Prevalensi Diabetes Makin Tinggi, Fitur Personalisasi Pasien Kian Dicari
01 November 2024 |
13:00 WIB
Indonesia terus berjibaku melawan diabetes. Laporan Kemenkes RI mencatat prevalensi diabetes yang mencapai 11,7 persen pada tahun 2023. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi global sebesar 10,6 persen. Sementara di kawasan Asia Tenggara, prevalensinya tercatat 8,8 persen pada 2021.
Menariknya, temuan dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan adanya kesenjangan perilaku pencarian pengobatan antara responden berusia produktif (18-59 tahun) dengan mereka yang berusia di atas 60 tahun. Ini mengindikasikan bahwa generasi produktif cenderung mengabaikan kesehatan mereka karena kesibukan yang tinggi.
Sementara itu, kasus diabetes juga mulai mendera usia produktif. Menanggapi prevalensi yang tinggi ini, PT Prodia Digital Indonesia (PRDI) meluncurkan fitur terbaru di aplikasi U by Prodia yang disebut Diabetes Care. Fitur ini bertujuan membantu pasien dalam memberikan informasi terkait risiko diabetes, cara mencegah komplikasi, dan langkah awal dalam perawatan.
Dengan pendekatan yang dipersonalisasi berdasarkan hasil penilaian Health Score dan profil kesehatan individu, Diabetes Care berupaya menghadirkan solusi praktis khususnya bagi kalangan usia produktif.
Baca juga: Kenali Gejala dan Cara Mencegah Diabetes Melitus
Direktur PT Prodia Digital Indonesia Rudy Cahyadi menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan kesehatan yang berbeda-beda. Fitur Diabetes Care dirancang untuk memenuhi kebutuhan mulai dari deteksi dini hingga rekomendasi perawatan yang tepat.
Rudy menekankan bahwa deteksi dini diabetes sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit. Kemajuan teknologi telah membantu pemantauan gejala dan aktivitas bagi pasien diabetes, sehingga bisa lebih proaktif dalam memantau kesehatan.
Cara kerja fitur Diabetes Care terbilang praktis. Mereka akan mengikuti beberapa tahap. Pertama, mereka dapat melakukan tes Health Score yang bisa diakses secara gratis melalui aplikasi atau melalui tes laboratorium berbayar untuk hasil yang lebih akurat.
Hasil dari tes ini akan membantu menentukan jenis perawatan yang diperlukan berdasarkan kategori risiko diabetes, bisa rendah, rata-rata, atau tinggi. Setelah mendapatkan hasil, pengguna akan menerima rekomendasi langkah-langkah yang harus diambil.
Ini termasuk opsi untuk berkonsultasi secara langsung dengan dokter melalui live chat, evaluasi gaya hidup, dan tes laboratorium untuk mendeteksi komplikasi diabetes. Selain itu, fitur ini juga menyediakan akses ke vitamin dan alat diabetes yang dapat dibeli langsung dari aplikasi.
Diabetes Care juga menawarkan rencana kesehatan yang dipersonalisasi untuk membantu pasien menjalani gaya hidup sehat. Rencana ini mencakup pola makan yang dirancang khusus untuk kebutuhan individu, baik untuk mereka yang memiliki pradiabetes maupun yang sudah didiagnosis diabetes. Penilaian status gizi dan aktivitas olahraga juga termasuk dalam rekomendasi untuk pasien berisiko tinggi.
Dokter dari Prodia Cabang Jakarta, Juanita Olivia Tambunan, menjelaskan bahwa perawatan diabetes memang harus bersifat personal. Menurutnya, setiap pasien memiliki kebutuhan dan tantangan unik, sehingga penting untuk memahami langkah-langkah perawatan yang sesuai untuk mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup.
Dengan fitur ini, diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dan mengambil langkah preventif dalam menghadapi diabetes, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Baca juga: Mengulik Fakta Diabetes Tipe 2 dan Gagal Ginjal pada Anak Akibat Makanan Manis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Menariknya, temuan dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan adanya kesenjangan perilaku pencarian pengobatan antara responden berusia produktif (18-59 tahun) dengan mereka yang berusia di atas 60 tahun. Ini mengindikasikan bahwa generasi produktif cenderung mengabaikan kesehatan mereka karena kesibukan yang tinggi.
Sementara itu, kasus diabetes juga mulai mendera usia produktif. Menanggapi prevalensi yang tinggi ini, PT Prodia Digital Indonesia (PRDI) meluncurkan fitur terbaru di aplikasi U by Prodia yang disebut Diabetes Care. Fitur ini bertujuan membantu pasien dalam memberikan informasi terkait risiko diabetes, cara mencegah komplikasi, dan langkah awal dalam perawatan.
Dengan pendekatan yang dipersonalisasi berdasarkan hasil penilaian Health Score dan profil kesehatan individu, Diabetes Care berupaya menghadirkan solusi praktis khususnya bagi kalangan usia produktif.
Baca juga: Kenali Gejala dan Cara Mencegah Diabetes Melitus
Direktur PT Prodia Digital Indonesia Rudy Cahyadi menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan kesehatan yang berbeda-beda. Fitur Diabetes Care dirancang untuk memenuhi kebutuhan mulai dari deteksi dini hingga rekomendasi perawatan yang tepat.
Rudy menekankan bahwa deteksi dini diabetes sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit. Kemajuan teknologi telah membantu pemantauan gejala dan aktivitas bagi pasien diabetes, sehingga bisa lebih proaktif dalam memantau kesehatan.
Cara kerja fitur Diabetes Care terbilang praktis. Mereka akan mengikuti beberapa tahap. Pertama, mereka dapat melakukan tes Health Score yang bisa diakses secara gratis melalui aplikasi atau melalui tes laboratorium berbayar untuk hasil yang lebih akurat.
Hasil dari tes ini akan membantu menentukan jenis perawatan yang diperlukan berdasarkan kategori risiko diabetes, bisa rendah, rata-rata, atau tinggi. Setelah mendapatkan hasil, pengguna akan menerima rekomendasi langkah-langkah yang harus diambil.
Ini termasuk opsi untuk berkonsultasi secara langsung dengan dokter melalui live chat, evaluasi gaya hidup, dan tes laboratorium untuk mendeteksi komplikasi diabetes. Selain itu, fitur ini juga menyediakan akses ke vitamin dan alat diabetes yang dapat dibeli langsung dari aplikasi.
Diabetes Care juga menawarkan rencana kesehatan yang dipersonalisasi untuk membantu pasien menjalani gaya hidup sehat. Rencana ini mencakup pola makan yang dirancang khusus untuk kebutuhan individu, baik untuk mereka yang memiliki pradiabetes maupun yang sudah didiagnosis diabetes. Penilaian status gizi dan aktivitas olahraga juga termasuk dalam rekomendasi untuk pasien berisiko tinggi.
Dokter dari Prodia Cabang Jakarta, Juanita Olivia Tambunan, menjelaskan bahwa perawatan diabetes memang harus bersifat personal. Menurutnya, setiap pasien memiliki kebutuhan dan tantangan unik, sehingga penting untuk memahami langkah-langkah perawatan yang sesuai untuk mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup.
Dengan fitur ini, diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dan mengambil langkah preventif dalam menghadapi diabetes, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Baca juga: Mengulik Fakta Diabetes Tipe 2 dan Gagal Ginjal pada Anak Akibat Makanan Manis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.