Program Artemis (Sumber gambar: Pexels/Pixabay)

Artemis, Misi Bersejarah NASA Kembali ke Bulan Setelah Neil Armstrong

30 October 2024   |   06:41 WIB
Image
Muhammad Diva Farel Ramadhan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sejak Neil Armstrong menjadi manusia pertama mendarat di Bulan, NASA belum mengirimkan kembali astronaut terbaiknya ke satelit alami Bumi itu. Kini, melalui program misi yang dinamakan Artemis, NASA berencana kembali untuk meluncurkan misi besar yang kali ini dengan tujuan jangka panjang.

Mengambil sumber dari laman resmi NASA, program Artemis merupakan serangkaian misi eksplorasi Bulan oleh NASA. Program ini bertujuan mengembalikan manusia ke permukaan Bulan dengan visi yang lebih besar dari misi Apollo pada 1972 silam. 

Dimulai dengan Artemis I pada 2022 sebagai uji coba tanpa awak yang berhasil mengorbit dan melampaui Bulan, program ini kini bersiap untuk misi-misi lanjutan. Artemis II akan mengantar kru manusia melewati batas terjauh yang pernah dicapai di luar angkasa. 

Puncaknya adalah Artemis III, misi bersejarah yang akan mengirim perempuan pertama dan astronaut berkulit berwarna pertama ke permukaan Bulan untuk melakukan penelitian ilmiah selama seminggu sebelum kembali ke Bumi.

Baca juga: Axiom Space dan Prada Rancang Baju Astronaut NASA Untuk Penjelajahan ke Bulan

Program ini tak hanya berhenti pada pendaratan di Bulan. Artemis IV dan V akan membawa modul baru ke Gateway, sebuah stasiun luar angkasa orbit Bulan, dan melakukan pendaratan untuk eksplorasi lebih lanjut. 

Artemis diharapkan dapat menjadi jembatan bagi NASA untuk mencapai Mars, sembari membuka kesempatan baru bagi diplomasi luar angkasa dan kolaborasi global yang berkelanjutan.


Nama yang Terinspirasi dari Mitologi Yunani

Program ini dinamakan sesuai dengan Dewi Bulan dalam mitologi Yunani, Artemis, program eksplorasi Bulan NASA ini secara simbolis terhubung dengan misi Apollo yang pertama kali mengantar manusia ke Bulan lebih dari lima dekade lalu. 

Menggabungkan nama Apollo dan Artemis, saudara kembarnya dalam mitologi, NASA berharap program ini menjadi kelanjutan yang membawa semangat baru untuk eksplorasi antariksa.

Pesawat luar angkasa berawak dalam program ini juga dinamakan Orion, terinspirasi oleh rasi bintang Orion yang mudah dikenali di langit. Dalam mitologi, Orion adalah sahabat pemburu Artemis, menambah unsur simbolis dari perjalanan eksplorasi ini.

Bersama-sama, Artemis dan Orion melambangkan upaya NASA untuk memperluas batas-batas eksplorasi manusia, yang dimulai dengan pendaratan di Bulan dan berlanjut menuju target masa depan yang lebih ambisius.


Tujuan NASA Kembali ke Bulan

Melalui Program Artemis, NASA bertujuan untuk tidak hanya menginjakkan kaki di Bulan, tetapi juga membangun kehadiran yang berkelanjutan di sana. Misi ini mencakup pendirian basis di orbit Bulan serta di permukaan Bulan itu sendiri, membuka jalan bagi eksplorasi manusia dalam jangka waktu yang lebih lama, bahkan berbulan-bulan.

Beberapa tujuan utama NASA dalam program ini mencakup: memastikan kesetaraan dengan mengirimkan perempuan pertama dan astronaut berkulit berwarna ke Bulan; mengembangkan teknologi baru yang mendukung misi eksplorasi jauh ke luar angkasa, berkat kolaborasi dengan perusahaan komersial seperti SpaceX dan Boeing; serta mengeksplorasi potensi sumber daya Bulan, termasuk air dan mineral langka yang bisa mendukung misi jangka panjang. 

“Kami akan kembali ke Bulan untuk mendapatkan penemuan ilmiah, manfaat ekonomi, dan inspirasi bagi generasi penjelajah baru: Generasi Artemis,” demikian tertulis dari laman resmi NASA.

Selain itu, dengan pengetahuan yang lebih dalam tentang Bulan serta teknologi canggih, Artemis akan melakukan penelitian yang lebih strategis, hal ini menjadikan pengambilan sampel yang lebih presisi dibandingkan era Apollo. 


Empat Komponen Utama yang Menghantarkan Manusia ke Bulan

NASA telah menyusun empat komponen utama dalam misi Artemis untuk memastikan keberhasilan kembalinya manusia ke Bulan. Komponen-komponen ini mencakup pesawat antariksa Orion, stasiun luar angkasa Gateway, sistem pendaratan Human Landing System (HLS), dan roket peluncur Space Launch System (SLS). 

Pesawat antariksa Orion akan berperan sebagai modul komando utama yang membawa astronaut ke orbit Bulan. Dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan dan antarmuka transportasi, Orion dirancang untuk menjadi pusat kendali astronaut selama misi luar angkasa. Setelah mencapai orbit Bulan, Orion akan berlabuh dengan stasiun luar angkasa Gateway sebagai tempat transit sebelum para astronaut dipindahkan ke modul pendaratan.

Baca juga: Dari Bumi Hingga ke Bulan, Simak 3 Misi NASA yang Paling Menakjubkan

Sementara HLS akan menjadi kunci dalam membawa astronaut dan kargo dari Gateway ke permukaan Bulan. NASA bekerja sama dengan perusahaan komersial, seperti SpaceX dan Blue Origin, untuk mengembangkan HLS yang bisa digunakan berkali-kali. 

Menggabungkan seluruh elemen ini adalah Space Launch System (SLS), roket peluncur yang akan membawa astronaut ke luar atmosfer bumi. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Sambut Malam Tahun Baru, Ungu Bakal Bawa Nuansa Nostalgia di Hotel Borobudur Jakarta

BERIKUTNYA

Cek Daftar dan Jadwal Pemutaran Japanese Film Festival 2024 di Jakarta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: