4 Aspek Penting Olahraga Lari, Tak Sekadar Fisik & Kecepatan
16 July 2024 |
06:30 WIB
Olahraga lari tengah digandrungi kaum urban. Beberapa spot di Jakarta seperti Gelora Bung Karno misalnya, ada saja pegiat olahraga lari yang mengitari stadion tersebut. Begitu pula pada momen car free day (CFD) yang selalu ramai di setiap pekannya.
Ada banyak alasan mengapa seseorang menekuni olahraga lari. Mulai dari ingin menurunkan berat badan, meningkatkan kebugaran fisik, hingga kecanduan dengan olahraga yang terbilang murah ini.
Marrisa Widiyanti salah satunya. Pegiat lari ini terbilang rutin mengikuti maraton. Kecintaannya pada lari sejak 2013 lalu bermula dari pengaruh suaminya yang menekuni kegiatan ini. Padahal sebelumnya dia tidak terlalu tertarik.
Baca juga: Runners Catat! 7 Agenda Lari di Jabodetabek Juli 2024
Mulai merasakan manfaat lari, Marrisa ketagihan dan akhirnya mendaftar race dengan jarak 5 kilometer. Semakin intens, pada 2015 dia memberanikan diri ikut half maraton dan menyelesaikan maraton pertamanya di Bali pada tahun tersebut.
“Setelah itu setiap tahun saya harus finish maraton,” ujarnya saat ditemui di bilangan GBK beberapa waktu lalu. Menurutnya, lari bukan hanya sekadar olahraga kardio dan fisik. Dengan olahraga ini, kamu bisa mengetahui lebih dalam diri sendiri.
Menurut Digital Banking Product & Innovation Head Bank BTPN Febri Rusli, kegiatan lari lebih dari sekadar berlari dari satu titik ke titik lainnya. Olahraga lari adalah olahraga yang berproses, mulai dari jalan, lari pelan, lari yang semakan kenceng, lari jarak jauh, hingga sampai pada maraton.
Berlari juga mengenai unthinkable journey dalam mengenal badan lebih jauh lagi. Olahraga lari memang identik dengan kecepatan dalam mencapai garis finis. Namun, ada empat aspek penting selain fisik dan kecepatan yang perlu diperhatikan.
Penting untuk mengingat bahwa tubuh, terutama otot-otot yang bekerja keras selama latihan, membutuhkan waktu istirahat untuk pulih setelah race day. Tubuh membutuhkan istirahat tidak hanya untuk menjaga kesehatan dan kinerja optimal saat berolahraga lagi, tetapi juga untuk menjaga kebugaran dan mencegah overtraining yang bisa berakibat pada cedera dan kelelahan.
Berlari bukan tentang kekuatan fisik dan mencapai garis finis. Ada sisi lain yang tidak kalah penting dari fisik, yaitu mindful running. Setiap langkah kaki, tarikan dan hembusan napas, hingga pemandangan dan suara sekitar menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman berlari.
Mindful running membantu kita untuk menghubungkan pikiran dan tubuh secara mendalam. Dengan lebih fokus pada segala hal yang dirasakan selama berlari, suasana hati bisa menjadi lebih positif dan siap menghadapi tantangan sehari-hari.
Lari juga menjadi sarana untuk membuka relasi dan membangun pertemanan dengan orang lain, baik secara daring maupun luring. Febri menyebut komunitas pelari bisa bergabung dengan Co.Create sehingga bisa saling mendukung dan menginspirasi. Co.Create merupakan wadah dari Jenius untuk lebih dari 47.000 anggota berbagi ide, inspirasi, dan kreativitas demi terwujudnya layanan finansial yang lebih baik.
Pelari juga harus mempersiapkan rencana finansial yang matang untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti pakaian olahraga, vitamin, hingga running gear. Marrisa mengatakan berlari adalah sebuah komitmen dalam menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai.
Semua tahapan perlu dinikmati, mulai dari pendaftaran, latihan fisik, persiapan race, hingga kegiatan berlari itu sendiri. Namun sebelum memutuskan untuk ikut event lari, dia menilai penting untuk merencanakan dan mengelola finansial.
