Kemah Terlarang Kesurupan Massal. (Sumber foto: Rapi Films)

Tayang Besok, Simak Proses Produksi Film Horor Kemah Terlarang Kesurupan Massal

09 October 2024   |   15:46 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Tema horor yang diangkat dari kisah-kisah mistis di Tanah Air, kerap menjadi inspirasi sineas lokal untuk membuat film. Terbaru, pendekatan tersebut, bakal tersaji dalam film Kemah Terlarang Kesurupan Massal, besutan sutradara Ginanti Rona, yang dijadwalkan tayang pada 10 Oktober 2024.

Diproduksi Rapi Films, sinema ini diangkat dari kisah nyata kesurupan massal di Yogyakarta pada 2016, saat sekelompok pelajar berkemah di sebuah hutan. Kemah Terlarang Kesurupan Massal, juga berangkat dari tradisi lisan tentang sosok putri raja yang tersingkir akibat pengkhianatan.

Baca juga: Fakta Menarik Film Kemah Terlarang Kesurupan Massal, Tayang 10 Oktober 2024

Sutradara Ginanti Rona mengatakan, film terbarunya ini memberinya tantangan baru. Sebab, selain harus memberi suasana petualangan, film ini tetap harus terlihat realis agar penonton dapat merasakan apa yang dihadapi setiap karakter. Terutama dari segi pendekatan artistik dialog.

Alih-alih menjadi film fantasi horor, film ini digarap juga menjadi sentilan bagi penonton agar lebih sadar saat mengunjungi lingkungan baru. Laiknya peribahasa di mana langit dipijak, di situ langit dijunjung, serta menghormati nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

"Cerita ini diangkat dari kisah nyata, dan memang ada orang asli yang menjadi narasumber. Pendekatan dan penggarapan naskahnya menjadi serealis mungkin, agar penonton bisa menikmati apa yang dirasakan oleh para pemain," katanya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by RAPI FILMS (@rapifilm)



Sunil G. Samtani, produser eksekutif film Kemah Terlarang Kesurupan Massal, mengatakan produksi film ini juga berbeda dari sebelumnya. Selain itu, dia juga mengeklaim bahwa film ini juga berbeda dari film-film horor lain karena bakal memicu ruang-ruang diskusi terkait pengalaman menyeramkan pasca menonton film.

Menurut Sunil, film yang diangkat dari buku Wakhid Nurrokhim dengan judul yang sama itu, mengisahkan kelimun pelajar yang tergabung dalam Dewan Ambalang, yang melakukan perkemahan di tempat wingit hingga terjadi kesurupan massal. Tragedi itu sempat diberitakan di media massa beberapa tahun silam.

"Waktu awal saya baca bukunya memang seru banget. Momen kejadiannya juga belum lama, sekitar sewindu silam. Dari sinilah saya kemudian saya berpikir untuk mengeksplorasinya sebagai bahan dasar film, serta menggaet Ginanti Rona sebagai sutradara," katanya.


Kisah Mistis

Kemah Terlarang Kesurupan Massal dimeriahkan aktor dan aktris lintas generasi, seperti Callista Arum, Nayla Purnama, Fatih Unru, Iqbal Sulaiman, dan Derby Romero. Ada pula Zenia Zein, Azela Putri, Callista Mercy, Nihna Fitria, Landung Simatupang, dan Dimas Juju.

Skenario film ini ditulis oleh Lele Leila, yang sebelumnya melakukan riset kepada para narasumber yang mengalami kesurupan pada tahun 2026. Untuk menguatkan latar cerita, para aktor juga harus belajar Bahasa Jawa sehari-hari dialek Yogyakarta, kromo inggil, hingga menembang.

Premisnya mengikuti karakter Rini (diperankan oleh Callista Arum), siswi kelas 1 SMA Pandega, yang berkemah hutan Wana Alus untuk membuktikan dirinya kuat. Keikutsertaan Rini juga ingin secara perlahan mendekati Miko (Fatih Unru), ketua panitia kemah yang diam-diam dia kagumi.

Kendati awalnya dilarang oleh kuncen desa, Mbah Sonto (Landung Simatupang), akan tetapi izin akhirnya diberikan dengan syarat tidak mengusik tempat sajen. Namun, selama 3 hari menjalankan kemah yang mestinya menjadi kegiatan menyenangkan, acara tersebut justru berubah menjadi kisah horor.
 

ahah

Aktris Callista Arum saat memerankan adegan kesurupan dalam film  Kemah Terlarang Kesurupan Massal (sumber gambar: Rapi Film)


Aktris Callista Arum mengungkap, untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk penguasaan bahasa Jawa, dia banyak berguru dengan aktor senior Landung Simatupang. Sedangkan, untuk menggali kedalaman karakter, dia juga harus belajar intens, dari para aktor-aktor lain.

Menjalani proses syuting di hutan selama hampir satu bulan juga membuatnya harus pintar mengatur waktu akibat tidak adanya sinyal. "Aku juga sempat bertemu Rini, dan menggali bagaimana rasanya menjadi dia, serta perasaan apa yang dialami. Saat syuting aku juga banyak ngobrol agar tidak sering-sering bengong," katanya.

Selaras, Derby Romero yang memerankan karakter Heru juga mengakui banyak tantangan terkait pendalaman karakter. Sebab, sosok yang diperankan memiliki banyak lapisan karakter yang memiliki misi tersendiri selama kemah berlangsung. Lain dari itu, dia juga harus menghafal berbagai mantra bahasa Jawa yang terbilang cukup rumit.

"Generalisasi karakter Heru ini juga kuat, dengan banyak tantangan, termasuk Bahasa Jawa. Sebab saya dituntut harus bisa berbahasa jawa sehari-hari dengan logat Jogja hingga menghafal mantra. Saya sangat berterima kasih pada Oom Landung Simatupang yang telah mengajari pola tersebut," katanya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Rangkaian Kreasi Baru Para Seniman Tradisi Bakal Hadir di Festival Budaya Panji 2024

BERIKUTNYA

Rahasia Sukses Berbisnis Online Bersama Pasangan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: