Film Horor Pernikahan Arwah (The Butterfly House) Rilis First Look Adegan yang Mencekam
11 October 2024 |
14:30 WIB
Pernikahan Arwah atau judul lainnya The Butterfly House merupakan film horor terbaru produksi Entelekey Media Indonesia berkolaborasi dengan Relate Films. First look atau foto-foto perdana yang berasal dari cuplikan adegan menarik dalam filmnya telah resmi dirilis.
Berbeda dari tema-tema yang kerap diangkat dalam sinema horor lainnya, Pernikahan Arwah menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita yang mencekam.
Seperti yang diketahui, belum banyak film horor yang mengangkat kisah tentang budaya Tionghoa. Dengan demikian, banyak yang berekspektasi kehadirannya bisa memperkaya khazanah perfilman Indonesia dengan cerita yang autentik dan menarik.
Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menampilkan deretan aktor dan aktris seperti Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia sebagai pemeran utamanya.
Baca juga: Simak Proses Produksi Film Horor Kemah Terlarang Kesurupan Massal
Foto-foto perdana film Pernikahan Arwah akhirnya diperkenalkan ke publik setelah melewati proses syuting yang dimulai sekitar Agustus 2024. Memperlihatkan sejumlah karakter utama dalam berbagai adegan dan latar belakang bernuansa suram.
“Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa elemen horor yang tidak hanya berfokus pada ketegangan, tetapi juga tentang budaya peranakan Tionghoa, terutama tradisi pernikahan arwah, ini menjadi tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen tersebut menjadi sebuah narasi yang kuat dalam film," kata Paul Agusta dalam siaran pers.
Film Pernikahan Arwah bercerita tentang Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani), pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan mereka, tapi terjebak dalam misteri arwah leluhur Salim saat melakukan sesi foto pre-wedding di rumah keluarganya.
“Kami ingin membawa film yang tidak hanya bercerita, tetapi juga memiliki nilai budaya. Pernikahan Arwah adalah contoh bagaimana kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia, dalam hal ini tradisi Tionghoa, kepada audiens yang lebih luas,” ungkap Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia.
Aldo Swatia, penulis naskah Pernikahan Arwah sekaligus Chief Creative Officer (CCO) Entelekey Media Indonesia berbicara tentang inspirasi di balik cerita ini yang datang dari rekannya, Ario Sasongko. Mereka menulis skenario ini bersama, terinspirasi dari tradisi kuno pernikahan arwah dalam budaya Tionghoa, yang jarang diangkat di Indonesia.
"Tradisi ini merupakan bagian penting dari sejarah dan warisan budaya kita, dan saya ingin menggabungkannya dengan genre horor untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton," kata Aldo.
Film ini juga mengharuskan para aktornya untuk melakukan pendalaman karakter yang intens, terutama karena cerita ini menggabungkan elemen spiritual dan tradisional. Morgan Oey, yang berperan sebagai Salim, berbagi pengalamannya dalam mempersiapkan diri untuk memerankan karakter ini.
“Saya melakukan cukup banyak riset tentang tradisi Tionghoa. Ini adalah pertama kalinya saya bermain dalam film horor dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kuat, dan itu memberikan tantangan tersendiri,” kata Morgan.
Proses syuting Pernikahan Arwah berlangsung di Lasem, sebuah kota yang terkenal dengan warisan budaya Tionghoa-nya, sehingga memberikan suasana otentik bagi film ini. Menurut Paul Agusta, pemilihan lokasi syuting sangat penting dalam menciptakan atmosfer yang sesuai dengan cerita.
“Lasem memberikan energi yang unik. Ada sejarah panjang di setiap sudut kotanya, dan itu benar-benar membantu menciptakan latar yang sempurna untuk cerita ini,” jelasnya.
Selain horor yang berakar pada tradisi, film ini juga menyajikan kisah cinta tragis yang menjadi salah satu elemen emosional yang mendasari konflik dalam cerita. Kombinasi antara horor dan romansa di film ini memberikan dimensi baru yang lebih berlapis dan menarik. Adapun, film Pernikahan Arwah dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025.
Sepasang calon suami istri, yakni Salim dan Tasya memutuskan untuk memindahkan proses foto pre-wedding mereka ke rumah keluarga Salim. Mau tak mau mereka harus mengubah rencana setelah bibi Salim, satu-satunya keluarga kandungnya, baru saja meninggal dunia.
Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar misterius. Apabila dia tidak melakukannya nyawanya bakal terancam.
Kehadiran Salim dan Tasya, serta tim foto pre-wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim yang meninggal pada masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka. Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim supaya bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.
Baca juga: 7 Film Horor Indonesia Tayang Oktober 2024 di Bioskop, Siap-Siap Merinding!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berbeda dari tema-tema yang kerap diangkat dalam sinema horor lainnya, Pernikahan Arwah menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita yang mencekam.
Seperti yang diketahui, belum banyak film horor yang mengangkat kisah tentang budaya Tionghoa. Dengan demikian, banyak yang berekspektasi kehadirannya bisa memperkaya khazanah perfilman Indonesia dengan cerita yang autentik dan menarik.
Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menampilkan deretan aktor dan aktris seperti Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia sebagai pemeran utamanya.
Baca juga: Simak Proses Produksi Film Horor Kemah Terlarang Kesurupan Massal
First look film Pernikahan Arwah (Sumber Foto: Etelekey Media)
“Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa elemen horor yang tidak hanya berfokus pada ketegangan, tetapi juga tentang budaya peranakan Tionghoa, terutama tradisi pernikahan arwah, ini menjadi tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen tersebut menjadi sebuah narasi yang kuat dalam film," kata Paul Agusta dalam siaran pers.
Film Pernikahan Arwah bercerita tentang Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani), pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan mereka, tapi terjebak dalam misteri arwah leluhur Salim saat melakukan sesi foto pre-wedding di rumah keluarganya.
“Kami ingin membawa film yang tidak hanya bercerita, tetapi juga memiliki nilai budaya. Pernikahan Arwah adalah contoh bagaimana kami ingin memperkenalkan budaya Indonesia, dalam hal ini tradisi Tionghoa, kepada audiens yang lebih luas,” ungkap Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia.
Tim Produksi dan Jajaran Pemeran Film Pernikahan Arwah (Sumber Foto: Etekeley Media)
"Tradisi ini merupakan bagian penting dari sejarah dan warisan budaya kita, dan saya ingin menggabungkannya dengan genre horor untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton," kata Aldo.
Film ini juga mengharuskan para aktornya untuk melakukan pendalaman karakter yang intens, terutama karena cerita ini menggabungkan elemen spiritual dan tradisional. Morgan Oey, yang berperan sebagai Salim, berbagi pengalamannya dalam mempersiapkan diri untuk memerankan karakter ini.
“Saya melakukan cukup banyak riset tentang tradisi Tionghoa. Ini adalah pertama kalinya saya bermain dalam film horor dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kuat, dan itu memberikan tantangan tersendiri,” kata Morgan.
Proses syuting Pernikahan Arwah berlangsung di Lasem, sebuah kota yang terkenal dengan warisan budaya Tionghoa-nya, sehingga memberikan suasana otentik bagi film ini. Menurut Paul Agusta, pemilihan lokasi syuting sangat penting dalam menciptakan atmosfer yang sesuai dengan cerita.
“Lasem memberikan energi yang unik. Ada sejarah panjang di setiap sudut kotanya, dan itu benar-benar membantu menciptakan latar yang sempurna untuk cerita ini,” jelasnya.
Selain horor yang berakar pada tradisi, film ini juga menyajikan kisah cinta tragis yang menjadi salah satu elemen emosional yang mendasari konflik dalam cerita. Kombinasi antara horor dan romansa di film ini memberikan dimensi baru yang lebih berlapis dan menarik. Adapun, film Pernikahan Arwah dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025.
Sinopsis Pernikahan Arwah
Morgan Oey Pemeran Salim dalam Film Pernikahan Arwah (Sumber Foto: Etekeley Media)
Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar misterius. Apabila dia tidak melakukannya nyawanya bakal terancam.
Kehadiran Salim dan Tasya, serta tim foto pre-wedding di rumah itu membuat arwah leluhur Salim yang meninggal pada masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka. Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim supaya bisa menenangkan arwah tersebut, sekaligus membebaskan calon suaminya agar mereka bisa pergi dari rumah itu.
Baca juga: 7 Film Horor Indonesia Tayang Oktober 2024 di Bioskop, Siap-Siap Merinding!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.