Deretan warga ibu kota yang memakai kebaya. (Fanny Kusumawardhani/Hypeabis.id)

Indonesia Tak Ikut Geng Asean Daftarkan Kebaya ke UNESCO? Ini Kata Pegiat Wastra

25 November 2022   |   16:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Empat negara di Asia Tenggara yakni Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand sepakat untuk mendaftarkan kebaya ke dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO. Nominasi multinasional pertama ini akan diserahkan pada Maret 2023.

Namun yang menjadi sorotan, Indonesia tidak masuk di dalam negara pengajuan nominasi tersebut. Padahal kebaya dikenal sebagai warisan nenek moyang sejak dulu dan masih eksis bahkan terus berkembang di Tanah Air hingga saat ini. 

Menanggapi ini, desainer yang terus melestarikan kebaya dalam setiap karyanya, Didiet Maulana, mengatakan masyarakat tidak perlu ribut. Namun demikian, dia mempertanyakan langkah pemerintah terhadap wastra Nusantara ini. 

“Jangan ribut dan ribet dengan urusan negara lain sudah sampai mana, tetapi apa yang negara kita sudah lakukan agar mendaat pengakuan UNESCO untuk menjadi salah satu elemen budaya dari Indonesia,” tuturnya kepada Hypeabis.id, Jumat (25/11/2022). 

Baca juga: Berawal dari Keputusan UNESCO, Berikut 4 Fakta Tentang Hari Batik Nasional

Terlepas diakui atau tidak di dunia International, Didiet berpendapat sebenarnya Indonesia tidak memerlukan validasi dari luar untuk bisa bangga mengenakan dan melestarikan kebaya sebagai salah satu budaya nasional.

“Tetap memakai kebaya, perbanyak ide dan inspirasi kebaya dan terima kasih kepada perempuan Indonesia yang giat dan menyuarakan serta memberikan inspirasi dalam berkebaya,” tegas pemilik wastra IKAT Indonesia ini. 

Sementara itu, Hypeabis.id turutmenghubungi Direktur Jenderal Kebudayaan Kemenristekdikbud Hilmar Farid untuk menanyakan sejauh mana upaya pemerintah dalam legalisasi kebaya sebagai warisan budaya Indonesis ke UNESCO. Namun, belum ada jawaban yang bisa didapatkan mengenai hal ini. 

Sejauh ini, dukungan agar kebaya Indonesia didaftarkan sebagai warisan takbenda ke UNESCO marak disuarakan dari dalam dan luar negeri. Pada Juli 2022, ratusan perempuan berkebaya, termasuk Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkumpul untuk mengikuti acara Jalan Santai Berkebaya yang diselenggarakan komunitas Pertiwi Indonesia dan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI).
 

Museum Batik Indonesia didirikan sebagai tindak lanjut  dari pencatatan Batik Indonesia ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009 silam. (Sumber gambar: Museum Batik Indonesia)

Museum Batik Indonesia didirikan sebagai tindak lanjut dari pencatatan Batik Indonesia ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009 silam. (Sumber gambar: Museum Batik Indonesia)


“Saya cinta Indonesia dan saya cinta kebaya Indonesia. Oleh karena itu, mari kita pelihara budaya yang menjadi identitas kita. Kita harus bangga memakai kebaya Indonesia,” sebut Retno dalam sambutan beberapa waktu lalu.

Ketua Pertiwi Indonesia, Shinta Omar Anwar menyampaikan seluruh cabang organisasinya mendukung kebaya didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO (Kebaya Goes to UNESCO). Begitu pula disuarakan Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Rahmi Hidayati. 

Sementara itu, pada Agustus 2022, sekitar 200 perempuan di wilayah Washington DC dan sekitarnya ikut meramaikan parade “Cantik Berkebaya" di kawasan National Mall, pusat kota Washington DC. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan KBRI Washington DC bersama masyarakat dan diaspora Indonesia terhadap upaya pendaftaran kebaya sebagai Warisan Tak Benda (Intangible Heritage) UNESCO.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Washington, D.C., Ayu Heni Rosan menyampaikan kebaya adalah warisan budaya dari leluhur Indonesia yang wajib dilestarikan. Melalui kegiatan ini, para perempuan dan diaspora Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat telah menunjukkan peran dan kontribusinya secara nyata terhadap gerakan Kebaya Goes to UNESCO. 


Alasan 4 Negara Asean Daftarkan Kebaya

Dewan Warisan Nasional (NHB) Singapura pada Rabu (23/11/2022) mengatakan kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang populer di empat negara. Mereka akan mewakili dan merayakan sejarah bersama di wilayah tersebut, mempromosikan pemahaman lintas budaya, dan terus hadir dan secara aktif diproduksi dan dikenakan oleh banyak komunitas di Tenggara Asia.

“Kebaya telah, dan terus menjadi aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas Melayu, peranakan, dan komunitas lainnya di Singapura, dan merupakan bagian integral dari warisan kami, sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas Asia Tenggara dan dunia,” ujar CEO NHB Chang Hwee Nee dikutip dari Straits Times. 

NHB mengatakan Malaysia telah mengusulkan dan mengoordinasikan nominasi multinasional dan gagasan itu dibahas sebagai bagian dari rangkaian rapat kerja di antara sejumlah negara pada 2022. 

Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand setuju untuk bekerja sama dalam nominasi. Namun demikian, keempat negara menyambut negara lain untuk bergabung dalam nominasi tersebut.

Diketahui, antara Agustus dan Oktober, NHB mengadakan enam diskusi kelompok terarah dengan 48 peserta untuk mencari pandangan tentang nominasi tersebut. Ini termasuk praktisi budaya, perwakilan asosiasi budaya, dan peneliti yang terlibat dalam pembuatan dan pemakaian kebaya.

Dari 1 hingga 3 November, perwakilan dari NHB dan masyarakat menghadiri lokakarya yang diselenggarakan oleh Malaysia di Port Dickson. Mereka mendiskusikan nominasi tersebut, termasuk apa yang harus disertakan dalam pengajuan kebaya sebagai warisan budaya takbenda.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Bertabur Bintang, Cek Daftar Line Up Pembaca Nominasi MAMA 2022

BERIKUTNYA

Tua-Tua Keladi, Pepe Si Juru Taktik Pertahanan Portugal di Piala Dunia 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: