ART SG 2025 Bakal Digelar di Singapura, Ini Daftar Galeri & Rangkaian Agendanya
03 November 2024 |
12:26 WIB
ART SG akan kembali dihelat pada tahun depan. Menjadi edisi ketiga, pameran seni internasional terkemuka di Singapura dan Asia Tenggara itu akan berlangsung pada 17-19 Januari 2025 di Sands Expo and Convention Centre, Marina Bay Sands. ART SG 2025 akan menampilkan jajaran karya 106 peserta pameran dari 30 negara dan wilayah.
Jajaran galeri terbaik dunia dipastikan akan kembali menyuguhkan koleksi karya terbaik mereka di ART SG 2025, seperti Gagosian (New York, Los Angeles, London, Paris, Le Bourget, Jenewa, Basel, Gstaad, Roma, Athena, Hong Kong), White Cube (London, Hong Kong, Paris, Seoul, New York), dan Thaddaeus Ropac (London, Paris, Salzburg, Seoul).
Baca juga: Karya-karya Seni Affordable Hadir di Pameran ICAD By The Bay 2024 di IDD PIK 2
Selain itu, ada pula Lehmann Maupin (New York, London, Seoul), neugerriemschneider (Berlin), Galerie Gisela Capitain (Cologne, Naples), Annely Juda Fine Art (London), Galeri Goodman (Johannesburg, Cape Town, London, New York), P.P.O.W (New York), Ota Fine Arts (Singapura, Shanghai, Tokyo) dan Cardi Gallery (Milan, London).
Termasuk, galeri Zilberman (Istanbul, Berlin, Miami), INKstudio (Beijing, New York) dan ESLITE GALLERY (Taipei, Beijing) yang kembali bergabung dalam pameran tersebut setelah jeda satu tahun, yang menandai keyakinan mereka terhadap pasar seni Singapura untuk mengakses basis kolektor yang berkembang di wilayah tersebut.
Adapun, beberapa galeri terkenal Singapura yang akan kembali hadir di ART SG termasuk Ames Yavuz (Singapura, Sydney), STPI (Singapura), Sullivan+Strumpf (Singapura, Sydney, Melbourne), Richard Koh Fine Art (Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur), FOST Gallery (Singapura), Gajah Gallery (Singapura, Jakarta, Yogyakarta) dan BANGKOK CITYCITY GALLERY (Bangkok).
Tak ketinggalan beberapa galeri pendatang baru yang akan menggenapi peserta pameran yakni Haridas Contemporary (Singapura), Baik Art (Los Angeles, Seoul, Jakarta), dan SUN CONTEMPORARY (Bali).
Magnus Renfrew selaku Co-founder ART SG mengatakan gelaran ART SG 2025 bertepatan dengan perayaan ulang tahun kemerdekaan Singapura yang ke-60. Menurutnya, selama 6 dekade terakhir, lanskap seni Singapura telah berkembang, ditandai dengan meningkatnya apresiasi terhadap koleksi seni dan budaya yang dinamis.
Hal tersebut juga ditopang dengan semakin relevannya konteks yang lebih luas di Singapura, Asia Tenggara, dan Indo-Pasifik. "Singapura, yang terletak di jantung Asia, adalah tujuan utama bagi galeri-galeri yang ingin memperluas jangkauan mereka," katanya dalam keterangan resminya.
Dia menambahkan dengan lokasinya yang strategis, perannya sebagai pusat regional, dan dedikasinya dalam mengembangkan dunia seni yang memiliki banyak aspek, Singapura berfungsi sebagai pintu gerbang menuju pasar seni yang berkembang ini.
"ART SG, bersama mitra kami yang berharga, berbagi upaya guna mendukung visi Singapura untuk menjadi pusat budaya dan seni unik yang semakin memikat khalayak global," imbuhnya.
Jin Yee Young, Co-Head UBS Global Wealth Management Asia Pasifik dan Country Head UBS Singapura, menguraikan berdasarkan laporan Art Basel dan UBS Survey of Global Collecting 2024, menunjukkan bahwa sebanyak 97 persen kolektor Singapura adalah yang paling optimis terhadap pasar seni global. Laporan riset menunjukkan bahwa mereka berada di peringkat tertinggi dalam mendukung pameran seni untuk membeli karya seni.
"Sebagai pendiri dan mitra utama ART SG selama tiga tahun berturut-turut, kami dengan senang hati menyediakan platform penting ini untuk memperkuat peran Singapura yang semakin meningkat dalam melibatkan penggemar seni, kolektor, dan masyarakat di seluruh wilayah," ujarnya.
Untuk edisi ketiganya, ART SG berkolaborasi dengan empat mitra budaya, yang akan menyumbangkan keahlian kuratorial mereka untuk rangkaian agenda dan program yang dinamis di seluruh kota.
Terdiri dari museum, institusi, dan yayasan terkemuka, organisasi-organisasi ini memiliki ikatan yang kuat dengan Asia Tenggara dan berkomitmen untuk memperkuat ekosistem budaya di kawasan ini serta lanskap seni global.
Pengunjung akan menemukan program acara dan aktivasi menarik yang disajikan oleh museum seni visual Singapura, koleksi pribadi penting, dan mitra budaya, dalam Singapore Art Week yang berlangsung pada 17 hingga 26 Januari 2025, sebagai perayaan seni visual tahunan Singapura.
Bangkok Kunsthalle (Bangkok)
Bekerja sama dengan pusat kesenian Bangkok Kunsthalle, sutradara Stefano Rabolli Pansera akan mengkurasi ART SG FILM, sebuah pilihan karya seni film, seni video, dan gambar bergerak, dengan penekanan pada menampilkan praktik artistik baru, atau menyoroti nama- nama paling inovatif yang bekerja di bidang media.
Untuk tahun 2025, kurasi inovatif “By Artists, On Artists” akan mengeksplorasi program karya film dan video yang dibuat oleh seniman, dipadukan dengan serangkaian film tentang kehidupan dan karier seniman terkemuka. Mengambil bagian dalam tiga bab yakni “Membangun Bentang Alam”; “Voices and Signs” dan “Ruins and Memories”, penonton akan mendapatkan wawasan segar mengenai praktik seni kontemporer dalam berbagai sejarah dan disiplin ilmu.
Delfina Foundation (London)
Dipimpin oleh direktur Aaron Cezar, organisasi nonprofit Delfina Foundation akan berkolaborasi dengan ART SG untuk membuat serangkaian program seputar pengumpulan, filantropi, dan pendirian yayasan swasta.
Terinspirasi oleh program inovatif Delfina Foundation ‘Collecting as Practice’ yang mengeksplorasi filosofi, psikologi dan politik pengumpulan, tiga diskusi kritis akan dipresentasikan di ART SG 2025, dengan melihat peran penting kolektor dalam membentuk pengembangan artistik regional.
M Art Foundation (Hong Kong, Singapura)
Organisasi kesenian M Art Foundation akan menyajikan serangkaian program terkurasi yang mencerminkan prinsip-prinsip panduan dan perhatian tematik yayasan.
Disutradarai oleh Zong Han, M Art Foundation adalah organisasi yang berpusat pada seniman, yang memelihara dan mewujudkan aspirasi seniman kontemporer terkemuka dan baru melintasi batas negara, melalui penyelenggaraan pameran, penerbitan, dan bentuk filantropi seni visual lainnya.
Art Outreach (Singapura)
Organisasi seni nonprofit Art Outreach akan menghadirkan konferensi seni visual, yang mengumpulkan fakultas ahli yang mencakup Alessio Antoniolli (Direktur, Triangle Network London), dan Honor Harger (Wakil Presiden, ArtScience Museum dan Wakil Presiden, Atraksi Marina Bay Sands).
Selain itu, ada pula Dr. Sook-kyung Lee (Direktur, The Whitworth, Manchester; Kurator, Paviliun Jepang, 60th Venice Biennale 2024), dan Dr. Zoé Whitley (Direktur, Chisenhale Gallery).
Tay Tong selaku Direktur Arts Ecosystem Group (Visual Arts), National Arts Council, mengatakan memasuki Singapore Art Week (SAW) edisi ke-13, pihaknya akan merayakan dan menampilkan lanskap seni Singapura yang semakin matang bersama komunitas seni lokal dan internasional serta audiens dari seluruh dunia.
Dia menambahkan ART SG tetap menjadi acara utama bagi SAW dalam menampilkan seni kontemporer dari galeri internasional ternama dan menarik beragam kolektor global. Pameran yang dinamis ini, katanya, memfasilitasi hubungan antara seniman, galeri, dan kolektor.
"ART SG adalah katalis untuk mengubah Singapura menjadi tujuan seni global, menjembatani beragam ekspresi artistik dan melibatkan kolektor dengan cara yang bermakna," ucapnya.
Sementara itu, Shuyin Yang selaku Fair Director ART SG menambahkan sesuai dengan ambisi ART SG, pihaknya mendorong pertukaran seni dan menginspirasi transformasi budaya di seluruh Asia Tenggara dan sekitarnya melalui jajaran peserta pameran yang luar biasa, kolaborasi dengan tokoh-tokoh terkemuka, museum dan organisasi, serta program yang ambisius.
"Berlangsung sepanjang minggu, acara eksklusif, pembukaan museum dan galeri, kunjungan koleksi pribadi, serta pengalaman seni dan kuliner yang unik akan melengkapi penawaran pameran ini untuk menyoroti dunia seni lokal Singapura yang dinamis," katanya.
Baca juga: Agenda Pameran Seni Rupa November 2024, Ada Flaneur & Jendela Marida Nasution
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Jajaran galeri terbaik dunia dipastikan akan kembali menyuguhkan koleksi karya terbaik mereka di ART SG 2025, seperti Gagosian (New York, Los Angeles, London, Paris, Le Bourget, Jenewa, Basel, Gstaad, Roma, Athena, Hong Kong), White Cube (London, Hong Kong, Paris, Seoul, New York), dan Thaddaeus Ropac (London, Paris, Salzburg, Seoul).
Baca juga: Karya-karya Seni Affordable Hadir di Pameran ICAD By The Bay 2024 di IDD PIK 2
Selain itu, ada pula Lehmann Maupin (New York, London, Seoul), neugerriemschneider (Berlin), Galerie Gisela Capitain (Cologne, Naples), Annely Juda Fine Art (London), Galeri Goodman (Johannesburg, Cape Town, London, New York), P.P.O.W (New York), Ota Fine Arts (Singapura, Shanghai, Tokyo) dan Cardi Gallery (Milan, London).
Termasuk, galeri Zilberman (Istanbul, Berlin, Miami), INKstudio (Beijing, New York) dan ESLITE GALLERY (Taipei, Beijing) yang kembali bergabung dalam pameran tersebut setelah jeda satu tahun, yang menandai keyakinan mereka terhadap pasar seni Singapura untuk mengakses basis kolektor yang berkembang di wilayah tersebut.
Adapun, beberapa galeri terkenal Singapura yang akan kembali hadir di ART SG termasuk Ames Yavuz (Singapura, Sydney), STPI (Singapura), Sullivan+Strumpf (Singapura, Sydney, Melbourne), Richard Koh Fine Art (Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur), FOST Gallery (Singapura), Gajah Gallery (Singapura, Jakarta, Yogyakarta) dan BANGKOK CITYCITY GALLERY (Bangkok).
Tak ketinggalan beberapa galeri pendatang baru yang akan menggenapi peserta pameran yakni Haridas Contemporary (Singapura), Baik Art (Los Angeles, Seoul, Jakarta), dan SUN CONTEMPORARY (Bali).
Magnus Renfrew selaku Co-founder ART SG mengatakan gelaran ART SG 2025 bertepatan dengan perayaan ulang tahun kemerdekaan Singapura yang ke-60. Menurutnya, selama 6 dekade terakhir, lanskap seni Singapura telah berkembang, ditandai dengan meningkatnya apresiasi terhadap koleksi seni dan budaya yang dinamis.
Hal tersebut juga ditopang dengan semakin relevannya konteks yang lebih luas di Singapura, Asia Tenggara, dan Indo-Pasifik. "Singapura, yang terletak di jantung Asia, adalah tujuan utama bagi galeri-galeri yang ingin memperluas jangkauan mereka," katanya dalam keterangan resminya.
Dia menambahkan dengan lokasinya yang strategis, perannya sebagai pusat regional, dan dedikasinya dalam mengembangkan dunia seni yang memiliki banyak aspek, Singapura berfungsi sebagai pintu gerbang menuju pasar seni yang berkembang ini.
"ART SG, bersama mitra kami yang berharga, berbagi upaya guna mendukung visi Singapura untuk menjadi pusat budaya dan seni unik yang semakin memikat khalayak global," imbuhnya.
Jin Yee Young, Co-Head UBS Global Wealth Management Asia Pasifik dan Country Head UBS Singapura, menguraikan berdasarkan laporan Art Basel dan UBS Survey of Global Collecting 2024, menunjukkan bahwa sebanyak 97 persen kolektor Singapura adalah yang paling optimis terhadap pasar seni global. Laporan riset menunjukkan bahwa mereka berada di peringkat tertinggi dalam mendukung pameran seni untuk membeli karya seni.
"Sebagai pendiri dan mitra utama ART SG selama tiga tahun berturut-turut, kami dengan senang hati menyediakan platform penting ini untuk memperkuat peran Singapura yang semakin meningkat dalam melibatkan penggemar seni, kolektor, dan masyarakat di seluruh wilayah," ujarnya.
Rangkaian Agenda Menarik ART SG 2025
Untuk edisi ketiganya, ART SG berkolaborasi dengan empat mitra budaya, yang akan menyumbangkan keahlian kuratorial mereka untuk rangkaian agenda dan program yang dinamis di seluruh kota.Terdiri dari museum, institusi, dan yayasan terkemuka, organisasi-organisasi ini memiliki ikatan yang kuat dengan Asia Tenggara dan berkomitmen untuk memperkuat ekosistem budaya di kawasan ini serta lanskap seni global.
Pengunjung akan menemukan program acara dan aktivasi menarik yang disajikan oleh museum seni visual Singapura, koleksi pribadi penting, dan mitra budaya, dalam Singapore Art Week yang berlangsung pada 17 hingga 26 Januari 2025, sebagai perayaan seni visual tahunan Singapura.
Bangkok Kunsthalle (Bangkok)
Bekerja sama dengan pusat kesenian Bangkok Kunsthalle, sutradara Stefano Rabolli Pansera akan mengkurasi ART SG FILM, sebuah pilihan karya seni film, seni video, dan gambar bergerak, dengan penekanan pada menampilkan praktik artistik baru, atau menyoroti nama- nama paling inovatif yang bekerja di bidang media.
Untuk tahun 2025, kurasi inovatif “By Artists, On Artists” akan mengeksplorasi program karya film dan video yang dibuat oleh seniman, dipadukan dengan serangkaian film tentang kehidupan dan karier seniman terkemuka. Mengambil bagian dalam tiga bab yakni “Membangun Bentang Alam”; “Voices and Signs” dan “Ruins and Memories”, penonton akan mendapatkan wawasan segar mengenai praktik seni kontemporer dalam berbagai sejarah dan disiplin ilmu.
Delfina Foundation (London)
Dipimpin oleh direktur Aaron Cezar, organisasi nonprofit Delfina Foundation akan berkolaborasi dengan ART SG untuk membuat serangkaian program seputar pengumpulan, filantropi, dan pendirian yayasan swasta.
Terinspirasi oleh program inovatif Delfina Foundation ‘Collecting as Practice’ yang mengeksplorasi filosofi, psikologi dan politik pengumpulan, tiga diskusi kritis akan dipresentasikan di ART SG 2025, dengan melihat peran penting kolektor dalam membentuk pengembangan artistik regional.
M Art Foundation (Hong Kong, Singapura)
Organisasi kesenian M Art Foundation akan menyajikan serangkaian program terkurasi yang mencerminkan prinsip-prinsip panduan dan perhatian tematik yayasan.
Disutradarai oleh Zong Han, M Art Foundation adalah organisasi yang berpusat pada seniman, yang memelihara dan mewujudkan aspirasi seniman kontemporer terkemuka dan baru melintasi batas negara, melalui penyelenggaraan pameran, penerbitan, dan bentuk filantropi seni visual lainnya.
Art Outreach (Singapura)
Organisasi seni nonprofit Art Outreach akan menghadirkan konferensi seni visual, yang mengumpulkan fakultas ahli yang mencakup Alessio Antoniolli (Direktur, Triangle Network London), dan Honor Harger (Wakil Presiden, ArtScience Museum dan Wakil Presiden, Atraksi Marina Bay Sands).
Selain itu, ada pula Dr. Sook-kyung Lee (Direktur, The Whitworth, Manchester; Kurator, Paviliun Jepang, 60th Venice Biennale 2024), dan Dr. Zoé Whitley (Direktur, Chisenhale Gallery).
Tay Tong selaku Direktur Arts Ecosystem Group (Visual Arts), National Arts Council, mengatakan memasuki Singapore Art Week (SAW) edisi ke-13, pihaknya akan merayakan dan menampilkan lanskap seni Singapura yang semakin matang bersama komunitas seni lokal dan internasional serta audiens dari seluruh dunia.
Dia menambahkan ART SG tetap menjadi acara utama bagi SAW dalam menampilkan seni kontemporer dari galeri internasional ternama dan menarik beragam kolektor global. Pameran yang dinamis ini, katanya, memfasilitasi hubungan antara seniman, galeri, dan kolektor.
"ART SG adalah katalis untuk mengubah Singapura menjadi tujuan seni global, menjembatani beragam ekspresi artistik dan melibatkan kolektor dengan cara yang bermakna," ucapnya.
Sementara itu, Shuyin Yang selaku Fair Director ART SG menambahkan sesuai dengan ambisi ART SG, pihaknya mendorong pertukaran seni dan menginspirasi transformasi budaya di seluruh Asia Tenggara dan sekitarnya melalui jajaran peserta pameran yang luar biasa, kolaborasi dengan tokoh-tokoh terkemuka, museum dan organisasi, serta program yang ambisius.
"Berlangsung sepanjang minggu, acara eksklusif, pembukaan museum dan galeri, kunjungan koleksi pribadi, serta pengalaman seni dan kuliner yang unik akan melengkapi penawaran pameran ini untuk menyoroti dunia seni lokal Singapura yang dinamis," katanya.
Baca juga: Agenda Pameran Seni Rupa November 2024, Ada Flaneur & Jendela Marida Nasution
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.