NASA dan Sierra Space Kembangkan Mesin Pengolah Sampah Luar Angkasa Mirip Film Wall-E
15 November 2024 |
15:15 WIB
Perusahaan komersial luar angkasa Sierra Space berhasil mendapatkan kontrak dari NASA untuk mengembangkan mesin pengolah sampah yang dinamakan Trash Compaction and Processing System (TCPS). Mesin itu akan mendukung misi jangka panjang luar angkasa NASA.
Mesin pengolah sampah ini merupakan teknologi yang direncanakan akan diuji coba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada akhir 2026, dengan tujuan untuk mengatasi tantangan utama dalam pengelolaan sampah di lingkungan luar angkasa yang serba terbatas.
Seiring dengan makin dekatnya rencana misi ke Bulan dan Mars, pengelolaan sampah dan pemulihan sumber daya menjadi aspek yang sangat penting. Sistem pengelolaan sampah yang saat ini digunakan di ISS hanya mampu membuang sampah tanpa kemampuan untuk mereklamasi air atau secara signifikan mengurangi volume sampah.
Baca juga: NASA Gelar Kompetisi Daur Ulang Sampah Luar Angkasa, Siapkan Hadiah Sebesar US$3 Juta
Mesin pemadat sampah ini mengingatkan pada film Pixar dan Disney, Wall-E (2008). Meski tidak sepenuhnya mirip, keduanya memiliki konsep yang sama yakni robot luar angkasa yang mengolah sampah manusia.
TCPS menawarkan solusi dengan fungsi ganda, yaitu memadatkan sampah astronaut menjadi bentuk yang mudah disimpan dan mengekstrak hampir seluruh kandungan air dalam sampah. Hal ini penting untuk menunjang misi jangka panjang di mana setiap tetes air sangat berharga.
Sierra Space menekankan pentingnya efisiensi dalam setiap aspek perjalanan jangka panjang di luar angkasa, terutama dalam penggunaan material dan peralatan. Menurut CEO Sierra Space, Tom Vice, pengelolaan sampah di luar angkasa bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga berkaitan dengan keselamatan dan keberlanjutan misi.
Mereka mengatasi tantangan ini dengan mengembangkan teknologi yang mendukung pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus menjadi kunci untuk kelangsungan misi luar angkasa yang lebih panjang pada masa mendatang.
"Setiap keputusan di dalam pesawat ruang angkasa dapat berdampak jauh, dan pengelolaan sampah menjadi masalah krusial yang menyangkut keselamatan dan integritas misi di ruang angkasa,” ujar Vice dikutip dari siaran pers Sierra Space.
TCPS dilengkapi dengan Catalytic Oxidizer (CatOx) yang berfungsi mengolah senyawa organik volatil (VOC) serta gas berbahaya lainnya, sehingga menjaga lingkungan yang steril dan aman di dalam habitat pesawat ruang angkasa.
Proses oksidasi katalitik ini jauh lebih efisien dan hemat energi dibandingkan metode VOC tradisional. CatOx, yang juga digunakan dalam Sistem Pengendalian Lingkungan dan Penunjang Kehidupan (Environmental Controls and Life Support Systems atau ECLSS) Sierra Space, membuat sampah yang dipadatkan dalam bentuk ubin menjadi aman untuk disimpan dan berfungsi ganda sebagai pelindung radiasi tambahan.
TCPS hampir sepenuhnya mandiri. Mesin itu hanya membutuhkan akses daya, data, dan sistem pendinginan udara. Sederhananya, desain ini memungkinkan TCPS untuk diadaptasi dalam berbagai jenis misi, mulai dari fasilitas berbasis orbit hingga kemungkinan pangkalan di luar angkasa.
Proyek TCPS dimulai pada Mei 2019 dengan prototipe awal di fase A, kemudian dilanjutkan dengan fase B yang dimulai pada Agustus 2022 untuk menyempurnakan sistemnya. Kini, TCPS telah menyelesaikan Critical Design Review dan sedang menjalani uji coba di darat, persiapan menuju peluncuran di ISS.
Di sana, astronaut akan menguji kemampuan sistem ini untuk menilai apakah sistem tersebut mampu memenuhi harapannya dalam hal pengurangan sampah dan pemulihan sumber daya.
Melansir dari Space, NASA sebelumnya telah mengembangkan sistem pengolahan air di ISS yang mengubah urine menjadi air minum dengan menggunakan distilasi vakum. Sistem ini berhasil mengurangi ketergantungan pengiriman air dari Bumi setelah bertahun-tahun pengembangan.
Teknologi daur ulang air ini akan diterapkan dalam program Artemis yang dipimpin oleh NASA, yang bertujuan mengirimkan astronaut kembali ke permukaan Bulan pada 2026 melalui misi Artemis 3.
Sejumlah negara telah bergabung dalam Artemis Accords, baik untuk menyediakan teknologi maupun mendukung norma-norma damai dalam eksplorasi luar angkasa. Misi berawak pertama, Artemis 2, akan mengorbit Bulan dengan empat astronot pada September 2025.
Saat NASA dan perusahaan-perusahaan seperti Sierra Space berusaha memperluas jangkauan umat manusia ke luar angkasa, teknologi-teknologi inovatif seperti TCPS akan menjadi komponen esensial. Hal ini membuktikan bahwa inovasi adalah kunci untuk eksplorasi dan kelestarian lingkungan di ekosistem luar angkasa.
Baca juga: Satelit Kayu Pertama yang Dirakit di Jepang Meluncur ke Luar Angkasa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Mesin pengolah sampah ini merupakan teknologi yang direncanakan akan diuji coba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada akhir 2026, dengan tujuan untuk mengatasi tantangan utama dalam pengelolaan sampah di lingkungan luar angkasa yang serba terbatas.
Seiring dengan makin dekatnya rencana misi ke Bulan dan Mars, pengelolaan sampah dan pemulihan sumber daya menjadi aspek yang sangat penting. Sistem pengelolaan sampah yang saat ini digunakan di ISS hanya mampu membuang sampah tanpa kemampuan untuk mereklamasi air atau secara signifikan mengurangi volume sampah.
Baca juga: NASA Gelar Kompetisi Daur Ulang Sampah Luar Angkasa, Siapkan Hadiah Sebesar US$3 Juta
Mesin pemadat sampah ini mengingatkan pada film Pixar dan Disney, Wall-E (2008). Meski tidak sepenuhnya mirip, keduanya memiliki konsep yang sama yakni robot luar angkasa yang mengolah sampah manusia.
TCPS menawarkan solusi dengan fungsi ganda, yaitu memadatkan sampah astronaut menjadi bentuk yang mudah disimpan dan mengekstrak hampir seluruh kandungan air dalam sampah. Hal ini penting untuk menunjang misi jangka panjang di mana setiap tetes air sangat berharga.
Sierra Space menekankan pentingnya efisiensi dalam setiap aspek perjalanan jangka panjang di luar angkasa, terutama dalam penggunaan material dan peralatan. Menurut CEO Sierra Space, Tom Vice, pengelolaan sampah di luar angkasa bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga berkaitan dengan keselamatan dan keberlanjutan misi.
Mereka mengatasi tantangan ini dengan mengembangkan teknologi yang mendukung pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus menjadi kunci untuk kelangsungan misi luar angkasa yang lebih panjang pada masa mendatang.
"Setiap keputusan di dalam pesawat ruang angkasa dapat berdampak jauh, dan pengelolaan sampah menjadi masalah krusial yang menyangkut keselamatan dan integritas misi di ruang angkasa,” ujar Vice dikutip dari siaran pers Sierra Space.
TCPS dilengkapi dengan Catalytic Oxidizer (CatOx) yang berfungsi mengolah senyawa organik volatil (VOC) serta gas berbahaya lainnya, sehingga menjaga lingkungan yang steril dan aman di dalam habitat pesawat ruang angkasa.
Proses oksidasi katalitik ini jauh lebih efisien dan hemat energi dibandingkan metode VOC tradisional. CatOx, yang juga digunakan dalam Sistem Pengendalian Lingkungan dan Penunjang Kehidupan (Environmental Controls and Life Support Systems atau ECLSS) Sierra Space, membuat sampah yang dipadatkan dalam bentuk ubin menjadi aman untuk disimpan dan berfungsi ganda sebagai pelindung radiasi tambahan.
TCPS hampir sepenuhnya mandiri. Mesin itu hanya membutuhkan akses daya, data, dan sistem pendinginan udara. Sederhananya, desain ini memungkinkan TCPS untuk diadaptasi dalam berbagai jenis misi, mulai dari fasilitas berbasis orbit hingga kemungkinan pangkalan di luar angkasa.
Proyek TCPS dimulai pada Mei 2019 dengan prototipe awal di fase A, kemudian dilanjutkan dengan fase B yang dimulai pada Agustus 2022 untuk menyempurnakan sistemnya. Kini, TCPS telah menyelesaikan Critical Design Review dan sedang menjalani uji coba di darat, persiapan menuju peluncuran di ISS.
Di sana, astronaut akan menguji kemampuan sistem ini untuk menilai apakah sistem tersebut mampu memenuhi harapannya dalam hal pengurangan sampah dan pemulihan sumber daya.
Upaya Pengolahan Sampah Luar Angkasa
Melansir dari Space, NASA sebelumnya telah mengembangkan sistem pengolahan air di ISS yang mengubah urine menjadi air minum dengan menggunakan distilasi vakum. Sistem ini berhasil mengurangi ketergantungan pengiriman air dari Bumi setelah bertahun-tahun pengembangan.Teknologi daur ulang air ini akan diterapkan dalam program Artemis yang dipimpin oleh NASA, yang bertujuan mengirimkan astronaut kembali ke permukaan Bulan pada 2026 melalui misi Artemis 3.
Sejumlah negara telah bergabung dalam Artemis Accords, baik untuk menyediakan teknologi maupun mendukung norma-norma damai dalam eksplorasi luar angkasa. Misi berawak pertama, Artemis 2, akan mengorbit Bulan dengan empat astronot pada September 2025.
Saat NASA dan perusahaan-perusahaan seperti Sierra Space berusaha memperluas jangkauan umat manusia ke luar angkasa, teknologi-teknologi inovatif seperti TCPS akan menjadi komponen esensial. Hal ini membuktikan bahwa inovasi adalah kunci untuk eksplorasi dan kelestarian lingkungan di ekosistem luar angkasa.
Baca juga: Satelit Kayu Pertama yang Dirakit di Jepang Meluncur ke Luar Angkasa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.