Ilustrasi skizofrenia. (Sumber gambar: Freepik)

Ilmuwan Temukan Cara untuk Deteksi Dini Gejala Skizofrenia

02 October 2024   |   21:00 WIB
Image
Muhammad Diva Farel Ramadhan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Ilmuwan di Amerika Serikat telah menemukan cara untuk mendeteksi gejala skizofrenia lebih awal, sebelum gangguan tersebut berkembang sepenuhnya. Penemuan ini tentunya dapat membantu para profesional medis memberikan diagnosis dan intervensi dini, yang berpotensi mengurangi dampak buruk gejala kognitif pada pasien.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Biological Psychiatry mengungkapkan bahwa perubahan dalam jaringan otak terkait kognisi sudah terjadi bahkan sebelum seseorang mengalami gangguan psikotik pertama. Gangguan kognitif seperti masalah memori, perhatian, dan kemampuan berpikir sering kali muncul pada penderita skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya.

Heather Burrell Ward dari Vanderbilt University Medical Center mengatakan gangguan kognitif sulit diobati dan saat ini belum ada obat yang efektif untuk mengatasinya. 

Baca juga: Mengenal Gejala & Risiko Skizofrenia, Gangguan Mental yang Bisa Diwariskan ke Anak

"Gangguan kognitif sangat umum terjadi pada penderita skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya, dan dapat menyebabkan kecacatan signifikan," ujar Ward melansir dari Knowridge Rabu (02/10/2024).

Untuk mengatasi hal tersebut, diadakan penelitian dengan memanfaatkan teknik analisis MRI canggih serta tes kognitif yang dirancang khusus untuk penderita psikotik. Studi ini juga menggunakan data dari Human Connectome Project for Early Psychosis (HCP-EP) and the North American Prodrome Longitudinal Study (NAPLS). 

Para peneliti berhasil menemukan hubungan antara kinerja kognitif dan pola konektivitas otak yang terganggu pada individu yang berisiko mengalami gangguan psikotik, bahkan sebelum mereka mengalami “episode” pertama.

Seorang peneliti dari Harvard Medical School Roscoe O. Brady, Jr menjelaskan bahwa perubahan ini dapat diidentifikasi lebih awal, yang berarti intervensi dini dapat dilakukan sebelum gangguan tersebut berkembang lebih jauh. 

"Kami menemukan bahwa hubungan antara jaringan otak dan gangguan kognitif dapat dideteksi pada individu yang berisiko mengalami psikotik, tetapi belum menunjukkan gejala penuh," jelasnya.

Penemuan ini membuka peluang untuk pengembangan metode pengobatan non-invasif, seperti neuromodulation, yang dapat menargetkan perubahan otak pada tahap awal. Intervensi semacam ini diharapkan dapat mencegah skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya berkembang lebih jauh, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.

Upaya ini juga merupakan bagian dari program Accelerating Medicines Partnership Schizophrenia (AMP SCZ), sebuah kolaborasi internasional yang bertujuan untuk menemukan biomarker dan metode diagnosis dini gangguan psikotik.

Dengan adanya penelitian ini, harapan untuk mendeteksi dan menangani skizofrenia sejak dini semakin nyata. Kathryn E. Lewandowski, salah satu penulis senior dari Harvard Medical School menekankan jika intervensi dini berhasil, banyak pasien yang berisiko terkena skizofrenia dapat terhindar dari perkembangan gejala yang lebih parah.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Cegah Kanker Payudara, Ini Waktu yang Tepat Lakukan SADARI

BERIKUTNYA

Cara Menyaksikan Gerhana Matahari Cincin Api 2 Oktober 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: