Di Antara Lilin dan Canting, Menjaga Batik Tetap Berkelanjutan di Tengah Globalisasi
03 October 2024 |
07:30 WIB
Memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2024, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bersama Museum Batik Indonesia menghadirkan sejumlah kegiatan menarik. Tahun ini tema yang diangkat adalah Batik Budaya Berkelanjutan, sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia yang tak ternilai.
“Kami menyambut baik Hari Batik Nasional sebagai momentum strategis bagi kita untuk mengoptimalkan upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya tak ternilai ini," ujar Intan Kartika Ayu, Direktur Utama TMII.
Baca juga: Tips Padupadan Batik Agar Tampil Modis Tanpa Menghilangkan Esensi Tradisional
Lebih lanjut dia memaparkan, TMII bersama-sama dengan Museum Batik Indonesia berkomitmen untuk terus mempromosikan dan mengembangkan budaya Indonesia, termasuk batik, melalui berbagai program edukatif dan kreatif.
Adapun tema Batik Budaya Berkelanjutan yang diangkat tajun ini sejalan dengan salah satu pilar pengelolaan TMII, yaitu Culture, yang menitikberatkan pada pelestarian dan pengembangan kebudayaan secara inklusif dan sustainable.
Sudah 15 tahun berjalan sejak pengakuan Batik oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Pengakuan UNESCO ini menjadi bukti bahwa Batik bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga aset dunia yang harus dijaga bersama.
“Sebagai warisan budaya, Batik memiliki posisi penting dalam keberlanjutan budaya bangsa. Batik harus mampu bertahan menghadapi tantangan globalisasi, seperti perkembangan teknologi, perubahan selera pasar, dan penurunan minat generasi muda," ujar Intan.
Pada perayaan Hari Batik Nasional ini, TMII mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dalam menjaga keberlanjutan batik sebagai budaya yang hidup dan mampu menginspirasi bagi kita semua untuk semakin mencintai dan melestarikan batik, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya terus terjaga untuk generasi mendatang.
Tak ketinggalan ada juga kegiatan permainan tradisional, pasar batik, talkshow mengenai pelestarian batik melalui pewarna alami, workshop membatik di atas kain sepanjang 30 meter, dan kunjungan ruang pamer Museum Batik Indonesia yang digelar untuk memeriahkan peringatan Hari Batik Nasional di Museum Batik Indonesia.
Salah satu kegiatan menarik di perayaan Hari Batik Nasional 2024, yakni kunjungan ke pameran Nila, Warisan Alam untuk Indonesia yang akan dibuka sampai Desember 2024 mendatang di Museum Batik Indonesia.
Pengunjung diperkenalkan jenis-jenis batik dan proses pembuatannya. Membatik sebagai aktivitas budaya akan melalui proses panjang dalan penciptaannya. Salah satu proses penting dalam membatik adalah menggambar atau melukis menggunakan canting atau cap dengan larutan lilin.
Batik tulis menggunakan canting sebagai alat untuk melukis atau menggambar pola di atas kain. Canting terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu atau kayu. Ujung canting biasa disebut cucuk mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya motif.
Sementara, pembuatan batik cap menggunakan canting cap yang terbuat dari lempengan plat tembaga dengan berbagai ukuran bentuknya seperti stempel dengan tapak pinggiran plat sesuai dengan motif batik yang diinginkan.
Pada awalnya canting cap hanya digunakan untuk pola-pola atau motif pinggiran, namun kini canting cap juga digunakan untuk mencetak pola pada seluruh permukaan kain. Hal ini karena dengan cara seperti ini akan dihasilkan pekerjaan yang lebih cepat, efektif dan efisien.
Selembar kain putih yang terbuat dari serat alami seperti kapas, sutera dan rayon menjadi media menulis, melukis, dan menggambar motif-motif batik yang kaya akan eskpresi keindahan dan makna simbolis. Corak dan motif batik mengandung maksud tertentu, pesan luhur, nilai-nilai budaya dan spiritual untuk dilakoni oleh pemakainya sebagai penerus warisan
Baca juga: Mengenal Nila sebagai Pewarna Alami Batik di Pameran Museum Batik Indonesia
Editor: Dika Irawan
“Kami menyambut baik Hari Batik Nasional sebagai momentum strategis bagi kita untuk mengoptimalkan upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya tak ternilai ini," ujar Intan Kartika Ayu, Direktur Utama TMII.
Baca juga: Tips Padupadan Batik Agar Tampil Modis Tanpa Menghilangkan Esensi Tradisional
Lebih lanjut dia memaparkan, TMII bersama-sama dengan Museum Batik Indonesia berkomitmen untuk terus mempromosikan dan mengembangkan budaya Indonesia, termasuk batik, melalui berbagai program edukatif dan kreatif.
Adapun tema Batik Budaya Berkelanjutan yang diangkat tajun ini sejalan dengan salah satu pilar pengelolaan TMII, yaitu Culture, yang menitikberatkan pada pelestarian dan pengembangan kebudayaan secara inklusif dan sustainable.
Kegiatan Kirab Budaya (Sumber Foto: Museum Batik Indonesia)
“Sebagai warisan budaya, Batik memiliki posisi penting dalam keberlanjutan budaya bangsa. Batik harus mampu bertahan menghadapi tantangan globalisasi, seperti perkembangan teknologi, perubahan selera pasar, dan penurunan minat generasi muda," ujar Intan.
Pada perayaan Hari Batik Nasional ini, TMII mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dalam menjaga keberlanjutan batik sebagai budaya yang hidup dan mampu menginspirasi bagi kita semua untuk semakin mencintai dan melestarikan batik, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya terus terjaga untuk generasi mendatang.
Mengenal Batik Tulis dan Batik Cap
Rangkaian acara perayaan Hari Batik Nasional 2024 dimulai dengan kegiatan kirab budaya dari Keong Mas menuju Museum Batik Indonesia yang diikuti oleh para pelajar dan mahasiswa pada pagi hari tepatmya pukul 07.00 WIB. Selanjutnya diikuti dengan pertunjukan seni tari, dongeng, dan teater.Tak ketinggalan ada juga kegiatan permainan tradisional, pasar batik, talkshow mengenai pelestarian batik melalui pewarna alami, workshop membatik di atas kain sepanjang 30 meter, dan kunjungan ruang pamer Museum Batik Indonesia yang digelar untuk memeriahkan peringatan Hari Batik Nasional di Museum Batik Indonesia.
Salah satu kegiatan menarik di perayaan Hari Batik Nasional 2024, yakni kunjungan ke pameran Nila, Warisan Alam untuk Indonesia yang akan dibuka sampai Desember 2024 mendatang di Museum Batik Indonesia.
Pengunjung diperkenalkan jenis-jenis batik dan proses pembuatannya. Membatik sebagai aktivitas budaya akan melalui proses panjang dalan penciptaannya. Salah satu proses penting dalam membatik adalah menggambar atau melukis menggunakan canting atau cap dengan larutan lilin.
Proses Membuat Batik Tulis (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Proses membuat batik cap (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Pada awalnya canting cap hanya digunakan untuk pola-pola atau motif pinggiran, namun kini canting cap juga digunakan untuk mencetak pola pada seluruh permukaan kain. Hal ini karena dengan cara seperti ini akan dihasilkan pekerjaan yang lebih cepat, efektif dan efisien.
Selembar kain putih yang terbuat dari serat alami seperti kapas, sutera dan rayon menjadi media menulis, melukis, dan menggambar motif-motif batik yang kaya akan eskpresi keindahan dan makna simbolis. Corak dan motif batik mengandung maksud tertentu, pesan luhur, nilai-nilai budaya dan spiritual untuk dilakoni oleh pemakainya sebagai penerus warisan
Baca juga: Mengenal Nila sebagai Pewarna Alami Batik di Pameran Museum Batik Indonesia
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.