Ilustrasi sound healing. (Sumber foto: Pexels/ Mikhail Nilov)

Mengenal Sound Healing, Terapi Kesehatan Mental dengan Alat Musik Tradisional

28 September 2024   |   19:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Rutinitas yang padat setiap harinya membuat kita mengalami kelelahan ekstrem baik secara fisik maupun mental. Oleh karenanya, banyak orang memilih melepaskan bebannya dengan healing atau berwisata untuk memperoleh ketenangan jiwa.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk relaksasi, salah satunya lewat sound healing. Beberapa tahun belakangan sound healing mulai ramai diperbincangkan. Tak bisa dipungkiri, pasca pandemi Covid-19, tak sedikti orang dewasa maupun remaja yang rentan mengalami kesehatan mental.

Baca juga: Hypereport: Sound Healing, Menyembuhkan Diri lewat Terapi Musik

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) pada 2019, terdapat 970 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan gangguan mental, kecemasan, dan depresi sehingga perilaku ini mengganggu hubungan dengan kerabat dekat dan keluarga mereka.

"Kita pernah membuat studi dan menemukan bahwa 20 persen dari populasi Jakarta in some sort of mental health issue," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengutip dari laman resminya.

Kemenparekraf sendiri telah mengembangkan desa wisata yang saat ini jumlahnya ada sekitar 6.016 yang tergabung dalam Jadesta (Jaringan Desa Wisata) di seluruh Indonesia. Menurut Sandiaga, desa wisata sebagai salah satu destinasi wellness tourism dapat diisi dengan kegiatan sound healing sebagai daya tarik wisata.

Sound healing juga dapat menjadi media untuk memperkenalkan keunikan alat musik di berbagai daerah Indonesia. Nantinya, metode sound healing dapat sesuaikan dengan desa wisatanya, misal di Jawa Barat menggunakan angklung, di Sulawesi Utara dengan kolintang, di Jawa Tengah dengan gamelan,

"Saat ini yang sedang berjalan yakni pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Bali," katanya.

Sound healing juga dapat menambah keragaman produk wisata Indonesia, serta menyasar market yang makin beragam, terutama gen Z. Menurutnya, generasi tersebut sangat cepat dalam menangkap isu mengenai lingkungan, mental health, dan musik yang semuanya merupakan bagian dari ekosistem sound healing.

Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf RI memaparkan, sebagai upaya untuk mewujudkan kegiatan sound healing sebagai alternatif wellness tourism, Kemenparekraf/Baparekraf RI berkolaborasi dengan Kemenkes RI (Direktorat Kesehatan Jiwa), Pusat Kesehatan Jiwa Nasional - RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, Vegan Society of Indonesia (VSI), dan Maya Hasan (Certified Music Practitioner).

"Kenapa sound healing? karena metode ini banyak digemari dan diyakini dapat menjadi wellness alternative untuk penyembuhan kesehatan mental," ujar Itok.

Lebih lanjut dia memaparkan, Kemenparekraf/Baparekraf RI berharap agar metode ini dapat terus dikembangkan dan dipromosikan, terutama untuk memperkaya alternatif terapi melalui pemanfaatan alat musik, khususnya alat musik tradisional Indonesia.

Sound healing atau terapi musik sendiri bertujuan untuk membantu menenangkan pikiran, sehingga dapat membantu orang-orang yang sedang mengalami gangguan kecemasan atau depresi. Terapi ini biasanya menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gamelan, suling, dan lainnya. Namun juga bisa menggunakan musik instrumental.

Musik dan gelombang suara dapat berfungsi sebagai sarana untuk mendukung kesehatan mental. Mendengarkan jenis musik atau suara tertentu dapat merangsang otak untuk memproduksi hormon yang memberikan efek positif.

Itok juga menyebutkan, terdapat sejumlah dukungan dari pemerintah untuk pelaku bisnis wellness tourism yang di dalamnya mencakup misi untuk mengembangkan produk-produk wellness, termasuk sound healing.

"Salah satu bentuk dukungan kepada pelaku bisnis wellness tourism yang telah dilakukan adalah melalui inisiasi penyelenggaraan event, diantaranya International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF) 2022," paparnya.
 

(Sumber foto: Pexels/Jennifer Dridiger)

(Sumber foto: Pexels/Jennifer Dridiger)

Ini merupakan event perdana yang menjadi melting pot para stakeholders wellness tourism di Indonesia yang 
membahas isu-isu terkini, ajang showcasing layanan, produk, dan paket wisata kebugaran, serta momentum dalam pengembangan jejaring.

Selain itu juga terdapat event bersifat B2B Interactive yaitu Indonesia Health Tourism Exchange  Forum (IHTEF) 2023 dan 2024 yang bertujuan untuk mempertemukan antara industri pariwisata dengan industri penyedia layanan wellness untuk dapat saling melakukan kontak dan kontrak bisnis, memperluas jejaring, dan menginisiasi terbentuknya paket-paket wisata kebugaran yang diharapkan bisa menarik minat turis lokal dan mancanegara.
 

Manfaat Sound Healing untuk Kesehatan Mental

Nova Riyanti Yusuf, Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi menjelaskan betapa pentingnya kesehatan jiwa (mental health). Baginya tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa yang terjaga dengan baik.

"Seseorang harus memiliki kemampuan untuk berfikir, merasa, berperilaku, berinteraksi dengan orang lain, menikmati hidup, dan menikmati pariwisata," kata Nova.

Lebih lanjut, dia memaparkan kegiatan sound healing bisa menjadi metode deteksi dini untuk memeriksa kesehatan, serta kemungkinan adanya penyakit dalam tubuh. Diyakini bahwa suara dapat menentukan intervensi yang terbaik untuk early psychosis (fase awal penyakit). 

"Jadi daripada menunggu seseorang yang sudah mengalami gangguan jiwa berat, akan lebih baik kalau kita melakukan early intervention (deteksi dini), salah satunya menggunakan (terapi) suara," ujar Noriyu. 

Senada dengan pernyataan sebelumnya, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang mengungkapkan, berdasarkan data, tingkat usia remaja dan dewasa muda merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah kesehatan jiwa.

"Masalah kesehatan jiwa menjadi urutan kedua dari 10 penyakit yang menyebabkan disabilitas. Padahal masalah kesehatan jiwa ini bisa dicegah," ujarnya.

Indonesia sebagai negara tujuan destinasi wellness tourism, sudah sangat tepat menjadikan sound healing sebagai alternatif wellness tourism. Selain itu juga diharapkan makin memperkaya metode psycho therapy yang sudah dilakukan Indonesia. 

Psycho therapy atau psikoterapi adalah metode penyembuhan yang menggunakan komunikasi dan interaksi antara terapis dan klien untuk membantu mengatasi masalah emosional, mental, atau perilaku. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.

Baca juga: Hypereport: Potensi Wellness Tourism Indonesia, Surga Tropis untuk Penyembuhan dan Relaksasi

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

3 Aplikasi untuk Kelola dan Simpan Password dengan Aman

BERIKUTNYA

Menengok Handbag 1969 Nano dari Rabanne, Tas Termahal di Paris Fashion Week S/S 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: