Peserta berlari saat mengikuti BTN Jakarta International Marathon 2024 di Jakarta, Minggu (23/6/2024). (Sumber foto: JIBI/Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)

Hypereport: Ragam Motivasi Pegiat Lari, Melatih Fisik hingga Rekreasi

27 October 2024   |   12:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Fikri Adin (34) gemar berolahraga. Di sela kesibukannya sebagai pewarta foto, dia konsisten melatih fisik dengan berbagai kegiatan olahraga, utamanya lari. Baginya, lari merupakan olahraga yang paling fleksibel untuk konsisten dilakukan, guna menjaga kesehatan tubuhnya.
 
Olahraga lari mulai ditekuni Fikri sejak dua tahun silam. Sebelumnya, dia sempat menggeluti olahraga sepeda sejak tahun 2019. Namun, menurutnya, bersepeda membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Hal ini membuatnya kesulitan untuk membagi waktu antara bekerja dengan berolahraga. 

Baca juga: 6 Perlengkapan yang Perlu Disiapkan sebelum Maraton
 
Akhirnya, dia tak lagi rutin bersepeda dan mulai menggeluti lari. Fikri memilih menekuni lari lantaran tertarik dengan makin populernya olahraga satu ini di kalangan masyarakat. Seiring waktu, dia menikmati lari lantaran memberikan rasa gembira saat melakoninya. Selain untuk kesehatan tubuh, olahraga ini dipilihnya sekaligus untuk menjaga ketahanan fisiknya agar maksimal bermain bola.
 
"Kalau lari kan kita paling bisa cuma 1 atau 2 jam. Nyamannya karena waktunya lebih singkat, dan kalori yang dibakar lebih maksimal," katanya kepada Hypeabis.id
 
Meski baru dua tahun menekuni lari dan maraton, sudah ada sekitar 20 event lari dalam negeri yang dijalani oleh Fikri. Salah satu event yang paling menantang yang pernah dilakoninya yakni trail running di kawasan Sentul, Bogor, dengan rute sepanjang 45 kilometer.
 
Trail running adalah jenis lari yang dilakukan di luar jalur tradisional di alam terbuka, seperti pegunungan, hutan, gunung, atau daerah alami lainnya yang memiliki medan yang bervariasi.
 
Selain medannya yang berlangsung di wilayah perbukitan, event tersebut cukup menantang Fikri lantaran digelar sekitar 12 jam, yakni mulai dari pukul 24.00 WIB hingga 12.00 WIB. Adapun, dia sudah melakoni event maraton dengan jarak sepanjang 42 kilometer sebanyak 3 kali.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Fikri Adin (@fikriadin)



 
Fikri mengatakan salah satu tantangan utama dalam mengikuti event maraton ialah rencana latihannya yang harus disiapkan dengan sangat matang. Misalnya, ketika akan mengikuti maraton, dia harus menjalani latihan long run sejauh 20 kilometer setiap minggu, hingga puncaknya mencapai 35 kilometer.
 
"Tantangannya di setiap event maraton itu hampir sama, kalau sudah 35 kilometer ke atas itu mesti sudah mulai kritis ibaratnya. Kaki sudah mulai keram dan pegal-pegal, nah di situ mentalnya lebih berperan untuk tetap bisa menyelesaikan maraton," kata kata pria asal Pati, Jawa Tengah itu.
 
Dalam mengikuti setiap event maraton, ada beberapa hal yang dipersiapkan Fikri, mulai dari menerapkan carbo loading dan menjalani latihan fisik sekitar 2 minggu sebelum race, tidur yang cukup, hingga outfit lari yang nyaman. Adapun, jika event-nya di luar kota, dia juga akan menyiapkan tempat penginapan yang mudah dan dekat dijangkau dari lokasi event.
 
"Hal utama yang jadi pertimbangan aku milih race itu pastinya kondisi jalurnya, suasana sama cuaca di kota tempat event-nya itu seperti apa," ucapnya.
 
Bagi Fikri, lari menjadi kegiatan rekreasional yang menyenangkan sekaligus memberikan banyak manfaat kesehatan untuk tubuhnya. Ketika mengikuti event lari atau maraton, dia merasa senang lantaran bisa bertemu dengan banyak orang dengan hobi yang sama, dan merasakan atmosfer kegembiraan saat acara berlangsung.
 
Di samping itu, dia juga merasakan beberapa manfaat kesehatannya, seperti merasa lebih fit ketika beraktivitas, menjaga stamina, hingga membentuk tubuh lebih ideal. Plus, mendukung ketahanan fisiknya dalam bermain bola.
 
"Tahun depan pengen nyobain race di luar Indonesia seperti di Singapura atau di Kuala Lumpur gitu. Pengin melihat animo lari di luar negeri itu seperti apa, minimal di negara tetangga dulu deh," katanya.
 
Di tengah ragam jenis olahraga yang ada, lari memang menjadi latihan fisik yang kian digemari masyarakat saat ini. Mudah dan murahnya akses perlengkapan lari, membuat olahraga ini bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat. 
 
Seiring dengan semakin maraknya event dan komunitas yang bermunculan, lari telah menjadi salah satu tren olahraga paling populer dan tengah berkembang dengan pesat secara global, tak terkecuali di Indonesia. Dari maraton besar hingga fun run, semakin banyak orang yang tertarik untuk menekuni lari.
 
Menurut data dari Garage Gym Reviews, diperkirakan sebanyak 621 juta orang di dunia menekuni lari pada 2024, sehingga menjadikannya sebagai olahraga paling populer di seluruh dunia.
 
Sementara itu, sekitar 2,1 juta orang berlari half marathon setiap tahunnya, serta 1,1 juta orang diantaranya melakoni full marathon tiap tahunnya. Data tersebut juga menyebutkan bahwa pelari menghabiskan rata-rata US$1.748 atau sekitar Rp27 juta setiap tahunnya untuk biaya perlengkapan dan perlombaan (race) lari.
 
Tren lari juga kian masif di Indonesia. Berdasarkan data publikasi Garmin, jumlah pelari di Indonesia meningkat sebesar 3 kali lipat pada 2024. Pada Mei 2024, terdapat lebih dari 80.000 pengguna Garmin di Indonesia yang aktif berlari. Jumlah ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan Mei tahun sebelumnya yang hanya mencapai 35.000 pelari.
 
"Fenomena ini tidak hanya mencerminkan minat yang meningkat terhadap kesehatan dan kebugaran, tetapi juga menunjukkan bagaimana lari telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat urban," demikian tulis laporan tersebut.
 
Lari juga ditekuni oleh Roni Yunianto. Sejak remaja, pria yang akrab disapa Roy ini memang suka olahraga. Namun, baru sejak 2016, dia memutuskan untuk aktif lari dan mengikuti running race hingga saat ini.
 
"Makin tertarik sama lari selain karena euforia dan mengalami sendiri sensasi dan manfaatnya. Dari lari saya juga belajar dan dapat pengetahuan baru seputar lari mulai dari teknik dan latihan, hingga pengetahuan yang berkaitan dengan fisik dan asupan," katanya. 
 


 
Sekitar 8 tahun menekuni lari, sudah sekitar 77 event lari dengan berbagai kategori yang diikuti oleh Roy, yakni 30 kali untuk ajang half marathon/21,097 kilometer, 31 kali (10K), 14 kali (5K), dan full marathon/42,195K sebanyak 2 kali.
 
Salah satu event paling menantang yang pernah dihadapinya yakni full marathon di ajang Maybank Marathon Bali (MMB) dengan jarak 42,195 km, pada 25 Agustus 2024 di Gianyar, Bali. Selain medannya yang banyak tanjakan, event itu cukup menantangnya lantaran dia mengaku kurang tidur sehingga benar-benar menguji fisik dan mentalnya.
 
"Belum mencapai target PB [personal best] karena tidak terlalu nge-push. Kebetulan waktu itu juga dapat guyuran hujan plus cheering dari warga dan sesama runner, akhirnya alhamdulillah bisa finish strong tanpa kram atau cedera," ucapnya.
 
Ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh Roy dalam memilih event lari ataupun maraton, diantaranya rute lomba yang telah terstandardisasi atau World Atletics certified, hingga punya konsep kreatif yang kekinian, seperti misi budaya, lingkungan hingga kesehatan. Menurutnya, event seperti ini dipersiapkan dengan sangat matang dan didukung banyak sponsor.
 
Selain itu, event yang punya reputasi dalam organisasi acara maupun aspek keselamatan (safety), kualitas race pack seperti medali, hingga harga tiket. "Harga tiket dan akomodasi selama masih affordable oke oke saja, karena suatu race biasanya juga menghadirkan sisi tourism experience yang berkesan," katanya
 
Sementara itu, untuk persiapan mengikuti event lari, beberapa hal yang dia siapkan yakni latihan sesuai dengan kategori jarak yang dipilih, cross training, tidur yang cukup, menjaga nutrisi, hingga mempersiapkan kelengkapan lari. 
 
Bagi Roy, lari merupakan bagian dari gaya hidup, rekreasi sekaligus permainan yang seru. Selain itu, ada performa yang ingin dicapai sebagai pencapaian diri yaitu personal best atau personal record. Hal ini mengacu pada waktu terbaik atau tercepat seorang pelari ketika berlari untuk jarak tertentu.
 
"Pada satu sisi, sebagai ujian menaklukkan diri sendiri tapi di sisi lain juga belajar bijak pada diri sendiri, karena tujuan utamanya adalah sehat. I am an enthusiast runner," kata pria lulusan Universitas Trisakti ini.
 
Diakui olehnya, lari memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuhnya, salah satunya melatih dan memaksa otot mobilitas bergerak termasuk organ kardio seperti jantung, sistem sirkulasi darah serta pernapasan. Sel sel yang diolahgerak ini kemudian dipulihkan melalui fase recovery.
 
Alhasil, tubuh selalu mengalami rejuvenasi atau peremajaan. Tubuh menjadi bugar, metabolisme lancar, mentalitas juga baik. Selain itu, lanjutnya, lari juga menghasilkan hormon baik mulai dari endorfin, sehingga membantu melepas stres. Termasuk, dopamin yang membuat seseorang puas dengan pencapaiannya, serta serotonin di mana mood atau suasana hati jadi lebih baik.
 
Dalam waktu dekat, Roy mengatakan ada beberapa event lari yang akan diikutinya yakni Borobudur Marathon dan Milo Active Indonesia Race. Di samping itu, dia juga memiliki target untuk menajamkan latihan, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam race yang akan diikutinya.
 
"Karena seperti pada umumnya runner, tentu ingin mendapat personal best dari masing-masing kategori dan race. Tetapi tentu ini juga disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi stamina ketika akan mengikuti event running race," imbuhnya.
 
Lari juga belakangan menjadi olahraga yang digemari oleh banyak selebritas, salah satunya aktris Sahila Hisyam. Di sela-sela kesibukannya, aktris berusia 32 tahun ini rutin olahraga lari. Dia rutin lari sebanyak 3 kali dalam seminggu, dan bisa hingga 5 kali dalam satu pekan jika akan mengikuti running race.
 
Jarak tempuh yang dicapai Sahila dalam tiap sesi latihan lari pun berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan running race yang akan dihadapi. Jika akan mengikuti full marathon misalnya, dia bisa menempuh hingga 25 kilometer dalam satu sesi latihan. Begitu pun dengan latihan pace-nya yang akan ditempuh secara bertahap.
 
"Jadi tiap latihan itu antara ngejar jarak tempuh atau kecepatannya," kata aktris yang pernah membintangi film Loro Ati itu.
 

Sahila menekuni lari sejak 2018. Sebelumnya, lari hanya sesekali dilakukan oleh Sahila. Namun, baru sejak tahun 2018, dia memutuskan untuk benar-benar menekuni lari sebagai bagian dari gaya hidupnya untuk menjaga tubuh tetap fit.
 
"Waktu itu aku mikir sebenarnya tubuh aku itu sudah punya basic latihan lari, jadi sayang banget kalo enggak dilatih. Yaudah dipaksain latihan eh lama-lama enjoy," kata perempuan kelahiran Bogor ini.
 
Selama sekitar 6 tahun menekuni lari, Sahila telah melakukan beberapa pencapaian, salah satu yang terbesar adalah mengikuti ajang full marathon di luar negeri yakni Seoul International Marathon di Korea Selatan dan Berlin Marathon di Jerman.
 
"Dua-duanya membanggakan karena full marathon itu bukan sesuatu yang mudah karena harus atur schedule syuting sama latihan juga. Jadi memang effort-nya luar biasa banget untuk komitmen latihan selama berbulan-bulan," katanya.
 
Diakui oleh Sahila ada banyak manfaat yang dia dapatkan dengan konsisten lari. Selain meningkatkan mood atau suasana hati, lari juga membantunya untuk menjadi pribadi yang disiplin dalam mengatur waktu dan menjaga asupan yang sehat untuk tubuh, termasuk memberikan kenyamanan dalam melakukan berbagai aktivitas.
 
"Jadi menurut aku, rajin lari atau rajin olahraga itu bener-bener bisa support ke semua aspek kehidupan kita," kata perempuan pemilik nama asli Sahila Hisyam Askar ini. 
 

Persiapan Lari

Head Coach CFJ Running Team, Ferry Junaedi, menjelaskan secara umum, lari terbagi dalam beberapa jenis yang dikualifikasi berdasarkan jarak tempuh yakni lari jarak pendek (sprint) dengan jarak 100-400 meter, lari jarak menengah dengan 800-3.000 meter, lari jarak jauh dengan 5.000-10.000 meter, serta lari maraton dengan jarak tempuh 21-42 kilometer.
 
Sementara berdasarkan medannya, lari juga terbagi lagi menjadi tiga jenis yakni lari di jalan beraspal (road running), lari lintas alam (trail running), dan lari jarak jauh yang dilakukan di alam terbuka (cross country running).
 
Meski terlihat mudah, olahraga lari juga tetap membutuhkan latihan pemanasan agar otot-otot pada tubuh lebih lentur dan membuat badan bekerja lebih maksimal saat melakukan lari. Ferry mengatakan latihan pemanasan sebelum lari bisa dilakukan selama 30 menit yang terdiri dari jogging selama 5-10 menit, yang dilanjutkan dengan gerakan peregangan (stretching) baik yang statis maupun dinamis.
 
"Sebelum mulai latihan inti, harus melakukan stretching dinamis yang senamnya bergerak supaya otot-otot kita siap. Setelah lari, jangan lupa pendinginan," katanya.
 
Meski demikian, durasi dan gerakan latihan pemanasan maupun pendinginan yang dilakukan harus disesuaikan dengan target lari yang ingin dicapai. Misalnya, untuk melakukan lari dengan jenis interval run yang cenderung membutuhkan kecepatan, harus melakukan latihan pemanasan lebih ekstra.
 
Ferry mengatakan waktu terbaik untuk melakukan olahraga lari adalah pada waktu pagi hari yakni mulai pukul 5 sampai 6 pagi ketika kondisi tenaga dan pikiran masih fit dan suasana yang masih segar. Sebaliknya, lari di sore hari biasanya tidak akan maksimal karena tubuh sudah dalam kondisi lelah setelah seharian beraktivitas.
 
Adapun, jarak yang ditempuh saat lari juga bergantung dengan target yang ingin dicapai oleh seseorang. Namun, untuk pelari pemula, disarankan untuk bisa menempuh jarak hingga 10 kilometer selama satu minggu. Tak harus menyelesaikannya dalam satu kali latihan, jarak tempuh tersebut bisa dibagi-bagi dengan beberapa kali aktivitas lari.
 
Sebagai jenis olahraga, lari memang bisa dilakukan oleh siapa saja dari berbagai kalangan. Akan tetapi, setiap orang juga harus memahami kemampuan dan kondisi kesehatan dirinya sendiri untuk bisa menyesuaikan saat menjalani olahraga lari. Sebab, setiap orang akan memiliki stamina dan kekuatan tubuh yang berbeda-beda.
 
Ferry mengatakan satu kesalahan yang biasanya dilakukan oleh pemula saat olahraga lari adalah memforsir tubuh untuk mencapai jarak tempuh tertentu. "Jangan lupa tetap jaga hidrasi tubuh. Kalau bisa minum itu selain air putih, sediakan juga isotonik untuk mengembalikan energi tubuh," katanya.
 
Sebelum ataupun sesudah lari, tak ada salahnya juga untuk mengonsumsi makanan sebagai cadangan sekaligus mengembalikan energi untuk tubuh. Hanya saja, usahakan makan saat 2 jam baik sebelum maupun sesudah lari untuk memberikan jeda mencerna makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh. Adapun, makanan yang dikonsumsi pun sebaiknya yang tergolong ringan seperti buah atau camilan, bukan hidangan berat.
 
Ada sejumlah manfaat kesehatan yang bisa dapatkan dari olahraga lari mulai dari membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat otot dan tulang, hingga membantu tubuh mencegah penyakit kronis. Selain itu, lari juga menjadi aktivitas fisik yang ideal untuk membakar kalori mulai dari 300-1.000 kalori dalam satu kali latihan.
 
Sebelum lari, ada baiknya untuk menyiapkan sejumlah perlengkapan seperti pakaian olahraga yang menyerap keringat, sepatu lari, topi, hingga jam tangan lari (running watch) atau jam pintar (smartwatch) yang bisa memantau jarak yang ditempuh hingga kondisi detak jantung (heart rate).

Baca juga: Asupan Nutrisi Penting sebelum Maraton, Begini Kiat-kiatnya dari Ahli Gizi!

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Generasi Milenial & Gen Z Mendominasi Investor Pasar Modal Indonesia

BERIKUTNYA

Daftar Film Produksi Adhya Pictures yang Akan Dirilis Sepanjang 2024-2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: