Astronot Matt Romeyn ketika berada di Crop Food Production Research Area of the Space Station Processing Facility NASA (Sumber gambar: NASA)

Kebun di Antariksa, NASA Ciptakan Solusi Makanan Segar untuk Astronot ISS

15 November 2024   |   19:00 WIB
Image
Muhammad Diva Farel Ramadhan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) memiliki beragam tantangan, mulai dari kondisi gravitasi yang sangat kecil hingga ruangan yang terbatas. Namun, satu kendala yang mungkin jarang terpikirkan adalah pasokan makanan segar. 

Setiap beberapa bulan, pesawat kargo mengirimkan bahan pangan yang tahan lama untuk para astronot, tetapi pola makan yang berulang dari makanan olahan dapat menyebabkan kebosanan. Bagi astronot, keletihan ini bisa berdampak serius karena mereka bisa kehilangan selera makan, berat badan, dan bahkan performa kerja.

Baca juga: NASA dan Sierra Space Kembangkan Mesin Pengolah Sampah Luar Angkasa Mirip Film Wall-E

Mengambil sumber dari laman resmi NASA Kamis (14/11/2024), sebagai solusinya, NASA mengembangkan metode menumbuhkan tanaman langsung di ISS. Selain mengatasi kebosanan terhadap makanan, proyek ini juga mempersiapkan misi jangka panjang ke Mars, di mana astronot perlu mengandalkan pangan yang mereka hasilkan sendiri. 

Beberapa sistem penanaman di ISS dirancang khusus untuk memungkinkan astronot merasakan makanan segar dari hasil budidaya mereka. Sistem pertama yang diperkenalkan adalah Vegetable Production System atau Veggie.

Sistem ini mampu menumbuhkan hingga enam tanaman sekaligus dan menggunakan media tumbuh berbasis tanah liat dalam kantong plant pillows yang terbuat dari Kevlar. Sejak diperkenalkan pada 2014, Veggie telah menghasilkan berbagai sayuran, seperti selada, kubis, dan moster. 

Pada 2021, sistem yang lebih canggih bernama Advanced Plant Habitat (APH) diintegrasikan ke dalam ISS. APH memanfaatkan tanah liat dan sistem lampu LED yang dapat disesuaikan warnanya, termasuk cahaya inframerah, untuk menyesuaikan kondisi optimal bagi berbagai jenis tanaman. Dengan sistem ini, astronot bisa menumbuhkan tanaman yang lebih kompleks seperti lobak dan cabai.

ISS juga melakukan eksperimen lain yang disebut XROOTS (eXposed Root On-Orbit Test System), yang memanfaatkan metode hidroponik dan aeroponik. Keduanya merupakan teknik pertanian tanpa tanah yang populer di Bumi. 

Eksperimen ini bertujuan untuk memahami lebih lanjut perkembangan akar dalam lingkungan luar angkasa, sekaligus menjajaki potensi pertanian ruang angkasa dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan pangan astronot.

Walaupun beragam teknologi telah dikembangkan, menumbuhkan tanaman di luar angkasa masih penuh tantangan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah perubahan kelembaban di ISS. Hal ini mengakibatkan tanaman mengalami stres air. Bahkan ketika diberi tambahan air, tanaman kesulitan menyesuaikan diri dengan kondisi baru.

Ilmuwan proyek Veggie Gioia Massa mengatakan bahwa hal itu lumrah terjadi di luar angkasa. Menurutnya, hal ini memberikan pelajaran berharga tentang tantangan yang mungkin dihadapi eksplorasi luar angkasa di masa depan.

“Ini merupakan hal yang menantang, namun kami mendapatkan beberapa keberhasilan darinya dan saya pikir kami akan mendapatkan lebih banyak lagi. Kami akan mengintegrasikan teknik-teknik baru, serta teknologi dan pendekatan baru,” ujarnya dikutip dari Slashgear.

Baca juga: NASA Siapkan Teleskop Baru untuk Misi Pencarian Planet Layak Huni

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mengenal Tren Skincare SPF Cocktailing yang Tidak Dianjurkan Dermatologis

BERIKUTNYA

Cek Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: