Peneliti Sebut Asteriod Bisa Jadi Sumber Makanan Masa Depan untuk Astronaut
13 October 2024 |
20:00 WIB
Dalam pencarian untuk mendukung misi jangka panjang di luar angkasa, para ilmuwan kini mengajukan ide revolusioner, yakni menambang asteroid untuk mendapatkan sumber makanan. Konsep ini bisa menjadi solusi untuk tantangan pangan yang dihadapi astronaut dalam perjalanan panjang ke planet lain.
Para peneliti dari Institute for Earth and Space Exploration di Western University telah mengidentifikasi cara menghasilkan biomassa yang dapat dimakan dengan menggunakan mikroba dan senyawa organik yang ditemukan di asteroid. Proses ini mengatasi tantangan pengemasan makanan untuk misi masa depan ke luar tata surya.
Pemimpin penelitian tersebut, Eric Pilles, mengatakan astronot NASA saat ini mengandalkan pasokan makanan dari Bumi. Namun, hal ini tidak mungkin dilakukan untuk penerbangan jangka panjang ke lokasi tata surya yang lebih jauh dan memakan waktu yang panjang.
“Untuk mengeksplorasi tata surya secara mendalam, kita perlu mengurangi ketergantungan pada pasokan pasokan dari Bumi,” ujarnya, melansir dari Space, Minggu (13/10/2024).
Baca juga: 5 Asteroid yang Bikin Takut Ilmuwan, Salah Satunya Diprediksi Hantam Bumi pada 2024
Para peneliti tengah mengeksplorasi jenis-jenis asteroid, khususnya jenis Carbonaceous Chondrite, untuk menghasilkan sumber makanan di luar angkasa. Asteroid ini mengandung hingga 10,5 persen air dan sejumlah besar bahan organik, yang menjadi elemen kunci yang ingin ditambang oleh para peneliti.
Hal ini termasuk asteroid seperti Bennu, yang dikunjungi oleh misi OSIRIS-REx NASA pada 2018 untuk mengumpulkan sejumlah sampel. Misi tersebut mengembalikan potongan batuan luar angkasa ke Bumi pada September 2023 untuk penelitian ilmiah.
Para peneliti memperkirakan bahwa asteroid seperti Bennu dapat menghasilkan antara 50 hingga 6.550 metrik ton biomassa yang dapat dimakan, menyediakan kalori yang cukup untuk mendukung kehidupan astronaut selama 600 hingga 17.000 tahun.
Salah satu yang menjadi keuntungan lainnya dalam metode ini adalah keberadaannya yang melimpah di dekat Bumi. Menurut statistik NASA, terdapat sekitar 35.000 objek dekat Bumi, dan diperkirakan 99 persen di antaranya adalah asteroid.
Proses penambangan bergantung pada asimilasi mikroba yang akan menerima karbon dan senyawa lain dari asteroid. Mikroba ini kemudian menghasilkan biomassa yang dapat dimakan oleh manusia. Prosesnya direncanakan akan dilakukan dalam bioreaktor, sebuah mesin yang dapat mengontrol lingkungan untuk produksi biomassa.
Pendekatan ini terinspirasi oleh penelitian yang telah ada tentang konversi plastik menjadi biomassa dengan bantuan bakteri. Peneliti berharap dapat mengembangkan sistem pangan yang berkelanjutan untuk mendukung misi luar angkasa pada masa mendatang dan mengurangi ketergantungan pada pasokan makanan dari Bumi.
Dengan demikian, penambangan asteroid secara teoritis dapat merevolusi perjalanan luar angkasa jangka panjang dengan memungkinkan astronaut mengandalkan sumber makanan lokal alih-alih harus meluncurkan pasokan besar dari Bumi.
Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi cara penambangan dan pengolahan asteroid selama misi serta menilai apakah makanan yang dihasilkan layak konsumsi dan enak.
“Berdasarkan hasil ini, pendekatan penggunaan karbon di asteroid untuk menyediakan sumber makanan terdistribusi bagi manusia yang menjelajahi sistem tata surya tampak menjanjikan, tetapi masih ada banyak area yang perlu dikerjakan pada masa depan,” demikian pernyataan dalam studi tersebut.
Baca juga: Mengenal Misi Pesawat DART NASA yang Tabrak Asteroid Besar
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Para peneliti dari Institute for Earth and Space Exploration di Western University telah mengidentifikasi cara menghasilkan biomassa yang dapat dimakan dengan menggunakan mikroba dan senyawa organik yang ditemukan di asteroid. Proses ini mengatasi tantangan pengemasan makanan untuk misi masa depan ke luar tata surya.
Pemimpin penelitian tersebut, Eric Pilles, mengatakan astronot NASA saat ini mengandalkan pasokan makanan dari Bumi. Namun, hal ini tidak mungkin dilakukan untuk penerbangan jangka panjang ke lokasi tata surya yang lebih jauh dan memakan waktu yang panjang.
“Untuk mengeksplorasi tata surya secara mendalam, kita perlu mengurangi ketergantungan pada pasokan pasokan dari Bumi,” ujarnya, melansir dari Space, Minggu (13/10/2024).
Baca juga: 5 Asteroid yang Bikin Takut Ilmuwan, Salah Satunya Diprediksi Hantam Bumi pada 2024
Para peneliti tengah mengeksplorasi jenis-jenis asteroid, khususnya jenis Carbonaceous Chondrite, untuk menghasilkan sumber makanan di luar angkasa. Asteroid ini mengandung hingga 10,5 persen air dan sejumlah besar bahan organik, yang menjadi elemen kunci yang ingin ditambang oleh para peneliti.
Hal ini termasuk asteroid seperti Bennu, yang dikunjungi oleh misi OSIRIS-REx NASA pada 2018 untuk mengumpulkan sejumlah sampel. Misi tersebut mengembalikan potongan batuan luar angkasa ke Bumi pada September 2023 untuk penelitian ilmiah.
Para peneliti memperkirakan bahwa asteroid seperti Bennu dapat menghasilkan antara 50 hingga 6.550 metrik ton biomassa yang dapat dimakan, menyediakan kalori yang cukup untuk mendukung kehidupan astronaut selama 600 hingga 17.000 tahun.
Salah satu yang menjadi keuntungan lainnya dalam metode ini adalah keberadaannya yang melimpah di dekat Bumi. Menurut statistik NASA, terdapat sekitar 35.000 objek dekat Bumi, dan diperkirakan 99 persen di antaranya adalah asteroid.
Proses penambangan bergantung pada asimilasi mikroba yang akan menerima karbon dan senyawa lain dari asteroid. Mikroba ini kemudian menghasilkan biomassa yang dapat dimakan oleh manusia. Prosesnya direncanakan akan dilakukan dalam bioreaktor, sebuah mesin yang dapat mengontrol lingkungan untuk produksi biomassa.
Pendekatan ini terinspirasi oleh penelitian yang telah ada tentang konversi plastik menjadi biomassa dengan bantuan bakteri. Peneliti berharap dapat mengembangkan sistem pangan yang berkelanjutan untuk mendukung misi luar angkasa pada masa mendatang dan mengurangi ketergantungan pada pasokan makanan dari Bumi.
Dengan demikian, penambangan asteroid secara teoritis dapat merevolusi perjalanan luar angkasa jangka panjang dengan memungkinkan astronaut mengandalkan sumber makanan lokal alih-alih harus meluncurkan pasokan besar dari Bumi.
Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi cara penambangan dan pengolahan asteroid selama misi serta menilai apakah makanan yang dihasilkan layak konsumsi dan enak.
“Berdasarkan hasil ini, pendekatan penggunaan karbon di asteroid untuk menyediakan sumber makanan terdistribusi bagi manusia yang menjelajahi sistem tata surya tampak menjanjikan, tetapi masih ada banyak area yang perlu dikerjakan pada masa depan,” demikian pernyataan dalam studi tersebut.
Baca juga: Mengenal Misi Pesawat DART NASA yang Tabrak Asteroid Besar
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.