Preseverance di permukaan Mars (dok. NASA)

216 Hari di Mars, Intip 3 Keberhasilan Misi Robot Perseverance NASA

13 October 2021   |   08:43 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Sang penjelajah robotik milik NASA, Perseverance tidak terasa sudah 216 hari berada di Mars sejak mendarat di Kawah Jazero pada 18 Februari 2021. Rover, yang disebut sebagai ilmuwan robot ini telah melaju sejauh 1,6 mil (2,6 kilometer) di atas medan yang kasar Planet Merah itu dan mengambil puluhan ribu foto dengan 19 kameranya .

Dari semua keberhasilan luar biasa ini, setidaknya ada tiga tonggak utama penjelajahan Preseverance di Mars. Berikut di antaranya seperti dilansir dari Live Science.
 

1. Pengiriman sampel

Salah satu tujuan utama Perseverance adalah menggunakan sistem penyimpanan sampel untuk mengekstrak inti batuan kecil, dan menyegelnya dalam tabung sampel khusus. Misi masa depan kemudian akan menjemput sang penjelajah robotik ini dan membawa mereka kembali ke Bumi.

Pada pengeboran pertama Perseverance pada Agustus, tim NASA belum mendapatkan hasil yang signifikan. Batu datar yang dibor dan kemudian disegel dalam tabung ternyata hasilnya nihil. Foto bagian dalam tabung yang dikirim Preseverance terlihat kosong. Kendati demikian, diyakini beberapa atmosfer Mars terperangkap di dalamnya, ini akan dipelajari walaupun bukan yang diharapkan tim.

Ttim NASA pun menyimpulkan bahwa batu di Mars jauh lebih lunak dari yang diperkirakan dan hancur selama tindakan pengeboran.

Tiga minggu dan 1.800 kaki (550 meter) kemudian, tim kemudian menemukan beberapa batu yang tampak menjanjikan yang menonjol di atas permukaan Planet Merah. Diyakini batuan tersebut jauh lebih keras. 

Benar saja, kali ini Perseverance berhasil mengekstrak dan menyimpan dua sampel inti dari batuan keabu-abuan yang dipoles angin. Setelah mengumpulkan hingga beberapa lusin lagi, sampel akan dijatuhkan di lokasi yang aman dan mudah diakses di permukaan Mars. 

Misi Pengembalian Sampel Mars NASA, yang saat ini sedang dalam pengembangan, akan mengambil tabung sampel pada akhir 2020-an dan membawanya pulang.

Tetapi para ilmuwan tidak perlu menunggu selama itu untuk mempelajari tentang bebatuan. Di kedua lokasi, Perseverance menggunakan spektrometer SHERLOC dan PIXL di lengannya untuk mengukur komposisi batuan. 

“Kami menemukan mineral kristal yang menunjukkan batuan yang terbentuk dalam aliran lava basaltik, serta mineral garam yang bisa menjadi bukti air tanah purba,” tulis pernyataan Tim NASA yang terlibat dalam misi ini. 


2. Penerbangan pertama

Helikopter kecil, Ingenuity terlepas dari rover tak lama setelah mereka mendarat di Mars dan menjadi pesawat pertama yang terbang di atmosfer planet lain.

Ingenuity bertenaga surya, beratnya 4 pon (1,8 kg), dan tubuh utamanya kira-kira seukuran jeruk bali. Pada 19 April 2021, helikopter ini melakukan penerbangan pertamanya, melayang 10 kaki (3 meter) di atas tanah selama 39 detik sebelum turun langsung. Lompatan pendek ini menunjukkan bahwa bilahnya yang panjang dapat menghasilkan daya angkat yang cukup untuk memungkinkan penerbangan di udara tipis Mars.

Penerbangan berikutnya menguji kemampuan helikopter untuk bergerak secara horizontal, Ingenuity berhasil melakukan perjalanan sejauh 2.050 kaki (625 meter).

Ingenuity tercatat telah terbang 13 kali dan telah mengambil foto detail tanah untuk menjelajahi medan kasar di depan Perseverance. Gambar-gambar ini membantu tim memutuskan cara menavigasi rintangan dalam perjalanan menuju tujuan akhir rover, delta besar di Kawah Jezero.


3. Menjelajah ke Kawah Jezero

NASA memilih Kawah Jezero sebagai lokasi pendaratan Perseverance secara khusus karena memberikan akses rover ke tumpukan batu besar yang berada di ujung lembah sungai yang kering. 

Berdasarkan citra satelit, para ilmuwan berpikir bahwa batuan ini terbuat dari sedimen yang diendapkan oleh sungai purba yang mengalir ke danau sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Jika benar, lokasi ini bisa menjadi lingkungan yang sangat baik untuk kehidupan.

Namun, resolusi data satelit tidak cukup tinggi untuk memastikan apakah sedimen diendapkan perlahan ke danau berumur panjang tersebut atau apakah strukturnya terbentuk dalam kondisi yang lebih kering. Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti adalah dengan mengambil gambar dari permukaan Mars.

Perseverance mendarat lebih dari satu mil (kira-kira 2 kilometer) dari tebing di depan delta. Adapun ilmuan robot NASA ini dilengkapi Kamera Bell yang disebut Mastcam-Z. Kamera ini terletak di dekat bagian atas tiang penjelajah (rover mast). 

Mastcam-Z adalah sistem kamera mast-mount dengan dua kamera (kiri / kanan) dan kotak elektronik di dalam rover. Kamera dapat memperbesar, fokus, mengambil gambar monoscopic (satu kamera) dan stereoscopic (kedua kamera) dengan berbagai filter.
Selama beberapa minggu pertama misi, tim NASA menggunakan Mastcam–Z untuk mensurvei bebatuan yang jauh. Dari pemandangan panorama tersebut, tim memilih tempat tertentu untuk dilihat lebih detail dengan SuperCam rover, kamera teleskopik.

Ketika gambar dikirim kembali ke Bumi, tim melihat lapisan sedimen miring di bagian bawah tebing setinggi 260 kaki (80 meter). Menuju puncak, batuan terlihat lebih besar, berukuran 5 kaki (1,5 meter).

Dari struktur formasi ini, tim NASA mampu merekonstruksi cerita geologis berusia miliaran tahun, yang sempat diterbitkan di jurnal Science pada 7 Oktober 2021.

Untuk waktu yang lama, sungai mengalir ke danau yang memenuhi Kawah Jezero. Sungai ini perlahan-lahan mengendapkan lapisan sedimen miring yang kita lihat di tebing delta. Kemudian, sebagian besar sungai menjadi kering kecuali beberapa peristiwa banjir besar. 

Peristiwa ini memiliki energi yang cukup untuk membawa batu-batu besar menyusuri alur sungai dan menyimpannya di atas sedimen yang lebih tua, seperti gambar batuan yan ditangkap Preseverance di atas puncak Kawah Jazero. Sejak itu, iklim menjadi gersang dan angin perlahan mengikis bebatuan.

Mengkonfirmasi bahwa ada sebuah danau di Kawah Jezero adalah hasil sains besar pertama dari misi tersebut. Di tahun mendatang, Perseverance akan berkendara ke puncak delta, mempelajari lapisan batuan secara mikroskopis di sepanjang jalan dan mengumpulkan banyak sampel. 

Ketika sampel-sampel itu akhirnya sampai ke Bumi, tim akan mengetahui apakah sampel-sampel itu mengandung tanda-tanda kehidupan mikroba yang mungkin pernah tumbuh subur di danau purba di Mars ini.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Squid Game Jadi Serial Korea Terpopuler di Netflix

BERIKUTNYA

Samsung Galaxy S21 Ultra Jadi Ponsel Terbaik 2021 Versi Trusted Reviews

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: