Pink ribbon (Sumber ilutrasi: Freepik/jcomp)

Cegah Kanker Payudara, Ini Waktu yang Tepat Lakukan SADARI

02 October 2024   |   20:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Kanker payudara terus menjadi salah satu ancaman utama bagi kesehatan wanita di Indonesia. Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory, pada 2022, terdapat lebih dari 66.000 kasus baru kanker payudara di kalangan wanita Indonesia, dengan rasio kejadian mencapai 30%.

Kondisi ini menandakan bahwa tren kasus kanker payudara belum menunjukkan penurunan yang signifikan, sehingga memerlukan perhatian serius agar jumlahnya tidak terus meningkat di masa mendatang.

Salah satu cara efektif untuk mengurangi angka kematian akibat kanker payudara adalah dengan melakukan deteksi dini. Melalui metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri), kanker payudara dapat dideteksi sejak dini, sehingga peluang kesembuhan menjadi lebih besar.

Baca juga: Gaya Hidup Tidak Sehat Jadi Faktor Risiko Terbesar Pemicu Kanker Payudara

Spesialis Bedah Onkologi dr. Iskandar, Sp.B.Subsp.Onk(K), MPH mengatakan, kanker payudara dapat disembuhkan jika ditemukan pada tahap awal.

"Wanita harus rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan, khususnya satu minggu hingga sepuluh hari setelah menstruasi,” ujar dr. Iskandar dalam konferensi pers Uni-Charm Pink Ribbon 2024, Rabu (2/10/2024).

Jika ditemukan perubahan pada payudara, sekecil apapun gejalanya harus segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Menurutnya, melakukan pemeriksaan payudara perlu dilakukan setelah menstruasi karena siklus menstruasi dapat memengaruhi perubahan fisiologis pada payudara. Selama siklus menstruasi, kadar hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi, yang dapat menyebabkan payudara menjadi lebih padat atau nyeri cukup tinggi.

Setelah menstruasi, tingkat hormon ini biasanya mulai menurun, sehingga payudara cenderung lebih stabil dan lebih mudah untuk diperiksa.

Melakukan pemeriksaan payudara setelah menstruasi, biasanya dalam waktu satu minggu, memungkinkan seseorang untuk merasakan tekstur dan bentuk payudara mereka tanpa pengaruh perubahan hormon yang dapat menyebabkan pembengkakan atau nyeri serta memudahkan identifikasi adanya perubahan atau benjolan yang tidak normal.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara, Charm bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) telah melakukan berbagai inisiatif edukasi sejak 2021. Linda Agum Gumelar, pendiri YKPI, menjelaskan bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan kanker payudara kepada lebih dari 6.000 pelajar, mahasiswa, dan guru wanita.

"Selain pemeriksaan, kami juga mengajarkan cara melakukan SADARI dan memberikan informasi terkait kanker payudara melalui talkshow yang interaktif,” ungkap Linda.

Baca juga: Mitos Atau Fakta: Bra Kawat Jadi Pemicu Kanker Payudara

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Kekuatan Baru Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders

BERIKUTNYA

Ilmuwan Temukan Cara untuk Deteksi Dini Gejala Skizofrenia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: