Mengenal Misi Pesawat DART NASA yang Tabrak Asteroid Besar
27 September 2022 |
22:46 WIB
Sebuah pesawat ruang angkasa DART milik NASA berhasil menabrak asteroid Dimorphos dengan kecepatan hipersonik. Keberhasilan pesawat ruang angkasa menabrak asteroid ini disambut baik oleh para ilmuwan. Konon peristiwa ini akan menjadi awal baru bagi sejarah perkembangan teknologi manusia.
Seperti diketahui, misi DART tersebut merupakan uji coba pertama menciptakan sistem pertahanan planet kita, bumi. Pesawat DART sengaja dirancang untuk mencegah tabrakan meteorit dengan bumi yang berpotensi menjadi kiamat.
Baca juga: NASA Luncurkan Roket Misi Artemis 1, Manusia Kembali Menjelajahi Bulan Usai Hiatus 50 Tahun
Tujuannya misi ini cukup sederhana, pesawat DART yang ditabrakkan ke meteorid diharapkan bisa membelokkan arah asteroid yang berpotensi menghancurkan bumi. Jika misi ini berhasil, bumi bisa lebih aman dari ancaman tabrakan dengan asteroid di luar angkasa.
Setelah 10 bulan terbang di luar angkasa, pesawat DART akhirnya berhasil melakukan uji pengalihan asteroid dengan cara menabrakkan diri. Misi ini dikontrol langsung di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins (APL), Maryland.
Melalui laman resmi NASA, mereka menyebut dampak tabrakan tersebut telah menunjukkan perkembangan kabar yang baik. Harapannya, teknik penabrakkan diri ini bisa memitigasi dan melindungi bumi dari badai asteroid atau komet yang selama ini berdekatan dengan bumi.
“Pada intinya, DART mewakili keberhasilan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pertahanan planet, tetapi juga merupakan misi persatuan dengan manfaat nyata bagi seluruh umat manusia,” kata Administrator NASA Bill Nelson dikutip Hypeabis.id dari rilis resmi NASA.
Bill menyebut selama ini NASA mempelajari luar angkasa untuk melindungi bumi. Misi DART akan mengubah fiksi ilmiah menjadi fakta ilmiah bahwa kita akan menemukan cara melindungi bumi.
DART sendiri menargetkan asteroid Dimorphos, sebuah asteroid kecil dengan diameter hanya 530 kaki (160 meter). Dimorphos mengorbit asteroid lain yang lebih besar yang biasa disebut Didymos. Namun, keduanya ini sebenarnya tidak terlalu mengancam bumi.
NASA hanya menjadikan keduanya jadi bahan proyek uji coba. NASA kemudian sengaja menerbangkan pesawat dan mengarahkannya ke asteroid tersebut supaya bertabrakan. Tujuannya ialah untuk meneliti apakah tabrakan tersebut mampu membelokkan orbit asteroid tersebut atau tidak.
Antisipasi ini penting, terutama jika di masa depan akan ditemukan asteroid yang mengarah ke bumi dan berpotensi bertabrakan. Lalu, NASA bisa mengubah asteroid tersebut sehingga berbelok dan tidak jadi bertabrakan dengan bumi.
Saat ini uji coba tabrakan DART dengan asteroid Dimorphos sudah berhasil. Kini, NASA sedang mengamati Dimorphos menggunakan teleskop untuk memastikan secara detail dampak yang terjadi setelah tabrakan.
Dugaan awal, NASA memperkirakan orbit asteroid Dimorphos akan makin pendek sekitar 1 persen atau kira-kira 10 menit. Namun, hasil pengukuran perbedaan masih belum final. Akan tetapi, satu hal yang pasti kini NASA tahu bagaimana caranya mengarahkan pesawat luar angkasa secara presisi untuk menghantam objek tertentu di luar angkasa.
“Pertahanan planet adalah upaya pemersatu global yang mempengaruhi semua orang yang hidup di bumi,” imbuh Thomas Zurbuchen.
Tim NASA juga terus bekerja dengan menggunakan lusinan teleskop yang ditempatkan di seluruh dunia dan di luar angkasa untuk mengamati sistem asteroid. Selama beberapa minggu mendatang, mereka akan mengkarakterisasi apa yang dihasilkan dan mengukur secara tepat perubahan orbit asteroid Dimorphos untuk menentukan seberapa efektif DART dalam membelokkan asteroid.
Hasilnya akan membantu memvalidasi dan meningkatkan model komputer ilmiah yang penting untuk memprediksi efektivitas teknik ini sebagai metode yang andal untuk defleksi asteroid.
Jika penasaran, kamu bisa langsung mengetuk kata kunci NASA DART pada Google. Setelah itu, Google seperti biasa akan merekomendasikan berbagai informasi soal misi NASA DART. Namun, tak lama kemudian akan muncul visual unik Google berupa animasi pesawat DART dari sisi kiri kemudian terbang ke sisi kanan.
Pesawat DART juga seolah bergerak sambil menabrak sesuatu. Hasil tabrakan tersebut membuat halaman Google agak miring. Visual ini merepresentasikan keberhasilan misi DART yang sukses menabrak asteroid guna melindungi bumi.
Google memang kerap memberikan apresiasi dengan memberikan visual khusus pada momen-momen tertentu.
Editor: Dika Irawan
Seperti diketahui, misi DART tersebut merupakan uji coba pertama menciptakan sistem pertahanan planet kita, bumi. Pesawat DART sengaja dirancang untuk mencegah tabrakan meteorit dengan bumi yang berpotensi menjadi kiamat.
Baca juga: NASA Luncurkan Roket Misi Artemis 1, Manusia Kembali Menjelajahi Bulan Usai Hiatus 50 Tahun
Tujuannya misi ini cukup sederhana, pesawat DART yang ditabrakkan ke meteorid diharapkan bisa membelokkan arah asteroid yang berpotensi menghancurkan bumi. Jika misi ini berhasil, bumi bisa lebih aman dari ancaman tabrakan dengan asteroid di luar angkasa.
Setelah 10 bulan terbang di luar angkasa, pesawat DART akhirnya berhasil melakukan uji pengalihan asteroid dengan cara menabrakkan diri. Misi ini dikontrol langsung di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins (APL), Maryland.
Melalui laman resmi NASA, mereka menyebut dampak tabrakan tersebut telah menunjukkan perkembangan kabar yang baik. Harapannya, teknik penabrakkan diri ini bisa memitigasi dan melindungi bumi dari badai asteroid atau komet yang selama ini berdekatan dengan bumi.
“Pada intinya, DART mewakili keberhasilan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pertahanan planet, tetapi juga merupakan misi persatuan dengan manfaat nyata bagi seluruh umat manusia,” kata Administrator NASA Bill Nelson dikutip Hypeabis.id dari rilis resmi NASA.
Bill menyebut selama ini NASA mempelajari luar angkasa untuk melindungi bumi. Misi DART akan mengubah fiksi ilmiah menjadi fakta ilmiah bahwa kita akan menemukan cara melindungi bumi.
DART sendiri menargetkan asteroid Dimorphos, sebuah asteroid kecil dengan diameter hanya 530 kaki (160 meter). Dimorphos mengorbit asteroid lain yang lebih besar yang biasa disebut Didymos. Namun, keduanya ini sebenarnya tidak terlalu mengancam bumi.
NASA hanya menjadikan keduanya jadi bahan proyek uji coba. NASA kemudian sengaja menerbangkan pesawat dan mengarahkannya ke asteroid tersebut supaya bertabrakan. Tujuannya ialah untuk meneliti apakah tabrakan tersebut mampu membelokkan orbit asteroid tersebut atau tidak.
Antisipasi ini penting, terutama jika di masa depan akan ditemukan asteroid yang mengarah ke bumi dan berpotensi bertabrakan. Lalu, NASA bisa mengubah asteroid tersebut sehingga berbelok dan tidak jadi bertabrakan dengan bumi.
Saat ini uji coba tabrakan DART dengan asteroid Dimorphos sudah berhasil. Kini, NASA sedang mengamati Dimorphos menggunakan teleskop untuk memastikan secara detail dampak yang terjadi setelah tabrakan.
Dugaan awal, NASA memperkirakan orbit asteroid Dimorphos akan makin pendek sekitar 1 persen atau kira-kira 10 menit. Namun, hasil pengukuran perbedaan masih belum final. Akan tetapi, satu hal yang pasti kini NASA tahu bagaimana caranya mengarahkan pesawat luar angkasa secara presisi untuk menghantam objek tertentu di luar angkasa.
“Pertahanan planet adalah upaya pemersatu global yang mempengaruhi semua orang yang hidup di bumi,” imbuh Thomas Zurbuchen.
Tim NASA juga terus bekerja dengan menggunakan lusinan teleskop yang ditempatkan di seluruh dunia dan di luar angkasa untuk mengamati sistem asteroid. Selama beberapa minggu mendatang, mereka akan mengkarakterisasi apa yang dihasilkan dan mengukur secara tepat perubahan orbit asteroid Dimorphos untuk menentukan seberapa efektif DART dalam membelokkan asteroid.
Hasilnya akan membantu memvalidasi dan meningkatkan model komputer ilmiah yang penting untuk memprediksi efektivitas teknik ini sebagai metode yang andal untuk defleksi asteroid.
Google Ikut Rayakan Keberhasilan NASA
Keberhasilan misi DART ternyata tidak hanya dirayakan oleh ilmuwan. Google juga memberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut dengan menghadirkan visual unik tentang NASA DART.Jika penasaran, kamu bisa langsung mengetuk kata kunci NASA DART pada Google. Setelah itu, Google seperti biasa akan merekomendasikan berbagai informasi soal misi NASA DART. Namun, tak lama kemudian akan muncul visual unik Google berupa animasi pesawat DART dari sisi kiri kemudian terbang ke sisi kanan.
Pesawat DART juga seolah bergerak sambil menabrak sesuatu. Hasil tabrakan tersebut membuat halaman Google agak miring. Visual ini merepresentasikan keberhasilan misi DART yang sukses menabrak asteroid guna melindungi bumi.
Google memang kerap memberikan apresiasi dengan memberikan visual khusus pada momen-momen tertentu.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.