Gaya Minimalis & Filosofi Mendalam Koleksi Rhapsody dari Jenama BIASA
31 October 2024 |
16:00 WIB
Jenama fesyen BIASA merayakan hari jadinya yang ke-30 dengan merilis koleksi eksklusif bertajuk Rhapsody. Koleksi kali ini menggambarkan visi utama BIASA yakni memadukan kerajinan lokal dengan gaya minimalis Italia dan sentuhan modern, dengan filosofi yang mendalam.
Sementara itu, bustier dari pita yang dijahit tangan dipadukan dengan rok, celana, dan sarung bermotif polkadot. Gaun berbahan katun organdi dengan rok dalam berlapis, dihiasi dengan koin dari bahan linen yang dipotong dan dijahit tangan.
Didirikan oleh desainer dan pemilik galeri seni, Susanna Perini, pada 1994, BIASA memiliki kombinasi unik antara visi artistik, keahlian, dan koneksi budaya yang telah membuatnya bertumbuh dari tahun ke tahun.
Memadukan kerajinan lokal dengan gaya minimalis Italia dan sentuhan modern, jenama ini telah menciptakan gaya unik yang menarik bagi audiens lokal maupun internasional. BIASA juga memiliki perhatian terhadap 'slow fashion' dalam koleksi-koleksinya, yang menjadi etos sekaligus membuat jenama ini tumbuh di sejumlah butik dan galeri seni di Bali dan Jakarta.
Baca Juga: Ragam Wastra dalam Busana Modest Karya Desainer Indonesia dan Malaysia di IN2MF 2024
Baca Juga: Ragam Wastra dalam Busana Modest Karya Desainer Indonesia dan Malaysia di IN2MF 2024
Untuk merayakan kehadiran jenama BIASA selama tiga dekade, koleksi Rhapsody diluncurkan yang menggambarkan visi Pendiri sekaligus Direktur Kreatif Susanna Perini, di balik jenama ini. Susanna mengatakan koleksi ini merepresentasikan makna kebebasan dalam bentuk yang sarat akan inspirasi spontan dan improvisasi.
"Sebuah karya berupa satu gerakan yang bersifat episodik namun terintegrasi, mengalir bebas dalam struktur, menyajikan berbagai suasana hati, warna, dan nada suara yang sangat kontras. Kebebasan dalam bentuk dengan inspirasi yang spontan dan improvisasi," katanya.
Koleksi Rhapsody dari BIASA ditampilkan di ajang Jakarta Fashion Week 2025. (Sumber gambar: BIASA)
Mencerminkan esensi musikal dan puitis tersebut, koleksi Rhapsody ditampilkan melalui tiga cerita yang saling berhubungan, yakni Harmoni (Harmony), Alam (Nature), dan Sangha atau komunitas. Setiap narasi dijalin dengan indah dan rumit untuk menghadirkan koleksi yang mengedepankan prinsip-prinsip utama dari jenama ini yaitu 'Extraordinary Simplicity.’
Harmoni
Unsur harmoni dalam koleksi ini terinspirasi dari Saput Poleng asal Bali, sebuah motif kotak-kotak suci yang melambangkan filosofi dualisme timbal balik; terang dan gelap, suka dan duka, baik dan jahat. Disajikan dalam warna hitam dan putih yang mewakili sejarah BIASA, warna-warna kontras ini merupakan simbol keseimbangan dan harmoni.
Mengedepankan pada seni buatan tangan, setiap koleksi ini menampilkan hasil karya tangan yang rumit, mulai dari bordir dan appliqué hingga macramé serta sentuhan akhir yang dijahit dengan tangan.
Koleksi BIASA yang khas dihidupkan kembali dengan memadukan unsur baru yang tetap mengutamakan nilai penting di masa lalu; rok dalam yang berlapis dan memiliki banyak fungsi menjadi aksesori tambahan untuk mengubah busana resor yang digemari menjadi nuansa malam yang glamor. Dibuat dengan lapisan transparan dan jaring dari bahan katun organdi, linen, dan chiffon, siluet ini terlihat romantis, memikat, dan edgy.
Koleksi Rhapsody dari BIASA ditampilkan di ajang Jakarta Fashion Week 2025. (Sumber gambar: BIASA)
Gaun dan atasan berjaring yang terbuat dari pita buatan tangan serta bralette dan rok berumbai macramé tenunan tangan digabungkan dengan atasan dan rok linen. Termasuk, kafftan khas dengan detail appliqué dipasangkan dengan sandal fisherman pita. Adapun, aksesoris yang dihadirkan berupa kalung dan gelang resin tebal, serta tas monokrom dan origami dengan warna kontras.
Alam
Karakter, kualitas, dan simbolisme alam diinterpretasikan lewat warna indigo dalam koleksi ini. Berawal dari keinginan dasar manusia untuk belajar dan berkembang, hingga keindahan dan keselarasan lingkungan yang alami, koleksi ini merayakan komitmen BIASA terhadap slow fashion dan praktik ramah lingkungan sebagai bagian penting dari visi dan filosofinya.
Penggunaan pewarna dan bahan alami mewujud pada berbagai item, seperti siluet oversized yang anggun dan nyaman dari atasan tanpa lengan, kemeja, celana longgar, dan rok yang dicelup warna indigo dan putih, yang disajikan dalam bahan katun, linen, dan sutra.
Kaftan dan gaun longgar yang memiliki potongan asimetris dengan warna indigo tua dipadankan dengan gelang kayu besar, kalung rantai, dan fisherman sandal bermotif indigo.
Sementara syal katun dan sutra, sarung dan kemeja yang dihiasi dengan motif garis yang dijahit dengan tangan dan motif polkadot yang disulam, dipadukan dengan bucket bag berbahan denim dan kulit tembakau.
Koleksi Rhapsody dari BIASA ditampilkan di ajang Jakarta Fashion Week 2025. (Sumber gambar: BIASA)
Sangha
Sangha merupakan bahasa Sansekerta dari ’komunitas’ dan ajaran utama agama Buddha. Mengambil inspirasi dari filosofi praktik ini, sangha dalam koleksi fesyen BIASA merepresentasikan keindahan komunitas yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama yaitu kesadaran, pengertian, penerimaan, cinta, dan harmoni.
Nuansa yang kaya dengan warna-warna Bumi yang pekat terlihat pada siluet oversized yang berlapis, mulai dari Indian red hingga nuansa oranye seperti marigold, tangerine, dan tango, serta warna alami Bumi dalam sabia (pasir) dan tanah (cokelat).
Kaftan oversized, kemeja, dan mantel dipadukan dengan celana dengan siluet balon. Gaun bervolume dengan rok dalam besar menunjukkan tampilan yang memberikan kebebasan bergerak tanpa batas dan tampak effortless. Adapun, aksesorisnya termasuk sandal feminin dengan detail marigold, sepatu ballerina berbahan suede berwarna-warni, serta gelang dan kalung kayu.
Susanna menuturkan secara keseluruhan, Rhapsody adalah koleksi yang benar-benar unik yang mencerminkan masa lalu, masa kini, dan masa depan BIASA seiring perayaan hari jadinya yang ke-30. Koleksi ini, lanjutnya, menghormati perjalanan BIASA selama bertahun-tahun sambil tetap setia kepada filosofi dan visinya.
Dia menambahkan kematangan dalam koleksi ini terasa effortless; sederhana secara konseptual. Meski demikian, kerajinan tangan yang rumit, kain yang ringan, dan karakter artisanal benar-benar mewakili BIASA.
"Koleksi ini adalah penghargaan kepada kota yang gemerlap ini [Jakarta] dan selalu berubah, serta semangat yang luar biasa dari komunitas yang terhubung dengan kami di sini," katanya.
Adapun, setelah ditampilkan secara perdana di ajang Jakarta Fashion Week 2025 tahun ini, koleksi Rhapsody akan tersedia baik secara online maupun di toko-toko fisik di Jakarta dan Bali mulai Februari dan Maret 2025.
Baca Juga: Gaya Glamor Model Zsa Zsa Utari Curi Perhatian di Jakarta Fashion Week 2025
Editor: M. Taufikul Basari
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.