Cerita Inspiratif Para Desainer Berdayakan Perajin Daerah dan Angkat Wastra Nusantara
30 November 2024 |
22:00 WIB
Di tengah perkembangan industri fesyen yang dinamis, sejumlah desainer memilih perjalanan mode yang lebih bermakna. Mereka mengangkat keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia ke runway pekan mode bergengsi Tanah Air.
Tak hanya menciptakan karya busana estetis bernilai fantastis, para desainer dan rumah mode juga memberdayakan para perajin daerah dan menerapkan produksi kain yang ramah lingkungan.
Baca juga: Hypeprofil Desainer Ratri WK: Ajak Penyandang Down Syndrome Membatik Shibori di KamaKu
Dengan mengawinkan teknik pembuatan kain tradisional seperti menenun dan membatik dengan sentuhan modern, mereka menjadikan setiap busana sebagai kanvas yang menceritakan indahnya alam dan budaya Indonesia.
Adrie Basuki meluncurkan koleksi busana bertajuk Wana Puspa yang artinya hutan bunga. Desainer pemenang Lomba Perancang Mode (LPM) 2021 tersebut menampilkan karyanya di pekan mode bergengsi Tanah Air, Jakarta Fashion Week 2025 dan versi busana modest-nya IN2MF 2024.
Wana Puspa terinspirasi dari hutan dan flora Indonesia yang ditampilkan dalam siluet khas perempuan Indonesia, sebuah interpretasi dari kebaya dan baju bodo khas Indonesia. Selain itu juga, mengangkat kain tenun lurik yang di desain khusus oleh para perajin di Klaten.
Adrie Basuki menggunakan kain marmer yang dikenal sebagai kain daur ulang buatan tangan yang menjadi signature dari jenama Adrie Basuki. Kain tersebut dibuatnya menjadi sebuah aplikasi bunga dan eksplorasi teknik serut yang memberikan kesan modern. Adapun proses pembuatan kain marmer membutuhkan waktu dan tahapan yang cukup panjang.
"Mulai memilah kain sesuai warna, mencacahnya, menggabungkan cacahan dengan warna yang senada, menimbangnya, kemudian menabur dan merekatkannya sehingga menjadi kain yang baru," ujar desainer Adrie Basuki.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kain Marmer ini di desain sebagai kain daur ulang yang selalu memastikan ada sentuhan tangan manusia dalam pembuatannya, serta memastikan seluruh sisa kain tidak terpakai bisa diadopsi menjadi kain baru.
Melalui koleksi Wana Puspa, Adrie Basuki ingin mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian bumi ini dan tetap bangga menjadi perempuan Indonesia dengan ciri khasnya yang anggun dan membumi. "Fesyen bukan hanya tentang tampil dengan menawan, tetapi juga berkontribusi positif pada lingkungan," katanya.
Besar harapan Adrie Basuki, suatu saat nanti Kain Marmer ini bisa juga menjadi salah satu kain daur ulang kebanggaan Indonesia di industri modest fashion nasional dan global.
Baca juga: Eksklusif Desainer Lenny Agustin: Masa Depan Mode Tanah Air dan Indonesian Fashion Chamber
Jenama lainnya yang juga mengangkat keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia, serta berkolaborasi dengan para perajin daerah adalah Alena by Lena Sahrani. Jenama tersebut meluncurkan koleksi bertajuk The beauty of Mangrove yang ditampilkannya di IN2MF 2024.
Sebagai upaya mendorong keberlanjutan di industri mode, mereka memperkenalkan koleksi teranyarnya yang terinspirasi oleh ekosistem biru dan hijau, dengan mangrove sebagai fokus utamanya.
"Mangrove yang dikenal sebagai pelindung garis pantai dan penyerap karbon, juga menjadi sumber bahan baku inovatif untuk produk fesyen," kata Lena, desainer dan founder Alena by Lena Sahrani.
Dalam proses pembuatannya, jenama ini berkolaborasi dengan perajin lokal Rumah Rendah Karbon dan Mar’art. Memadukan songket tenun khas kepulauan riau Tujuh laksana dengan desain busana modest kontemporer.
"Kami juga memberdayakan masyarakat lokal khususnya ibu-ibu pulau Dompak yang mana Dompak termasuk salah satu kecamatan dengan ekonomi terendah yang ada di Tanjungpinang Kepulauan Riau," lanjutnya.
