singkat tentang lanskap 11 cagar biosfer baru dan keunikannya yang ditetapkan UNESCO:
1. Cagar Biosfer lintas batas Kempen-Broek (Belgia-Belanda)
Cagar biosfer Kempen-Broek yang berada di hamparan dataran rendah yang indah dan dihiasi hamparan pasir bergelombang lembut memiliki perpaduan menakjubkan antara keajaiban alam dan sejarah manusia.Lahan basah yang sebelumnya merupakan hamparan kosong berubah menjadi lahan pertanian sejak abad ke-19. Namun, kawasan tersebut masih mempertahankan sisa-sisa rawa, diselingi oleh kolam, lahan rawa terbuka, dan hutan rawa.
Cagar yang terkenal sebagai salah satu habitat utama capung di Belgia dan Belanda itu memiliki padang rumput dan ladang di bagian lembah sungainya. Sementara itu, masyarakat menggunakan sebagian besar kawasan dataran tinggi yagn ada untuk pertanian.
Di arah utara, cagar biosfer itu memiliki hamparan tegalan dan bukit pasir pedalaman yang luas melestarikan situs prasejarah yang menarik. Di tengah-tengah dataran tinggi cagar cagar itu terdapat desa dan kota.
Cagar biosfer ini terbentang seluas 264 km2 ini dan dihuni oleh sekitar 75.000 orang dengan pariwisata dan pertanian sebagai pilar ekonominya. Ini adalah cagar biosfer pertama yang ditetapkan di Belgia dan dimiliki bersama oleh Belanda.
2. Cagar Biosfer Darién Norte Chocoano (Kolombia)
Cagar biosfer Darién Norte Chocoano memiliki populasi beragam sebanyak 24.287 jiwa, sebagian besar terdiri dari Masyarakat Adat dan asal Afro-Kolombia. Masyarakat lokal terlibat secara aktif dalam mengajukan usulan penunjukan ke UNESCO, khususnya generasi muda dan perempuan.Rencana pengelolaan kawasan lindung di dalam cagar biosfer baru ini mencakup penerapan pertanian berkelanjutan, peningkatan rantai pemasaran produk pertanian, dan pengembangan Rencana Ekowisata Komunitas.
Di dalam cagar biosfer ini terdapat jembatan keanekaragaman hayati yang menghubungkan fauna dan flora Amerika Utara dan Selatan, dengan spesies simbolis seperti elang harpy yang agung (Harpia harpyja) dan katak panah beracun berwarna-warni.
Tidak hanya itu, cagar ini juga memiliki ekosistem yang luas mulai dari hutan hujan tropis yang subur hingga wilayah laut di sepanjang Teluk Urabá. Dengan luas 3.016 km2, hampir 40 persen di antaranya merupakan wilayah laut.
3. Cagar Biosfer Madre de las Aguas (Republik Dominika)
Di jantung Republik Dominika, Cagar Biosfer Madre de las Aguas adalah hamparan luas yang mencakup 11 provinsi dan 35 kota. Cagar ini juga menampung populasi 472.526 jiwa dan memiliki luas 9.374 km².Cagar biosfer Madre de las Aguas memiliki topografi beragam yang dibentuk oleh Cordillera Central sehingga memiliki berbagai keajaiban alam, seperti dataran tinggi dan air terjun yang mengalir membentuk permadani lanskap yang rumit.
Cagar biosfer ini memiliki empat ekosistem berbeda yang menampung 88 spesies burung, 20 di antaranya endemik dan 17 spesies terancam. Kemudian, Sparrowhawk (Buteo ridgwayi) yang dianggap Kritis oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.
4. Cagar Biosfer Niumi (Gambia)
Cagar biosfer ini terletak berdekatan dengan Cagar Biosfer Delta de Saloum Senegal di utara dan membentang di sepanjang tepi utara Sungai Gambia. Di dalam batas wilayahnya, hutan bakau mendominasi wilayah pesisir dan tepian sungai.Sementara itu, di bagian hilir, cagar biosfer ini memiliki formasi batu kapur merah mencolok menonjolkan hutan tropis dan hutan sabana terbuka.
Cagar biosfer ini juga melindungi beberapa hutan bakau asli terakhir di Afrika Barat, di samping Cagar Alam Lahan Basah Bao Bolong dan berbagai hutan negara. Cagar biosfer terdiri dari lahan basah Ramsar dan situs Warisan Dunia UNESCO Pulau Kunta Kinteh.
Dengan luas wilayah 1.937 km2, cagar biosfer ini merupakan rumah bagi sekitar 178.000 penduduk, yang sebagian besar mata pencahariannya bertani dan perikanan. Ini adalah cagar biosfer pertama yang ditetapkan di Gambia.
5. Cagar Biosfer Colli Euganei (Italia)
Cagar biosfer Colli Euganei terdiri dari 81 bukit vulkanik, termasuk Monte Venda yang menjulang tinggi di tengah “spa” termal dan dataran hijau yang dihiasi kebun zaitun serta kebun anggur. Cagar ini juga 15 kotamadya yang kaya akan warisan alam dan budaya.Baca juga: UNESCO Tetapkan 11 Cagar Biosfer Baru di Dunia
Sejarah vulkanik dan air panas di kawasan ini menjadi daya tarik dan merupakan cekungan air panas terbesar di Eropa. Cagar biosfer ini menampung populasi 111.368 jiwa dan memiliki luas total 341 km2. Selain itu, cagar ini juga memiliki beragam flora dan fauna endemik dataran Veneto.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.