ilustrasi (sumber : Karolina Kaboompics/pexels)

Jumlah Apoteker Belum Merata, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Masyarakat

03 October 2024   |   13:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Peningkatan sistem kesehatan di Indonesia menghadapi tantangan krusial terkait ketimpangan distribusi tenaga apoteker. Meski jumlah apoteker terus bertambah, distribusinya belum merata, terutama antara kota besar dan daerah terpencil.

Ketidakmerataan ini menghambat upaya pemerataan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh negeri. Berbagai upaya, termasuk pengembangan level apoteker dan insentif untuk bekerja di daerah terpencil, diharapkan dapat menjadi solusi.

Sugiyanto, Direktur Perencanaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan mengatakan, apoteker memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meskipun pertumbuhan jumlah apoteker mencapai 8-10 persen per tahun, sebagian besar masih terkonsentrasi di kota-kota besar.

Baca Juga: Pengin Jadi Apoteker? Intip Dulu Tantangannya di Tengah Perkembangan Telemedicine

Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika pemerintah menargetkan rasio apoteker sebesar 0,9 apoteker per 1.000 penduduk sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.

Sugiyanto juga menambahkan bahwa salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah pengembangan level-level apoteker, seperti apoteker advance dan apoteker spesialis, untuk memenuhi kebutuhan spesifik di berbagai fasilitas kesehatan.

Di sisi lain, Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Noffendri Roestam mengungkapkan bahwa distribusi apoteker yang tidak merata berkaitan erat dengan fasilitas kesehatan yang juga tidak tersebar secara adil.

“Apoteker baru terus diproduksi, tetapi sebaran fasilitas kesehatan yang belum merata membuat distribusi tenaga apoteker tidak seimbang,” ujarnya.

Hal ini menyebabkan beban kerja yang berat bagi apoteker di beberapa daerah, di mana satu atau dua apoteker harus menangani banyak pasien karena kekurangan tenaga.

 

Data Apoteker

Data Apoteker


Salah satu usulan dari Noffendri adalah pentingnya mendorong distribusi fasilitas kesehatan ke daerah-daerah yang kurang terjangkau, serta memberikan insentif bagi apoteker yang bersedia bekerja di wilayah terpencil. Ini akan membantu memastikan bahwa pelayanan kefarmasian bisa lebih merata di seluruh Indonesia.

Langkah lain yang bisa diambil adalah meningkatkan jumlah dan kualitas program pendidikan apoteker, sehingga lebih banyak lulusan sarjana farmasi yang tertarik melanjutkan ke jenjang profesi apoteker. Dengan begitu, kebutuhan tenaga apoteker bisa terpenuhi secara lebih optimal.

Tak hanya itu, IAI juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi apoteker melalui program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Hal ini bertujuan agar apoteker baru siap menghadapi tantangan dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Dengan berbagai upaya ini, diharapkan distribusi apoteker di Indonesia bisa lebih merata, sehingga setiap wilayah—baik di kota besar maupun daerah terpencil—mendapat akses pelayanan kefarmasian yang optimal dan berkualitas.

Baca Juga: Telemedicine Perlu Dikembangkan Jadi Telehealth, Apa Bedanya?

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

30 Ucapan National Boyfriend Day yang Romantis untuk Kekasih

BERIKUTNYA

6 Cara Branding untuk Bangun Loyalitas Pelanggan dan Dongkrak Pertumbuhan Bisnis

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: