NASA Siapkan Teleskop Baru untuk Misi Pencarian Planet Layak Huni
12 November 2024 |
07:00 WIB
NASA tengah bersiap meluncurkan teleskop luar angkasa terbaru yang dirancang untuk mengungkap rahasia kosmos lebih jauh dari sebelumnya. The Nancy Grace Roman Space Telescope, yang akan diluncurkan sekitar Mei 2027, memiliki kemampuan melihat 100 kali lebih luas dibandingkan Teleskop Hubble.
Perangkat ini nantinya diharapkan dapat membantu para ilmuwan mengembangkan teknologi untuk mendeteksi planet layak huni di luar tata surya kita.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Galileo Galilei Menemukan Callisto sebagai Satelit Planet Jupiter
Teleskop Roman akan fokus pada penelitian tentang energi gelap, eksoplanet, dan astrofisika inframerah, serta menguji teknologi canggih bernama Roman Coronagraph Instrument. Alat ini dapat memblokir cahaya bintang, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk melihat cahaya redup dari planet yang mengorbit bintang tersebut.
Fungsinya yang canggih menjadikannya sebagai penanda penting dalam misi pencarian planet yang mirip dengan Bumi.
“Untuk mencapai tujuan kita mencari planet layak huni, kita membutuhkan demonstrasi teknologi dari Roman Coronagraph,” ujar Rob Zellem, Wakil Ilmuwan Proyek Teleskop Luar Angkasa Roman dari NASA Goddard dikutip dari Space Senin (11/11/2024).
Teknologi ini nantinya akan diterapkan pada misi NASA berikutnya, Habitable Worlds Observatory, yang dirancang khusus untuk mencari tanda-tanda kehidupan di planet lain.
Berbeda dengan metode konvensional seperti transit, yang mengamati penurunan cahaya saat planet melintasi bintang, coronagraph memungkinkan deteksi langsung planet redup di sekitar bintang terang.
Dengan teknologi ini, para astronom tak lagi terbatas pada planet yang melintas di depan bintang, memungkinkan pengamatan planet di orbit yang tak terjangkau oleh metode transit.
Roman Coronagraph Instrument, yang berukuran sebesar piano, terdiri dari berbagai komponen canggih seperti detektor, prisma, cermin fleksibel, dan masker. Alat ini mampu mendeteksi planet yang seratus juta kali lebih redup dari bintang induknya, atau hingga seribu kali lebih baik dibandingkan coronagraph luar angkasa yang ada saat ini.
Langkah besar ini tercapai setelah teknisi di Jet Propulsion Laboratory NASA di California berhasil mengintegrasikan coronagraph dengan kerangka teleskop, sebuah struktur besar yang akan memuat instrumen utama teleskop.
Setelah ini, insinyur akan melakukan pengujian dan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan baik sebelum instrumen lain dan teleskop itu sendiri diintegrasikan.
Liz Daly, Kepala Integrasi dan Uji Payload Terintegrasi untuk Teleskop Roman di Goddard, menyatakan bahwa perkembangan ini menjadi bukti kerja keras banyak tim. "Menyaksikan tim ini berkumpul dan membangun observatorium Roman sungguh memuaskan. Ini adalah hasil dari kerja keras, waktu panjang, dan dedikasi banyak orang," ujarnya.
Dengan teknologi ini, NASA berharap misi pencarian planet layak huni akan semakin mendekati kenyataan, membuka peluang besar untuk mengungkap tanda-tanda kehidupan di luar angkasa.
Editor: Fajar Sidik
Perangkat ini nantinya diharapkan dapat membantu para ilmuwan mengembangkan teknologi untuk mendeteksi planet layak huni di luar tata surya kita.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Galileo Galilei Menemukan Callisto sebagai Satelit Planet Jupiter
Teleskop Roman akan fokus pada penelitian tentang energi gelap, eksoplanet, dan astrofisika inframerah, serta menguji teknologi canggih bernama Roman Coronagraph Instrument. Alat ini dapat memblokir cahaya bintang, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk melihat cahaya redup dari planet yang mengorbit bintang tersebut.
Fungsinya yang canggih menjadikannya sebagai penanda penting dalam misi pencarian planet yang mirip dengan Bumi.
“Untuk mencapai tujuan kita mencari planet layak huni, kita membutuhkan demonstrasi teknologi dari Roman Coronagraph,” ujar Rob Zellem, Wakil Ilmuwan Proyek Teleskop Luar Angkasa Roman dari NASA Goddard dikutip dari Space Senin (11/11/2024).
Teknologi ini nantinya akan diterapkan pada misi NASA berikutnya, Habitable Worlds Observatory, yang dirancang khusus untuk mencari tanda-tanda kehidupan di planet lain.
Berbeda dengan metode konvensional seperti transit, yang mengamati penurunan cahaya saat planet melintasi bintang, coronagraph memungkinkan deteksi langsung planet redup di sekitar bintang terang.
Dengan teknologi ini, para astronom tak lagi terbatas pada planet yang melintas di depan bintang, memungkinkan pengamatan planet di orbit yang tak terjangkau oleh metode transit.
Roman Coronagraph Instrument, yang berukuran sebesar piano, terdiri dari berbagai komponen canggih seperti detektor, prisma, cermin fleksibel, dan masker. Alat ini mampu mendeteksi planet yang seratus juta kali lebih redup dari bintang induknya, atau hingga seribu kali lebih baik dibandingkan coronagraph luar angkasa yang ada saat ini.
Langkah besar ini tercapai setelah teknisi di Jet Propulsion Laboratory NASA di California berhasil mengintegrasikan coronagraph dengan kerangka teleskop, sebuah struktur besar yang akan memuat instrumen utama teleskop.
Setelah ini, insinyur akan melakukan pengujian dan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan baik sebelum instrumen lain dan teleskop itu sendiri diintegrasikan.
Liz Daly, Kepala Integrasi dan Uji Payload Terintegrasi untuk Teleskop Roman di Goddard, menyatakan bahwa perkembangan ini menjadi bukti kerja keras banyak tim. "Menyaksikan tim ini berkumpul dan membangun observatorium Roman sungguh memuaskan. Ini adalah hasil dari kerja keras, waktu panjang, dan dedikasi banyak orang," ujarnya.
Dengan teknologi ini, NASA berharap misi pencarian planet layak huni akan semakin mendekati kenyataan, membuka peluang besar untuk mengungkap tanda-tanda kehidupan di luar angkasa.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.