Kegiatan maraton skala internasional memang butuh persiapan matang, terutama dari sisi finansial. “Seperti saat mengikuti Melbourne Marathon, aku menggunakan fitur Dream Saver untuk menabung secara rutin agar memastikan dana yang diperlukan tersedia,” tuturnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ada banyak alasan mengapa seseorang menekuni olahraga lari. Mulai dari ingin menurunkan berat badan, meningkatkan kebugaran fisik, hingga kecanduan dengan olahraga yang terbilang murah ini.
Marrisa Widiyanti salah satunya. Pegiat lari ini terbilang rutin mengikuti maraton. Kecintaannya pada lari sejak 2013 lalu bermula dari pengaruh suaminya yang menekuni kegiatan ini. Padahal sebelumnya dia tidak terlalu tertarik.
Baca juga: Runners Catat! 7 Agenda Lari di Jabodetabek Juli 2024
Mulai merasakan manfaat lari, Marrisa ketagihan dan akhirnya mendaftar race dengan jarak 5 kilometer. Semakin intens, pada 2015 dia memberanikan diri ikut half maraton dan menyelesaikan maraton pertamanya di Bali pada tahun tersebut.
“Setelah itu setiap tahun saya harus finish maraton,” ujarnya saat ditemui di bilangan GBK beberapa waktu lalu. Menurutnya, lari bukan hanya sekadar olahraga kardio dan fisik. Dengan olahraga ini, kamu bisa mengetahui lebih dalam diri sendiri.
Menurut Digital Banking Product & Innovation Head Bank BTPN Febri Rusli, kegiatan lari lebih dari sekadar berlari dari satu titik ke titik lainnya. Olahraga lari adalah olahraga yang berproses, mulai dari jalan, lari pelan, lari yang semakan kenceng, lari jarak jauh, hingga sampai pada maraton.
Berlari juga mengenai unthinkable journey dalam mengenal badan lebih jauh lagi. Olahraga lari memang identik dengan kecepatan dalam mencapai garis finis. Namun, ada empat aspek penting selain fisik dan kecepatan yang perlu diperhatikan.
1. Rest day sama pentingnya dengan race day
Penting untuk mengingat bahwa tubuh, terutama otot-otot yang bekerja keras selama latihan, membutuhkan waktu istirahat untuk pulih setelah race day. Tubuh membutuhkan istirahat tidak hanya untuk menjaga kesehatan dan kinerja optimal saat berolahraga lagi, tetapi juga untuk menjaga kebugaran dan mencegah overtraining yang bisa berakibat pada cedera dan kelelahan.
2. Mindful running untuk tingkatkan energi positif
Berlari bukan tentang kekuatan fisik dan mencapai garis finis. Ada sisi lain yang tidak kalah penting dari fisik, yaitu mindful running. Setiap langkah kaki, tarikan dan hembusan napas, hingga pemandangan dan suara sekitar menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman berlari. Mindful running membantu kita untuk menghubungkan pikiran dan tubuh secara mendalam. Dengan lebih fokus pada segala hal yang dirasakan selama berlari, suasana hati bisa menjadi lebih positif dan siap menghadapi tantangan sehari-hari.
3. Tergabung ke dalam komunitas
Lari juga menjadi sarana untuk membuka relasi dan membangun pertemanan dengan orang lain, baik secara daring maupun luring. Febri menyebut komunitas pelari bisa bergabung dengan Co.Create sehingga bisa saling mendukung dan menginspirasi. Co.Create merupakan wadah dari Jenius untuk lebih dari 47.000 anggota berbagi ide, inspirasi, dan kreativitas demi terwujudnya layanan finansial yang lebih baik.
4. Persiapan Finansial
Pelari juga harus mempersiapkan rencana finansial yang matang untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti pakaian olahraga, vitamin, hingga running gear. Marrisa mengatakan berlari adalah sebuah komitmen dalam menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai. Semua tahapan perlu dinikmati, mulai dari pendaftaran, latihan fisik, persiapan race, hingga kegiatan berlari itu sendiri. Namun sebelum memutuskan untuk ikut event lari, dia menilai penting untuk merencanakan dan mengelola finansial.
Kegiatan maraton skala internasional memang butuh persiapan matang, terutama dari sisi finansial. “Seperti saat mengikuti Melbourne Marathon, aku menggunakan fitur Dream Saver untuk menabung secara rutin agar memastikan dana yang diperlukan tersedia,” tuturnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.