Dekorasi bernuansa jadul (Sumber Foto: Freepik)

Hypereport: Popularitas Konten Jadul di Media Sosial yang Menarik Minat Gen Z

01 October 2024   |   07:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Popularitas konten-konten bertema 'jadul' alias zaman dulu di berbagai platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube telah meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.  Mulai dari musik lawas, fesyen retro, dan gim klasik makin digemari banyak orang, termasuk Gen Z.

Influencer dan kreator konten sering kali menjembatani estetika jadul dan preferensi generasi masa kini. Konten foto dan video yang mereka unggah, nantinya akan menciptakan efek viral sehingga sesuatu yang bernuansa jadul tersebut kembali diadopsi oleh berbagai lapisan masyarakat.

Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Tren Musik Lawas Tak Sekadar Nostalgia
2. Hypereport: Romantisasi Masa Lalu pada Desain Interior & Arsitektur
3. Hypereport: Nostalgia Fesyen Retro Klasik yang Modis dengan Sentuhan Kekinian
4. Hypereport: Menyajikan Nostalgia dalam Koleksi Game Retro

 


Tren jadul selalu bisa diterima terlepas dari generasinya, lantaran sejak dulu orang-orang gemar meromantisasi memori masa kecil mereka, seperti musik, fesyen, sampai gim, lalu menghidupkannya kembali di masa kini.

Melihat fenomena ini, popularitas konten bertema jadul di media sosial tidak hanya menunjukkan ketertarikan generasi muda terhadap apa yang terjadi di masa lalu, tetapi juga bagaimana mereka menciptakan kembali tren tersebut untuk membangun identitasnya sendiri di era digital.
 

Musik Lawas yang Kembali Viral

Pada aspek musik, orang-orang mulai menggemari lagu lawas. Tak sedikit lagu-lagu dari era 70 sampai 90-an kembali populer di media sosial seperti TikTok dan Instagram reels. Lagu tersebut banyak digunakan sebagai musik latar belakang konten foto dan video atau dance challenge. Pada akhirnya ini akan membantu menghidupkan kembali karya musik dari penyanyi tempo dulu ke puncak tangga lagu digital.

TikTok juga mempopulerkan tren pembuatan video pendek dengan sinematografi ala film-film karya Wes Anderson yang aesthetic. Perpaduan warna pastel, font klasik yang kaku, dan musik lawas era 70-an menjadi elemen yang wajib ada dalam videonya.

Musik-musik klasik juga turut dipopulerkan oleh tren video Wes Anderson, misalnya musik instrumental berjudul Obituary karya Alexandre Desplat. Komposer asal Perancis tersebut ikut mengerjakan soundtrack film Anderson berjudul The French Dispatch (2021).

Selain TikTok, platform media sosial seperti YouTube, kerap merekomendasikan remix dan cover lagu-lagu klasik. Konten-konten ini sering kali mendapatkan engagement tinggi karena memberikan sensasi nostalgia bagi penonton yang lebih tua, sekaligus memperkenalkan generasi muda pada musik-musik yang mungkin belum pernah mereka dengar sebelumnya.

Tak sampai di sana, generasi muda juga mulai tertarik dengan perangkat pemutar musik dari masa lampau, seperti vinyl atau piringan hitam, pita kaset, dan lainnya. Menurut laporan Research and Markets bertajuk Laporan Bisnis Rekaman Vinyl 2023-2030, pasar piringan hitam diproyeksikan mencapai 2,4 Miliar dolar pada 2030 mendatang.

Mengutip Statista, penjualan album vinyl di Amerika Serikat telah tumbuh selama 17 tahun berturut-turut pada 2023. Menurut Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA), 43,2 juta EP/LP terjual di AS tahun lalu, naik kurang dari satu juta pada 2006.
 

Fashion Retro Y2K yang Kembali Berjaya

Di samping musik, ada juga fesyen retro ala Y2K (Year 2000) yang viral di media sosial. Di TikTok misalnya, topik Y2K aesthetic kerap muncul dalam konten yang menampilkan orang-orang memperlihatkan OOTD mereka dengan busana Y2K, sampai tutorial membuat gaya rambut jadul seperti perm dan bob.

Mengutip Vogue, fesyen Y2K sering ditandai dengan penggunaan warna-warna metalik, motif berkilauan, aksesoris chunky, serta tren pakaian seperti celana low-rise, crop tops, dan kacamata futuristik. Pengaruh budaya populer seperti musik pop Britney Spears, serta gaya visual dari film The Matrix, juga mencerminkan tren Y2K ini.

Adapun di TikTok, konten dengan hashtag #VintageStyle, #RetroFashion, dan #OldSchoolMemories sering kali menjadi viral dan sukses mengumpulkan jutaan tampilan dan ribuan komentar. Ini menandai bahwa audiens tidak hanya melihat konten-konten ini sebagai hiburan, tetapi juga sebagai inspirasi untuk bereksperimen dengan gaya dan preferensi mereka sendiri.

Popularitas fesyen Y2K juga dibarengi dengan tren thrifting, yakni belanja pakaian bekas yang masih berkualitas. Mengutip trendalytics, #thrifting telah mengumpulkan lebih dari 2 miliar penayangan dan #y2kfashion telah mengumpulkan hampir 170 juta penayangan.

Popularitas thrifting juga membuat generasi muda mulai menyadari dampak negatif dari fast fashion terhadap lingkungan.  Mereka lebih memilih untuk membeli pakaian bekas yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu menemukan gaya fesyen yang unik.


Gim dan Konsol Klasik yang Diburu Para Kolektor

Gim juga menjadi salah satu konten-konten bertema jadul yang diminati generasi muda. Gim retro mengalami kebangkitan besar dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh peluncuran remake dari judul-judul permainan klasik seperti Pokémon, Zelda, hingga Super Mario.

Adapun di media sosial YouTube, video-video yang membahas walkthrough, gameplay, atau reaksi para gamers saat memainkan gim retro sering kali mendapatkan engagement tinggi. Hal ini menunjukkan minat orang-orang yang tinggi terhadap konten yang berhubungan dengan gim-gim keluaran era 80-an hingga awal 2000-an.

Selain itu, pencarian untuk perangkat gim lawas seperti Game Boy dan Super Nintendo terus naik secara signifikan di mesin pencari. Konsol-konsol klasik ini sekarang dianggap sebagai barang koleksi, dengan nilai jual yang kian meningkat tiap tahunnya.

Statista mencatat, daftar lengkap penjualan konsol gim video terbanyak sepanjang masa per Mei 2023, Game Boy (GB) menempati urutan keempat dengan penjualan 118,69 juta unit. Sementara konsol Nintendo paling jadul, Nintendo Entertainment System (NES) terjual sebanyak 61,91 juta unit dan Super Nintendo Entertainment System (SNES) terjual sebanyak 49,1 juta unit.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

84 Benda Bersejarah Hasil Repatriasi Tahap Pertama 2024 Tiba di Indonesia

BERIKUTNYA

Ji Chang Wook Bintangi Drakor Gangnam B-Side, Tayang 6 November di Disney+ Hotstar

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: