Pameran Triptych Resilience: Artistic Solutions for Human, Ocean and Biodiversity Challenges (Sumber gambar: laman UNESCO)

UNESCO Adakan Pameran Triptych Resilience: Artistic Solutions for Human, Ocean and Biodiversity Challenges di Art Basel, Paris

17 October 2024   |   17:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) akan mempersembahkan pameran triptych Resilience: Artistic Solutions for Human, Ocean and Biodiversity Challenges di Art Basel, Paris, Prancis pada 18-20 Oktober 2024.

Resilience: Artistic Solutions for Human, Ocean and Biodiversity Challenges adalah suatu pameran yang menyatukan seni dan sains dalam mencari keseimbangan baru antara manusia dan lingkungannya.

Baca juga: Profil Mantan Dirjen UNESCO Amadou Mahtar M'Bow, Meninggal Dunia Usia 103 Tahun

Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO, mengatakan bahwa bersatunya antara sains dan seni sangat penting untuk mempertanyakan dan menemukan kembali hubungan manusia dengan planet ini.

“Kita membutuhkan ilmuwan dan seniman untuk memahami dan menyaksikan keajaiban keanekaragaman hayati, dan kebutuhan mendesak untuk melindunginya. Setelah Art Basel Miami pada bulan Desember 2023, UNESCO sangat gembira dan bangga dapat kembali mempromosikan dialog ini di Art Basel Paris,” katanya dalam siaran pers yang diterima Hypeabis.id dari UNESCO, Kamis, 10 Oktober 2024.

Bekerja sama dengan Nautilus, Dona Bertarelli Philanthropy, Schmidt Ocean Institute, dan Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR), pameran Resilience: Artistic Solutions to Human, Ocean and Biodiversity Challenges yang dipersembahkan oleh UNESCO di Art Basel Paris 2024 akan terdiri atas tiga koleksi.

Pertama adalah koleksi bertajuk Tsunami: Sea Change for Resilience, yakni serangkaian potret karya Matt Porteous yang didedikasikan untuk para penyintas Tsunami Samudra Hindia pada 2004 atau dua puluh tahun setelah tragedi tersebut.

Sang fotografer merupakan salah satu pendiri Ocean Culture Life, yakni jaringan yang mempertemukan para kreator konten dan aktivis lingkungan.

Kedua adalah Biodiversity: Through the Lens, yakni eksplorasi visual tentang keanekaragaman hayati yang dirancang oleh Discover Earth, suatu platform komunitas global tempat para kreator, lembaga, dan mitra bergabung untuk meningkatkan kesadaran akan keindahan dan kerapuhan planet kita, dan bekerja sama untuk melestarikannya.

The Artists-at-Sea, yakni karya seniman Taiji Terasaki dan Rebecca Rutstein yang terinspirasi oleh waktu mereka di atas R/V Falkor, kapal penelitian oseanografi milik Schmidt Ocean Institute.

Dia menambahkan, triptych ini akan disajikan dalam format campuran cetak dan digital di pameran UNESCO-Nautilus di Grand Palais. Selain itu, pameran ini juga akan menyelenggarakan serangkaian pertemuan dan presentasi tentang seni dan sains selama tiga hari.

John Steele, Founder and Publisher of Nautilus, mengatakan bahwa pameran ini akan mengajak para penikmatnya untuk merenungkan kekuatan abadi dari ketahanan manusia dan alam.

“Bahkan saat kita menghadapi era kerusakan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, karya seni ini menunjukkan kepada kita bahwa bertahan hidup bukan hanya tentang bertahan; tetapi tentang beradaptasi, berkembang, dan berkembang melawan segala rintangan,” katanya.

Baca juga: Intip Keunikan 11 Cagar Biosfer Baru yang Ditetapkan Oleh UNESCO

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Misi Baru Pelatih Thomas Tuchel di Timnas Inggris, Menjawab Kritik dan Mengejar Piala Dunia 2026

BERIKUTNYA

Belantika Musik Dunia Berduka, Liam Payne Eks One Direction Meninggal di Buenos Aires

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: