Invenia™ ABUS 2.0 yang ada di Brawijaya Saharjo Hospital (Sumber gambar: Luke Andaresta/Hypeabis.id)

Deteksi Dini Kanker Payudara Lebih Akurat dengan Alat Canggih Ini

24 April 2022   |   14:56 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kanker payudara menjadi jumlah kanker terbanyak pertama di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Menurut data Globocan 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Namun, berdasarkan studi biomedcentral pada 2022, hanya 5% perempuan Indonesia yang mengetahui mengenai pemeriksaan dini kanker payudara, seperti dengan metode mamografi. Padahal, deteksi dini merupakan hal yang penting untuk menemukan kanker ketika masih di stadium awal dan menentukan pengobatan yang tepat pada pasien.

Menyadari hal tersebut, Brawijaya Hospital - Saharjo memperkenalkan perangkat portabel deteksi dini kanker payudara, Invenia™ ABUS 2.0, untuk pemeriksaan deteksi dini kanker payudara. 

Pemeriksaan dengan perangkat Invenia™ ABUS 2.0, menunjukkan peningkatan sebesar 35,7& deteksi kanker dibandingkan hanya dengan mammografi, bahkan pada perempuan dengan dense breasts. Kehadiran perangkat tersebut digunakan untuk melengkapi deteksi dini kanker payudara yang sebelumnya biasa dilakukan dengan mammografi.

(Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara Lewat Mutasi Gen BRCA, Lebih Mudah dari Mamografi)
 

f

Invenia™ ABUS 2.0 yang ada di Brawijaya Saharjo Hospital (Sumber gambar: Brawijaya Saharjo Hospital)

Dokter spesialis radiologi, dr. Samuel Manangka, SpRad(K) RI menjelaskan bahwa perempuan memiliki tipe jaringan payudara yang berbeda-beda, sebagian memiliki jaringan dense breast sedangkan lainnya memiliki jaringan fatty breast. Oleh karena itu, lanjutnya, pemeriksaan dengan mamografi dan ultrasound membantu dokter menegakkan diagnosa secara presisi.

“Ini karena ada data yang menunjukkan mammografi sulit mendeteksi 1 dari 3 kanker payudara pada jaringan dense breasts sehingga kombinasi deteksi akan lebih baik,” ujarnya saat konferensi pers di Brawijaya Hospital Saharjo, belum lama ini.

Lebih lanjut, dr. Samuel menerangkan jika digunakan bersama dengan mammografi, Invenia™ ABUS 2.0 dapat mendeteksi lebih dari 37% kanker payudara, bahkan pada perempuan dengan jaringan dense breast

Dia juga menjelaskan bahwa Invenia™ ABUS 2.0 memiliki beragam keunggulan seperti memberikan gambaran yang konsisten dengan hasil berkualitas, memiliki gambaran 3D dengan potongan coronal setebal 2 mm, full contact dan coverage karena permukaan transduser lebar (15cm), serta bagi pasien, pemeriksaan ini akan lebih nyaman karena bentuk transducer yang mengikuti bentuk payudara (reverse curve transducer). 

“Pemeriksaan dini secara klinis dengan ultrasonografi merupakan investasi kesehatan yang berharga untuk setiap perempuan, oleh karenanya perlu deteksi dini jika Anda sudah berusia diatas 30 tahun dan diatas 40 tahun,” ujarnya.

Terkait dengan durasi pemeriksaan menggunakan Invenia™ ABUS 2.0, dr. Samuel mengatakan itu bisa dilakukan sekitar 10-15 menit. Setelahnya, sekitar 12-24 jam pasien sudah bisa mendapatkan laporan terkait pemeriksaan yang dilakukan.

Dalam satu hasil laporan tersebut, pasien bisa mengetahui breast density atau karakter payudara serta normal atau tidaknya payudara. “Kalau misalnya ada yang enggak normal dilihat, itu jinak atau ganas. Atau enggak normal yang belum bisa ditentukan dengan USG, perlu mammografi dan sebagainya,” kata dr. Samuel.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Ini Sejumlah Fakta Film Naga Naga Naga

BERIKUTNYA

Begini Cara Saksikan Gerhana Matahari Pada 30 April 2022 dari Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: