Ilustrasi (sumber gambar : Eva Bronzini/pexels)

6 Cara Branding untuk Bangun Loyalitas Pelanggan dan Dongkrak Pertumbuhan Bisnis

03 October 2024   |   15:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Dalam dunia bisnis yang kian kompetitif, branding menjadi faktor kunci yang tidak bisa diabaikan. Lebih dari sekadar logo atau promosi produk, branding adalah bagaimana sebuah bisnis memahami dan menjalin hubungan emosional dengan target pasar.

M. Riezka Asdwin Noor, pakar strategi branding mengatakan di dalam marketing, ketiga elemen yakni branding, penjualan, dan loyalitas pelanggan merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dan saling mendukung untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.

Namun, banyak pelaku usaha yang selama ini hanya berfokus pada promosi atau menjual produk. Padahal yang terpenting adalah bagaimana membuat produk sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang pada akhirnya menciptakan kepercayaan dan loyalitas jangka panjang.

Baca Juga: Jaringan Distribusi Jadi Rantai Kuat Kesukesan Ekspor Elektronik, Ini Kata Pakar Branding

Berikut ini beberapa kiat branding dari para ahli dan pengusaha sukses yang dapat membantu bisnis Genhype menonjol di pasar.

 

1. Bangun Hubungan Emosional Lewat Branding


Menurut Asdwin, pelaku usaha perlu membangun branding untuk menciptakan hubungan emosional dengan konsumen. "Branding membantu kita bukan sekadar menjual produk, tetapi juga membangun merek yang kuat dan loyalitas pelanggan jangka panjang," ujarnya dalam Webinar UMKM Level Up 2024.

Fokus utama harus bukan hanya pada penjualan, tetapi juga pada bagaimana produk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

 

2. Manfaatkan Teknologi Digital

Branding di era digital tentu membutuhkan adaptasi teknologi. Saat ini, hampir 80 persen penduduk Indonesia terhubung dengan internet, sehingga pelaku usaha harus memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan bisnis mereka. Memahami target market dan memilih platform yang tepat, seperti Instagram, Facebook, atau TikTok, sangat penting.

"Tidak semua produk cocok di setiap platform, jadi Anda harus melakukan positioning yang sesuai," ujar Galih Tri Laksono, Creative Director PT Istana Kreasi Nusantara.

 

3. Ciptakan Konten yang Relevan dan Relatable


Sebelum membuat konten untuk promosi, pahami masalah dan kebutuhan target konsumen Anda. "Service dan brand value kita harus menjadi jawaban atas kebutuhan mereka," tutur Galih.

Konten yang muadah dipahami atau relatable akan membantu pelaku usaha terhubung lebih dalam dengan konsumen dan memperkuat merek mereka di mata konsumen.

 

4. Pahami Target Market

Fera Noviartika, pemilik Elhurriyah mengatakan dalam berbisnis, pelaku usaha harus memahami siapa target market-nya.

“Sejak awal saya selalu mendefinisikan siapa target pasar saya. Gamis kami dijual di kisaran harga 100 ribu hingga 200 ribu rupiah untuk wanita Muslimah berusia 25 hingga 40 tahun, jadi saya harus tahu siapa yang akan membeli produk ini," jelasnya.

Dengan mendefinisikan target pasar, Fera bisa menyesuaikan strategi pemasarannya dengan berjualan di Instagram dan Facebook. Pernah ketika itu dia mencoba berjualan di TikTok tapi ternyata tidak berjalan karena memang targetnya tidak sesuai.

 

5. Berdayakan Pelanggan Setia untuk Menjadi Reseller


Fera juga sukses membangun merek hijabnya dengan memberdayakan pelanggan setianya menjadi reseller dan dropshipper. Dalam tujuh tahun berjalan, Elhurriyah terus berkembang dan kini memiliki lebih dari 500.000 reseller dan dropshipper yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, bahkan hingga Asia Tenggara dan Eropa. Para reseller-nya ini pun ternyata banyak yang datang dari pelanggan setianya karena branding yang telah diciptakan Elhurriyah sejak awal.

Bahkan kini, mereka tidak hanya berfokus para penjualan melalui reseller atau dropshipper saja tetapi sudah secara spesifik menyasar penjualan secara business to business untuk perusahaan atau ibu-ibu pengajian.

 

6. Jaga Hubungan Personal dengan Konsumen

Nurjanah Pemilik Barikly menekankan pentingnya menjaga hubungan personal dengan konsumen. Diakui olehnya, 20 persen keberhasilan sebuah usaha berasal dari kualitas produk itu sendiri, sementara 80 persem lainnya ditentukan oleh hal-hal di luar produk, termasuk branding. "Bagi saya, awal bisnis saya adalah branding owner. Orang mengenal saya dari kepribadian saya, bukan hanya dari produk yang saya jual,” tuturnya

Branding yang dia bangun selama ini berasal dari nilai-nilai personal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini nyatanya memberikan dampak yang besar pada bisnisnya karena di dalam berbisnis pun dia selalu memberikan yang terbaik dari hati.

Salah satu rahasia sukses Nurjanah adalah kemampuannya menjalin silaturahmi dengan berbagai pihak. Misalnya pada saat mengirim produk ke klien, dia selalu menyertakan buah tangan, seperti brownies atau kue-kue lainnya.

“Itu menjadi bagian dari branding. Klien akan selalu mengingat produk kita karena kita memperhatikan mereka secara personal," ungkapnya.

 

7. Selalu Berinovasi dan Berikan yang Terbaik

Nurjanah juga menekankan pentingnya terus belajar dan menciptakan produk baru. Dengan fokus pada inovasi dan efisiensi biaya produksi tanpa mengurangi kualitas, bisnis akan tetap relevan di mata konsumen. "Saya selalu berharap produk saya membawa berkah bagi yang mengonsumsinya. Dengan niat baik, pelanggan akan kembali dan menjadi loyal," tuturnya.

Melalui strategi branding yang tepat, bisnis Genhype tidak hanya dapat menarik perhatian konsumen, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang penuh kepercayaan. Jadi, jangan ragu untuk berinvestasi dalam branding dan memanfaatkan teknologi untuk memajukan bisnismu.

Baca Juga: Ibu Kota Pindah ke IKN, Pariwisata Jakarta Perlu Rebranding

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Jumlah Apoteker Belum Merata, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Masyarakat

BERIKUTNYA

Pameran Seni Rupa 'Tentang Bentuk & Narasi' Dibuka di Neo Gallery Jakarta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: