Komunitas Salihara Hadirkan Lakon Kelas Akting 2024, Kisahkan Alienasi & Komedi
28 November 2024 |
17:00 WIB
Komunitas Salihara akan menyuguhkan pementasan Kelas Akting Salihara 2024 pada 30 November hingga 1 Desember 2024 di Teater Salihara, Jakarta. Pementasan yang menghadirkan peserta kelas akting tingkat satu dan tingkat dua tersebut akan membawakan dua lakon hasil dari kelas menulis.
Peserta tingkat satu akan membawakan naskah Kota dan Topeng-Topeng yang Ganjil, sedangkan peserta tingkat dua akan mementaskan lakon Jatah. Kedua lakon tersebut disutradarai serta diampu secara langsung oleh Rukman Rosadi, selaku pengampu dari Kelas Akting Salihara.
Kurator Teater Komunitas Salihara, Hendromasto Prasetyo mengatakan, tujuan utama dari program ini adalah untuk mendistribusikan pengetahuan kepada mereka yang tertarik mendalami seni peran. Hasil dari pelatihan tersebut nantinya juga dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan masing-masing peserta dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Lakon Foolish Doom, Bakal Meriahkan Pesta Boneka 2024 di Komunitas Salihara Jakarta
Hendro mengungkap, program Kelas Akting sejak awal memang didesain untuk menjadi ruang dalam mendistribusikan pengetahuan seni peran. Ihwal dari kegiatan ini adalah agar seni peran dapat dipahami semua orang tanpa peduli latar belakangnya.
"Kita percaya seni peran tidak hanya berguna bagi para aktor di panggung atau di depan kamera, tetapi juga bisa untuk keseharian. Jadi hadirnya kelas ini adalah untuk mereka bisa mendalami dan mengimplementasikannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing," katanya.
Sejalan dengan visi Kelas Akting Salihara yang bisa membantu peserta mendalami dan mengimplementasikan materi ke personal masing-masing, berbagai latar belakang pun menghiasi peserta Kelas Akting tahun ini. Salah satunya adalah Arief Ramadhan, engineer yang tertarik mendalami dunia seni peran lewat Kelas Akting Salihara.
“Saya tertarik belajar akting karena melihatnya sebagai pengembangan soft skill yang berguna dalam karir. Dalam akting kita belajar untuk berekspresi, membentuk citra diri, hingga membaca lawan bicara. Kemampuan ini relevan untuk semua manusia, termasuk engineer," katanya.
Sementara itu, Ratih Kumala, yang menjadi peserta tingkat dua, mengatakan ada yang berbeda dari tiap tingkatan kelas tersebut. Penulis Gadis Kretek itu mengungkap, jika pada kelas 1 peserta fokus terhadap pembangunan fondasi sebagai seorang aktor, sedangkan tingkat 2 mendalami peran dan karakter.
Berbeda dengan film, Ratih mengaku tantangan akting untuk teater memang lebih besar. Pekerja film yang sehari-hari juga bekerja sebagai penulis itu mengungkap, pendalaman akting dari kelas ini juga menjadi modal yang penting untuk proses kreatif menulis.
"Jika di tingkat 1 adalah fondasi yang diberikan oleh mentor kami, Mas Rukman Rosadi, untuk mempersiapkan diri menjadi ‘aku aktor’, maka di tingkat 2 ini adalah proses benar-benar masuk ke ‘aku peran," katanya.
Dalam pementasan tahun ini, kelas Akting Salihara akan mementaskan dua lakon, yakni Kota dan Topeng-Topeng yang Ganjil dan Jatah. Lakon pertama akan dipentaskan pada 30 November 2024, pukul 20.00 WIB, sedangkan lakon kedua akan dipentaskan pada 1 Desember 2024, pukul 16.00 WIB.
Lakon Kota dan Topeng-Topeng yang Ganjil akan menggambarkan dinamika kota yang secara sadar atau tidak kerap menuntun penghuninya untuk memiliki banyak topeng dalam kesehariannya. Situasi 'terasing' itu tak ayal memantik tegangan yang membuat lupa tentang wajah asli diri sendiri.
Naskah tersebut merupakan kolase pengalaman personal dan kolektif para peserta Kelas Akting Salihara Tingkat 1 2024. Karya ini bermula dari kepingan cerita masing-masing peserta yang mereka olah selama kelas berlangsung dan kemudian dijahit oleh sutradara menjadi keping-keping cerita.
Sementara itu, lakon Jatah akan mengungkai kisah sebuah kampung yang dilirik investor sekaligus Caleg setempat untuk disulap jadi kawasan wisata. Para lelaki bersemangat menjual tanah, sementara para istri tegas menolak, hingga berujung pada aksi mogok seks, agar suami-suami mereka mengubah sikap.
Jatah ditulis oleh Farhan Arief dan Ratih Kumala yang terinspirasi Lysistrata karya Aristophanes. Jatah dikembangkan bersama seluruh peserta Kelas Akting Tingkat 2 2024. Dalam prosesnya, masing-masing peserta bertugas menajamkan karakter sementara sutradara mengatur ansambel permainan untuk menjaga premis naskah komedi tersebut.
Baca Juga: Lakon Putra Sang Maestro, Satirisme Berbalut Romansa dari Indonesia Kita
Editor: M. Taufikul Basari
Peserta tingkat satu akan membawakan naskah Kota dan Topeng-Topeng yang Ganjil, sedangkan peserta tingkat dua akan mementaskan lakon Jatah. Kedua lakon tersebut disutradarai serta diampu secara langsung oleh Rukman Rosadi, selaku pengampu dari Kelas Akting Salihara.
Kurator Teater Komunitas Salihara, Hendromasto Prasetyo mengatakan, tujuan utama dari program ini adalah untuk mendistribusikan pengetahuan kepada mereka yang tertarik mendalami seni peran. Hasil dari pelatihan tersebut nantinya juga dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan masing-masing peserta dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Lakon Foolish Doom, Bakal Meriahkan Pesta Boneka 2024 di Komunitas Salihara Jakarta
Hendro mengungkap, program Kelas Akting sejak awal memang didesain untuk menjadi ruang dalam mendistribusikan pengetahuan seni peran. Ihwal dari kegiatan ini adalah agar seni peran dapat dipahami semua orang tanpa peduli latar belakangnya.
"Kita percaya seni peran tidak hanya berguna bagi para aktor di panggung atau di depan kamera, tetapi juga bisa untuk keseharian. Jadi hadirnya kelas ini adalah untuk mereka bisa mendalami dan mengimplementasikannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing," katanya.
Sejalan dengan visi Kelas Akting Salihara yang bisa membantu peserta mendalami dan mengimplementasikan materi ke personal masing-masing, berbagai latar belakang pun menghiasi peserta Kelas Akting tahun ini. Salah satunya adalah Arief Ramadhan, engineer yang tertarik mendalami dunia seni peran lewat Kelas Akting Salihara.
“Saya tertarik belajar akting karena melihatnya sebagai pengembangan soft skill yang berguna dalam karir. Dalam akting kita belajar untuk berekspresi, membentuk citra diri, hingga membaca lawan bicara. Kemampuan ini relevan untuk semua manusia, termasuk engineer," katanya.
Sementara itu, Ratih Kumala, yang menjadi peserta tingkat dua, mengatakan ada yang berbeda dari tiap tingkatan kelas tersebut. Penulis Gadis Kretek itu mengungkap, jika pada kelas 1 peserta fokus terhadap pembangunan fondasi sebagai seorang aktor, sedangkan tingkat 2 mendalami peran dan karakter.
Berbeda dengan film, Ratih mengaku tantangan akting untuk teater memang lebih besar. Pekerja film yang sehari-hari juga bekerja sebagai penulis itu mengungkap, pendalaman akting dari kelas ini juga menjadi modal yang penting untuk proses kreatif menulis.
"Jika di tingkat 1 adalah fondasi yang diberikan oleh mentor kami, Mas Rukman Rosadi, untuk mempersiapkan diri menjadi ‘aku aktor’, maka di tingkat 2 ini adalah proses benar-benar masuk ke ‘aku peran," katanya.
Sinopsis Pementasan
Dalam pementasan tahun ini, kelas Akting Salihara akan mementaskan dua lakon, yakni Kota dan Topeng-Topeng yang Ganjil dan Jatah. Lakon pertama akan dipentaskan pada 30 November 2024, pukul 20.00 WIB, sedangkan lakon kedua akan dipentaskan pada 1 Desember 2024, pukul 16.00 WIB.
Lakon Kota dan Topeng-Topeng yang Ganjil akan menggambarkan dinamika kota yang secara sadar atau tidak kerap menuntun penghuninya untuk memiliki banyak topeng dalam kesehariannya. Situasi 'terasing' itu tak ayal memantik tegangan yang membuat lupa tentang wajah asli diri sendiri.
Naskah tersebut merupakan kolase pengalaman personal dan kolektif para peserta Kelas Akting Salihara Tingkat 1 2024. Karya ini bermula dari kepingan cerita masing-masing peserta yang mereka olah selama kelas berlangsung dan kemudian dijahit oleh sutradara menjadi keping-keping cerita.
Sementara itu, lakon Jatah akan mengungkai kisah sebuah kampung yang dilirik investor sekaligus Caleg setempat untuk disulap jadi kawasan wisata. Para lelaki bersemangat menjual tanah, sementara para istri tegas menolak, hingga berujung pada aksi mogok seks, agar suami-suami mereka mengubah sikap.
Jatah ditulis oleh Farhan Arief dan Ratih Kumala yang terinspirasi Lysistrata karya Aristophanes. Jatah dikembangkan bersama seluruh peserta Kelas Akting Tingkat 2 2024. Dalam prosesnya, masing-masing peserta bertugas menajamkan karakter sementara sutradara mengatur ansambel permainan untuk menjaga premis naskah komedi tersebut.
Baca Juga: Lakon Putra Sang Maestro, Satirisme Berbalut Romansa dari Indonesia Kita
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.