Viro Pavilion. (Sumber gambar: Facebook Virobuild New)

Viro Pavilion Rancangan Arsitek Yori Antar Usung Desain Rumah Adat Nggela

15 October 2024   |   17:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia Design Week 2024 hadir menampilkan deretan karya inovatif dalam desain interior, arsitektur, tekstil, dan bahan bangunan. Salah satu instalasi yang menonjol ialah bangunan bergaya arsitektur tradisional yang dihiasi atap jerami dan dinding rotan. Bangunan unik ini diberi nama Viro Pavilion.
 
Seperti namanya, Viro Pavilion merupakan showroom untuk menampilkan produk-produk unggulan Viro, merek spesialis bahan sintetis untuk arsitektur tropis. Berdiri sejak 1998, Viro memproduksi anyaman dan jerami tahan cuaca yang terbuat dari material baru, dan telah terkenal di pasar internasional.
 
Showroom ini dirancang oleh arsitek Yori Antar dari Han Awal & Partners (HAP) Architects, yang terinspirasi dari rumah-rumah tradisional di Desa Nggela, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Desain atap yang menonjol dalam Viro Pavilion terbuat dari jerami sintetis Viro yang diklaim memiliki daya tahan kuat. 
 
Bangunan panggung ini dirancang 3 lapis, dengan tiap pembagian ruangnya dirancang sebagai perjalanan dengan ramp untuk melihat berbagai produk Viro, mulai dari material dinding, lantai, langit-langit dan sebagainya. Adapun, desain interiornya dikembangkan dengan sentuhan desainer Kezia Karin, mengusung gaya kontemporer yang menonjolkan garis bersih dan palet netral. 

Baca juga: Eksklusif Yori Antar: Menjaga & Melestarikan Rumah Adat Demi Keberlangsungan Arsitektur Nusantara
 

Yori Antar selaku arsitek menjelaskan desain instalasi showroom Viro Pavilion terinspirasi dari rumah adat di NTT yang banyak menggunakan material alam, serta banyak mengusung unsur megalitikum yang ditandai dengan penggunaan material bebatuan. Pembuatannya sendiri memakan waktu sekitar setahun sejak 2023.
 
Namun, dalam proyek ini, Yori dan tim bukan hendak menampilkan replika rumah adat melainkan showroom yang desain ruangnya dirancang secara modern, dengan menonjolkan elemen ramp untuk membedakan tiap tingkatan bangunan. 
 
Ramp adalah jalur pengganti anak tangga yang memiliki bidang dengan lebar dan kemiringan tertentu. Ramp dipilih oleh Yori untuk menghadirkan kesan perjalanan pada ruangan. 
 
"Dari ramp ke ramp nanti di ujungnya itu ada bordes, di situlah tempat display material-material Viro. Jadi ada perjalanan ruang sampai ke lantai paling atas," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id, Selasa (15/10/2024).
 
Kawasan lanskap showroom Viro Pavilion juga dirancang seminimalis mungkin dengan tekstur pasir dan batu untuk memberikan gambaran endemik dari desa adat yang direvitalisasi oleh Uma Nusantara Foundation dan didukung oleh Yayasan Tirto Utomo.
 
"Sebagai sentuhan akhir kami juga membuat nuansa megalitikum dengan batu-batu yang ada di luar itu. Jadi ada tangganya kami buat dari batu, rumahnya bentuknya seperti rumah panggung," katanya.

Fungsi Desain Atap 

Desain atap pada showroom Viro Pavilion menjadi elemen yang paling menonjol. Yori mengatakan atap menjadi elemen yang sangat penting dalam rumah-rumah adat di Nggela, NTT, untuk melindungi hunian dari cuaca panas. Hal itulah yang membuat rumah-rumah adat di NTT lebih didominasi bangunan atapnya, bahkan hampir tidak menunjukkan elemen dinding.
 
"Kalau di dalam rumah atap itu, atapnya tebal sekali, dan benar-benar bisa menurunkan derajat suhu yang di luar sampai 5 derajat. Misalnya di luar panas 30 derajat, yang di dalamnya 25 derajat. Jadi adem," ucapnya.
 
Material-material alam seperti ijuk dan alang-alang yang digunakan untuk atap juga menciptakan suhu yang nyaman dalam rumah. Suasana sejuk semakin terasa dengan dinding yang terbuat dari material alami, serta desain rumah panggung yang memungkinkan udara masuk dari bawah rumah.
 
"Dan tata ruangnya memang cenderung simpel kan kalau rumah-rumah adat itu. Ruang multifungsi gitu. Kita aja orang modern semuanya dibuat sekat-sekat, akhirnya rumahnya panas. Udah panas pake atap industri lagi. Kalau di rumah adat semuanya itu bernapas," jelasnya.
 
Yori menambahkan desain showroom Viro Pavilion cocok digunakan sebagai referensi dalam merancang bangunan-bangunan di kawasan resort atau hotel yang ada di daerah pulau atau pantai. Salah satu keunggulannya ialah penggunaan atap jerami sintetis yang tahan lama. Berbeda dengan atap jerami tradisional yang mesti diganti setiap 3-5 tahun sekali.
 
"Bangunan ini cocok buat resort karena konteksnya konteks alam, bukan konteks kota. Tapi material ini bisa aja kalau dibikin eksperimen buat menjadi gedung bertingkat, kantor, atau museum," imbuhnya.

Adapun, showroom Viro Pavilion bisa Genhype kunjungi di ajang Indonesia Design Week yang berlangsung pada 10-20 Oktober 2024 di Indonesia Design District PIK 2 Jakarta Utara. 

Baca juga: Eksklusif Andra Matin: Menggabungkan Kesadaran Lingkungan dan Budaya Lokal dalam Desain Inovatif

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Hasil Arctic Open 2024, Indonesia Kembali Tak Bawa Gelar

BERIKUTNYA

Siasat Hemat Mahasiswa untuk Kondisi Keuangan yang Optimal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: