41 juta orang generasi sandwich di Indonesia memiliki motivasi tinggi untuk memiliki rumah. (Sumber gambar: Mart Production/Pexels)

41 Juta Generasi Sandwich di Indonesia Ingin Punya Rumah Sendiri, Begini Preferensinya

21 October 2024   |   15:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Film Home Sweet Loan belakangan menjadi perbincangan lantaran menyuguhkan kisah yang dekat dengan banyak orang, khususnya kalangan generasi sandwich. Film yang telah ditonton lebih dari 1,5 juta penonton itu menampilkan perjuangan Kaluna, anak generasi sandwich yang berupaya mewujudkan impiannya memiliki rumah sendiri.

Rupanya, keinginan Kaluna mewakili jutaan generasi sandwich di Indonesia. Aplikasi properti Pinhome dan perusahaan riset YouGov baru-baru ini merilis laporan yang menyebutkan bahwa terdapat 41 juta orang generasi sandwich di Indonesia, dan mayoritas dari mereka memiliki motivasi tinggi untuk memiliki rumah sendiri. 

Laporan bertajuk Langkah Generasi Sandwich Menuju Kepemilikan Properti yang dirilis Oktober 2024 itu menunjukkan bahwa kebutuhan keluarga menjadi alasan utama generasi sandwich untuk membeli hunian sebagaimana diakui oleh 49 persen responden.

Beberapa faktor pendorong lainnya seperti stabilitas (48 persen), lokasi yang lebih baik (34 persen), investasi (34 persen), dan peningkatan gaya hidup (22 persen). "Rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol keamanan dan stabilitas bagi keluarganya," demikian tulis laporan tersebut. 

Baca juga: Mengisahkan Kehidupan Sandwich Generation, Simak Sinopsis Film Home Sweet Loan 
 

Faktor Memilih Properti

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan generasi sandwich dalam memilih properti, utamanya ialah dekat dengan fasilitas kesehatan sebagaimana diakui oleh 64 persen responden. Disusul faktor-faktor lainnya seperti dekat dengan kantor (62 persen), keamanan dan kenyamanan lingkungan sekitar (60 persen), dan sesuai dengan anggaran (48 persen).

Adapun, 68 persen generasi sandwich disebut lebih memilih rumah tapak dibandingkan tipe hunian lainnya, dengan mayoritas dari mereka memilih properti dengan luas lebih kecil atau sama dengan 54 meter persegi sebagaimana diakui oleh 59 persen responden.

Dalam mencari properti yang tepat, generasi ini mulai mengarahkan fokus mereka pada eksplorasi pilihan yang ada di pasar. Proses ini mencakup berbagai aktivitas yang tidak hanya bertujuan untuk menemukan properti yang sesuai dengan preferensi dan anggaran, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan informasi yang tepat dan bantuan yang memadai.

Berdasarkan hasil survei, mayoritas menyebutkan bahwa langkah penting dalam pencarian properti meliputi menjelajahi area sebagaimana diakui oleh 56 persen responden, diikuti oleh memeriksa legalitas properti/rumah (48 persen), dan pencarian online (44 persen).

Generasi sandwich juga memanfaatkan berbagai platform digital untuk membantu proses pencarian mereka. Media sosial (misalnya Twitter, Instagram, Facebook, dll) menjadi platform yang paling sering digunakan (63 persen), diikuti oleh aplikasi mobile properti seperti Ray White, ERA, Century 21, dll (35 persen), dan situs properti yang berbasis web (34 persen).
 

Ilustrasi pembelian rumah. (Sumber gambar: A Darmel/Pexels)

Ilustrasi pembelian rumah. (Sumber gambar: A Darmel/Pexels)

Laporan yang sama juga memaparkan bahwa mayoritas generasi sandwich menggunakan tabungan pribadi mereka sebagai sumber utama pembiayaan pembelian properti sebagaimana diakui oleh 53 persen responden. 

Di sisi lain, 29 persen dari mereka menerima dukungan dari keluarga untuk mewujudkan impian memiliki rumah. Sementara itu, hanya 28 persen  yang memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dan 26 persen lainnya memilih menggunakan pinjaman lain seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Di antara generasi sandwich yang memilih untuk menggunakan KPR atau KPA, terdapat kecenderungan untuk memilih tenor cicilan yang lebih pendek. Sebanyak 26 persen dari pengguna KPR memilih tenor 1-5 tahun, diikuti oleh 25 persen yang memilih tenor 6-10 tahun, dan 23 persen memilih tenor 11-15 tahun.

"Data ini menunjukkan preferensi generasi sandwich terhadap pembayaran cicilan yang lebih cepat selesai, yang mencerminkan kehati-hatian dalam mengelola beban utang di tengah tuntutan keuangan yang beragam," demikian tulis laporan tersebut. 
 

Tantangan Memiliki Hunian

Meski demikian, generasi sandwich tidak terlepas dari berbagai tantangan dalam upaya memiliki rumah. Menurut laporan tersebut, tantangan terbesar yang dihadapi adalah menemukan properti yang tepat sebagaimana diakui oleh 36 persen responden.

Pemilihan properti yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka menjadi tantangan utama, terutama dalam pasar properti yang semakin kompetitif, penuh dengan pilihan yang beragam, dan terbatasnya dukungan atau alat yang memadai untuk membantu dalam pencarian properti.

Selain itu, kondisi properti juga kerap menjadi tantangan yang dihadapi generasi sandwich dalam memiliki hunian. Mereka menyatakan harus menangani masalah terkait pemeliharaan atau renovasi properti yang mereka beli.

Adapun, beberapa tantangan lainnya diikuti oleh beban biaya tambahan yang berlebihan seperti biaya asuransi dan notaris (35 persen), tingginya biaya cicilan (34 persen), hingga masalah kondisi properti (27 persen). 

Menghadapi berbagai tantangan ini, generasi sandwich sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama penasihat keuangan yang dapat membantu mereka merencanakan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Sebanyak 39 persen responden menyatakan bahwa dukungan dari penasihat keuangan sangat diperlukan dalam proses pembelian rumah.

Selain itu, peran penilai properti (38 persen), bantuan hukum (37 persen), inspektur properti (36 persen), konsultan properti (35 persen), dan bantuan arsitektur (34 persen) juga dinilai penting dalam memastikan bahwa mereka dapat membuat keputusan yang tepat dan terinformasi dengan baik.

Dalam konteks ini, peran-peran tersebut tidak hanya membantu mereka dalam proses pembelian, tetapi juga memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik bagi masa depan mereka dan keluarga.

Baca juga: Tak Mudah, Begini Cara Efektif Memutus Rantai Generasi Sandwich

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

7 Film Indonesia Tayang November 2024 di Bioskop

BERIKUTNYA

NCT Dream Siap Comeback dengan Formasi Penuh lewat Album DREAMSCAPE

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: