Peneliti Menyebut Kehidupan Alien Akan Ditemukan pada 2025
31 December 2021 |
10:33 WIB
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mencari bukti kehidupan di luar angkasa. Di antara berbagai planet yang ada, Mars dan Venus adalah dua yang memberi harapan. Ditemukannya organisme mikroskopis, seperti metanogen, dianggap menjadi petunjuk akan adanya keberadaan alien.
Pada 2019, penjelajah luar angkasa pun menemukan jejak metana di atmosfer Planet Merah. Kemudian, ada penemuan terobosan fosfin di Venus—fosfin adalah gas beracun yang kehadirannya erat dikaitkan dengan adanya kehidupan. Namun sayang, tidak ada yang pernah ditemukan.
Kini, metode pencarian kehidupan di luar bumi (SETI) dan pengiriman pesan intelijen luar angkasa (METI) telah meningkat pesat sejak awal 2000-an.
Mantan kepala ilmuwan NASA Ellen Stofan mengklaim bahwa pada 2025, para ilmuwan kemungkinan akan menemukan tanda-tanda pertama kehidupan alien di luar angkasa.
"Saya pikir kita akan memiliki indikasi kuat kehidupan di luar Bumi dalam satu dekade, dan saya pikir kita akan memiliki bukti definitif dalam waktu 20 sampai 30 tahun,” ujarnya dikutip dari Express UK, Jumat (31/12/2021).
(Baca juga: Intip Penampakan Daratan Planet Mars dari Dekat)
Para ilmuwan katanya tahu ke mana harus mencari karena memiliki teknologi yang mumpuni. Pencarian ini menurutnya sudah on the track.
Penemuan terbaru menunjukkan bahwa tata surya dan galaksi Bima Sakti yang lebih luas dipenuhi dengan lingkungan yang dapat mendukung kehidupan. Lautan cairan telah ditemukan tumpah di bawah cangkang bulan Jupiter Europa dan Ganymede, serta Enceladus Saturnus.
Lautan serupa pernah menutupi Mars, dengan garis-garis gelap musiman yang ditemukan di permukaannya berpotensi disebabkan oleh air asin yang pernah mengalir.
Lebih jauh, pengamatan oleh teleskop luar angkasa Kepler NASA menunjukkan bahwa hampir setiap bintang di langit memiliki planet. Kepler juga menemukan banyak sekali dunia berbatu seperti Bumi dan Mars. Pengamatannya menunjukkan bahwa dunia tersebut jauh lebih mungkin ada daripada raksasa gas seperti Jupiter dan Saturnus.
Direktur Divisi Astrofisika NASA Paul Hertz, mengatakan bahwa galaksi pada umumnya tampak serupa. Tampak ada air di awan antarbintang di mana sistem planet dan sistem bintang terbentuk.
"Kita dapat melihat air di piringan puing-puing yang akan menjadi sistem planet di sekitar bintang lain, dan kita bahkan dapat melihat komet menghilang di tata surya lain saat bintang (mereka) menguap,” tuturnya.
Baru-baru ini, tim peneliti dari Universitas Cambridge mengidentifikasi planet layak huni. Dijuluki planet Hycean, yang berarti dunia panas yang tertutup lautan dengan atmosfer kaya hidrogen, exoplanet yang baru ini diidentifikasi jumlahnya jauh lebih besar dan lebih mudah dikenali daripada planet mirip Bumi.
Para peneliti mengatakan berburu planet Hycean dapat membuat kita menemukan biosignatures kehidupan di luar Tata Surya kita dalam dua atau tiga tahun ke depan.
“Planet Hycean membuka jalan baru dalam pencarian kami untuk kehidupan di tempat lain,” sebut Stofan.
Editor: Avicenna
Pada 2019, penjelajah luar angkasa pun menemukan jejak metana di atmosfer Planet Merah. Kemudian, ada penemuan terobosan fosfin di Venus—fosfin adalah gas beracun yang kehadirannya erat dikaitkan dengan adanya kehidupan. Namun sayang, tidak ada yang pernah ditemukan.
Kini, metode pencarian kehidupan di luar bumi (SETI) dan pengiriman pesan intelijen luar angkasa (METI) telah meningkat pesat sejak awal 2000-an.
Mantan kepala ilmuwan NASA Ellen Stofan mengklaim bahwa pada 2025, para ilmuwan kemungkinan akan menemukan tanda-tanda pertama kehidupan alien di luar angkasa.
"Saya pikir kita akan memiliki indikasi kuat kehidupan di luar Bumi dalam satu dekade, dan saya pikir kita akan memiliki bukti definitif dalam waktu 20 sampai 30 tahun,” ujarnya dikutip dari Express UK, Jumat (31/12/2021).
(Baca juga: Intip Penampakan Daratan Planet Mars dari Dekat)
Para ilmuwan katanya tahu ke mana harus mencari karena memiliki teknologi yang mumpuni. Pencarian ini menurutnya sudah on the track.
Penemuan terbaru menunjukkan bahwa tata surya dan galaksi Bima Sakti yang lebih luas dipenuhi dengan lingkungan yang dapat mendukung kehidupan. Lautan cairan telah ditemukan tumpah di bawah cangkang bulan Jupiter Europa dan Ganymede, serta Enceladus Saturnus.
Lautan serupa pernah menutupi Mars, dengan garis-garis gelap musiman yang ditemukan di permukaannya berpotensi disebabkan oleh air asin yang pernah mengalir.
Lebih jauh, pengamatan oleh teleskop luar angkasa Kepler NASA menunjukkan bahwa hampir setiap bintang di langit memiliki planet. Kepler juga menemukan banyak sekali dunia berbatu seperti Bumi dan Mars. Pengamatannya menunjukkan bahwa dunia tersebut jauh lebih mungkin ada daripada raksasa gas seperti Jupiter dan Saturnus.
Direktur Divisi Astrofisika NASA Paul Hertz, mengatakan bahwa galaksi pada umumnya tampak serupa. Tampak ada air di awan antarbintang di mana sistem planet dan sistem bintang terbentuk.
"Kita dapat melihat air di piringan puing-puing yang akan menjadi sistem planet di sekitar bintang lain, dan kita bahkan dapat melihat komet menghilang di tata surya lain saat bintang (mereka) menguap,” tuturnya.
Baru-baru ini, tim peneliti dari Universitas Cambridge mengidentifikasi planet layak huni. Dijuluki planet Hycean, yang berarti dunia panas yang tertutup lautan dengan atmosfer kaya hidrogen, exoplanet yang baru ini diidentifikasi jumlahnya jauh lebih besar dan lebih mudah dikenali daripada planet mirip Bumi.
Para peneliti mengatakan berburu planet Hycean dapat membuat kita menemukan biosignatures kehidupan di luar Tata Surya kita dalam dua atau tiga tahun ke depan.
“Planet Hycean membuka jalan baru dalam pencarian kami untuk kehidupan di tempat lain,” sebut Stofan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.