Koleksi ini menggunakan kain Ecoprint Mangrove (blue ecosystem) mix Green Ecosystem, dipadukan kain batik mangrove motif tudung saji, dan kain linen dan Tenun Songket Tujuh laksana motif Bunga kundur khas Kepulauan Riau, sehingga menciptakan tampilan yang simpel, modern, elegan, dan kaya akan keindahan wastra Indonesia
Melalui koleksi busana The beauty of Mangrove, Lena ingin mengajak orang-orang meningkatkan kesadarannya tentang pentingnya pelestarian ekosistem mangrove dan dampaknya terhadap keberlanjutan. Setiap rancangan busananya tidak hanya mencerminkan keindahan alam tetapi juga mendukung upaya konservasi dan memberdayakan masyarakat lokal.
Jenama lainnya, Restu Anggraini memperkenalkan koleksinya yang bertajuk KAIKALA: Eternal Waves of Elegance yang ditampilkannya di IN2MF 2024. Koleksi ini menyoroti perpaduan yang mengagumkan antara ombak dan lautan yang misterius, dengan kehangatan sinar matahari.
Tak ketinggalan, jenama ini juga memperlihatkan daya tarik Kain Tenun Lagosi dari dari Sulawesi selatan. Mengeksplorasi palet warna yang kaya seperti merah, maroon, emas, putih, menciptakan nuansa yang elegan namun tetap alami. Koleksi busana ini menghormati warisan budaya masyarakat bugis yang kaya akan nilai sejarah sekaligus merangkul keindahan alamnnya
“Matahari dan lautan melambangkan kehidupan, energi, dan misteri, saya ingin menangkap dualitas dunia alami, yakni misteri lautan dan energi matahari yang memberi kehidupan sambil menanamkan semangat budaya dari kain lagosi," kata Restu, desainer dan founder jenama Restu Anggraini.
Lebih lanjut dia memaparkan, ini adalah koleksi yang memadukan harmoni antara kehangatan dan kesejukan yang merefleksikan alam. KAIKALA menggabungkan estetika alam dengan sentuhan unsur putih yang mewakili keindahan cangkang kerang dan mutiara menjadi elemen kuncinya.
Restu Anggraini memadukan aplikasi olah bahan yang terinpirasi dari biota laut. Mutiara dan manik-manik menghiasi busana rancangannya, memberi kesan elegan dan mewah. Teknik manipulasi kain juga digunakan untuk menghadirkan tekstur dan dimensi yang menawan, seolah membawa kita menyelami keindahan bawah laut.
Koleksi KAILAKA mencakup blus ringan dengan pola terinspirasi siluet pakaian tadisional bugis yang dipadukan dengan sarung tenun handmade. Mempertemukan desain geometris khas Bugis dengan skema warna yang bermandikan sinar matahari seperti emas dan koral.
Ada juga outerwear berupa mantel yang dipadukan dengan detail embelishment, terinspirasi dari biota laut. Lalu outer dengan material tenun lagosi dan kain sutra yang berkilauan, dipadukan dengan maxi dress dengan potonga loose memberikan kesan mewah dan dramatis.
Baca juga: Ragam Wastra dalam Busana Modest Karya Desainer Indonesia dan Malaysia di IN2MF 2024
Tunik dengan embellishment mutiara dan teknik manipulasi kain, menciptakan tampilan yang kaya tekstur dan elegan. Lalu, kain printing bertema lautan yang menampilkan motif terinspirasi dari laut dan tenun lagosi, memberikan nuansa alam yang segar dan memikat.
Inti dari koleksi ini adalah Kain Tenun Lagosi, yang ditenun oleh perajin terampil di Sulawesi Selatan menggunakan teknik menenun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi oleh para penenun Bugis. Dengan memadukan seni dengan elemen laut dan matahari, koleksi ini tidak hanya merayakan mode tetapi juga melestarikan dan mengangkat warisan budaya Indonesia.
Sejalan dengan komitmen Restu Anggraini terhadap keberlanjutan, kain Tenun Lagosi yang digunakan dalam koleksi ini diproduksi dengan menerapkan praktik ramah lingkungan yang menghormati budaya masyarakat setempat. Kolaborasi ini turut membantu menyediakan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi para perajin, serta sebagai upaya melestarikan tekstil tradisional Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Tak hanya menciptakan karya busana estetis bernilai fantastis, para desainer dan rumah mode juga memberdayakan para perajin daerah dan menerapkan produksi kain yang ramah lingkungan.
Baca juga: Hypeprofil Desainer Ratri WK: Ajak Penyandang Down Syndrome Membatik Shibori di KamaKu
Dengan mengawinkan teknik pembuatan kain tradisional seperti menenun dan membatik dengan sentuhan modern, mereka menjadikan setiap busana sebagai kanvas yang menceritakan indahnya alam dan budaya Indonesia.
Adrie Basuki meluncurkan koleksi busana bertajuk Wana Puspa yang artinya hutan bunga. Desainer pemenang Lomba Perancang Mode (LPM) 2021 tersebut menampilkan karyanya di pekan mode bergengsi Tanah Air, Jakarta Fashion Week 2025 dan versi busana modest-nya IN2MF 2024.
Koleksi Wana Puspa di JFW 2025 (Sumber Foto: JFW)
Wana Puspa terinspirasi dari hutan dan flora Indonesia yang ditampilkan dalam siluet khas perempuan Indonesia, sebuah interpretasi dari kebaya dan baju bodo khas Indonesia. Selain itu juga, mengangkat kain tenun lurik yang di desain khusus oleh para perajin di Klaten.
Adrie Basuki menggunakan kain marmer yang dikenal sebagai kain daur ulang buatan tangan yang menjadi signature dari jenama Adrie Basuki. Kain tersebut dibuatnya menjadi sebuah aplikasi bunga dan eksplorasi teknik serut yang memberikan kesan modern. Adapun proses pembuatan kain marmer membutuhkan waktu dan tahapan yang cukup panjang.
"Mulai memilah kain sesuai warna, mencacahnya, menggabungkan cacahan dengan warna yang senada, menimbangnya, kemudian menabur dan merekatkannya sehingga menjadi kain yang baru," ujar desainer Adrie Basuki.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kain Marmer ini di desain sebagai kain daur ulang yang selalu memastikan ada sentuhan tangan manusia dalam pembuatannya, serta memastikan seluruh sisa kain tidak terpakai bisa diadopsi menjadi kain baru.
Koleksi Wana Puspa di IN2MF 2024 (Sumber Foto: IN2MF)
Melalui koleksi Wana Puspa, Adrie Basuki ingin mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian bumi ini dan tetap bangga menjadi perempuan Indonesia dengan ciri khasnya yang anggun dan membumi. "Fesyen bukan hanya tentang tampil dengan menawan, tetapi juga berkontribusi positif pada lingkungan," katanya.
Besar harapan Adrie Basuki, suatu saat nanti Kain Marmer ini bisa juga menjadi salah satu kain daur ulang kebanggaan Indonesia di industri modest fashion nasional dan global.
Baca juga: Eksklusif Desainer Lenny Agustin: Masa Depan Mode Tanah Air dan Indonesian Fashion Chamber
Jenama lainnya yang juga mengangkat keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia, serta berkolaborasi dengan para perajin daerah adalah Alena by Lena Sahrani. Jenama tersebut meluncurkan koleksi bertajuk The beauty of Mangrove yang ditampilkannya di IN2MF 2024.
Sebagai upaya mendorong keberlanjutan di industri mode, mereka memperkenalkan koleksi teranyarnya yang terinspirasi oleh ekosistem biru dan hijau, dengan mangrove sebagai fokus utamanya.
"Mangrove yang dikenal sebagai pelindung garis pantai dan penyerap karbon, juga menjadi sumber bahan baku inovatif untuk produk fesyen," kata Lena, desainer dan founder Alena by Lena Sahrani.
Koleksi The beauty of Mangrove (Sumber Foto: IN2MF)
Dalam proses pembuatannya, jenama ini berkolaborasi dengan perajin lokal Rumah Rendah Karbon dan Mar’art. Memadukan songket tenun khas kepulauan riau Tujuh laksana dengan desain busana modest kontemporer.
"Kami juga memberdayakan masyarakat lokal khususnya ibu-ibu pulau Dompak yang mana Dompak termasuk salah satu kecamatan dengan ekonomi terendah yang ada di Tanjungpinang Kepulauan Riau," lanjutnya.
Koleksi ini menggunakan kain Ecoprint Mangrove (blue ecosystem) mix Green Ecosystem, dipadukan kain batik mangrove motif tudung saji, dan kain linen dan Tenun Songket Tujuh laksana motif Bunga kundur khas Kepulauan Riau, sehingga menciptakan tampilan yang simpel, modern, elegan, dan kaya akan keindahan wastra Indonesia
Melalui koleksi busana The beauty of Mangrove, Lena ingin mengajak orang-orang meningkatkan kesadarannya tentang pentingnya pelestarian ekosistem mangrove dan dampaknya terhadap keberlanjutan. Setiap rancangan busananya tidak hanya mencerminkan keindahan alam tetapi juga mendukung upaya konservasi dan memberdayakan masyarakat lokal.
Jenama lainnya, Restu Anggraini memperkenalkan koleksinya yang bertajuk KAIKALA: Eternal Waves of Elegance yang ditampilkannya di IN2MF 2024. Koleksi ini menyoroti perpaduan yang mengagumkan antara ombak dan lautan yang misterius, dengan kehangatan sinar matahari.
Tak ketinggalan, jenama ini juga memperlihatkan daya tarik Kain Tenun Lagosi dari dari Sulawesi selatan. Mengeksplorasi palet warna yang kaya seperti merah, maroon, emas, putih, menciptakan nuansa yang elegan namun tetap alami. Koleksi busana ini menghormati warisan budaya masyarakat bugis yang kaya akan nilai sejarah sekaligus merangkul keindahan alamnnya
“Matahari dan lautan melambangkan kehidupan, energi, dan misteri, saya ingin menangkap dualitas dunia alami, yakni misteri lautan dan energi matahari yang memberi kehidupan sambil menanamkan semangat budaya dari kain lagosi," kata Restu, desainer dan founder jenama Restu Anggraini.
Lebih lanjut dia memaparkan, ini adalah koleksi yang memadukan harmoni antara kehangatan dan kesejukan yang merefleksikan alam. KAIKALA menggabungkan estetika alam dengan sentuhan unsur putih yang mewakili keindahan cangkang kerang dan mutiara menjadi elemen kuncinya.
Koleksi Kaikala (Sumber Foto: IN2MF)
Restu Anggraini memadukan aplikasi olah bahan yang terinpirasi dari biota laut. Mutiara dan manik-manik menghiasi busana rancangannya, memberi kesan elegan dan mewah. Teknik manipulasi kain juga digunakan untuk menghadirkan tekstur dan dimensi yang menawan, seolah membawa kita menyelami keindahan bawah laut.
Koleksi KAILAKA mencakup blus ringan dengan pola terinspirasi siluet pakaian tadisional bugis yang dipadukan dengan sarung tenun handmade. Mempertemukan desain geometris khas Bugis dengan skema warna yang bermandikan sinar matahari seperti emas dan koral.
Ada juga outerwear berupa mantel yang dipadukan dengan detail embelishment, terinspirasi dari biota laut. Lalu outer dengan material tenun lagosi dan kain sutra yang berkilauan, dipadukan dengan maxi dress dengan potonga loose memberikan kesan mewah dan dramatis.
Baca juga: Ragam Wastra dalam Busana Modest Karya Desainer Indonesia dan Malaysia di IN2MF 2024
Tunik dengan embellishment mutiara dan teknik manipulasi kain, menciptakan tampilan yang kaya tekstur dan elegan. Lalu, kain printing bertema lautan yang menampilkan motif terinspirasi dari laut dan tenun lagosi, memberikan nuansa alam yang segar dan memikat.
Inti dari koleksi ini adalah Kain Tenun Lagosi, yang ditenun oleh perajin terampil di Sulawesi Selatan menggunakan teknik menenun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi oleh para penenun Bugis. Dengan memadukan seni dengan elemen laut dan matahari, koleksi ini tidak hanya merayakan mode tetapi juga melestarikan dan mengangkat warisan budaya Indonesia.
Sejalan dengan komitmen Restu Anggraini terhadap keberlanjutan, kain Tenun Lagosi yang digunakan dalam koleksi ini diproduksi dengan menerapkan praktik ramah lingkungan yang menghormati budaya masyarakat setempat. Kolaborasi ini turut membantu menyediakan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi para perajin, serta sebagai upaya melestarikan tekstil tradisional Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.