IShowSpeed, atau Darren Watkins Junior merupakan YouTuber yang berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. (Sumber foto: YouTube/IShowSpeed)

Efek IShowSpeed, Promosi Wisata ala Influencer Lebih Menarik

28 September 2024   |   07:28 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pengaruh influencer atau YouTuber global seperti Darren Watkins Junior atau yang dikenal sebagai IShowSpeed terbilang cukup besar bagi industri pariwisata Indonesia. Pengenalan akan budaya hingga kuliner lokal yang dilakukan Speed, baik sengaja maupun tidak, telah mengundang rasa penasaran puluhan juta pengikutnya di media sosial. 

Pengamat Pariwisata Chusmeru menerangkan streaming jalan-jalan Speed menjadi promosi gratis bagi industri pariwisata. Dengan demikian, Indonesia dengan ragam budayanya bisa lebih dikenal dunia dan mendorong para pelancong yang didominasi milenial dan generasi Z tertarik datang ke negeri ini. “Termasuk efek FOMO (fear of missing out) lah,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Jumat (27/9/2024).

Baca juga: Dua Penerbangan Dibatalkan, Netizen Minta Kemenparekraf Fasilitasi IShowSpeed ke Papua

Sayangnya memang, Kementerian Pariwisata telat langkah dalam menyikapi kehadiran Speed. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno baru bereaksi ketika konten streaming Speed viral. Alhasil langkah Sandiaga dinilai sebagai panjat sosial (pansos) oleh netizen. Pun mendapat protes dari influencer Reza Arap yang mengakomodasi semua kegiatan Speed di Indonesia, tanpa bantuan sedikitpun dari Kemenparekraf. 

Chusmeru menyebut harusnya pemerintah jemput bola ketika Speed mengumumkan akan datang ke Indonesia. “Sangat disayangkan Menteri Pariwisata hanya berkomentar tentang kedatangan IShowSpeed ini, mestinya dari pihak pemerintah yang punya inisiasi,” tegasnya.

Pemerintah menurutnya kurang adaptif terhadap perkembangan promosi digital saat ini. Padahal promosi menggunakan media sosial ini sangat efektif, efisien, dan ekonomis untuk mendatangkan banyak wisatawan mancanegara.

Dengan mengundang influencer yang cukup berpengaruh di dunia untuk berkunjung ke sepuluh destinasi superprioritas di Indonesia, biayanya bisa lebih murah ketimbang promosi konvensional yang dilakukan pemerintah selama ini. “Di era digital seperti sekarang ini memang diperlukan promosi pariwisata yang kekinian,” imbuhnya. 

Memang saat ini Kemenparekraf sudah melakukan promosi digital melalui akun resmi atau beberapa akun lain seperti Wonderful Indonesia. Namun Chusmeru berpendapat efek FOMO-nya  kurang greget dibanding dengan mengajak influencer yang dengan penuh ekspresi dan banyak followers.

Para influencer seperti Speed ini tentu bisa menimbulkan efek imitatif atau ingin meniru mengingat mereka melihat kondisi langsung melalui live streaming. Tidak seperti promosi dari pemerintah atau perwakilan travel yang terkadang di lebih-lebihkan untuk promosi.

Sementara itu, Chusmeru juga meminta pemerintah berbenah dalam pengembangan pariwisata di daerah, khususnya pada sisi konektivitas. Tidak dipungkiri infrastruktur seperti bandara di sejumlah destinasi wisata sudah bagus, tetapi konektivitas ke objek wisata seringkali lemah. 

Sampai bandara untuk menuju ke satu objek wisata di daerah terkadang aksesibilitasnya buruk. “Infrastruktur itu mestinya meliputi aksesibilitas transportasi, bandara, jalan termasuk juga infrastruktur teknologi dan informasi. Artinya jangan sampai orang berada di satu objek wisata kemudian kesulitan untuk mengakses internet karena keterbatasan jaringan telekomunikasi. Nah itu kan perlu secepatnya dibenahi,” saran Chusmeru.

Dia menambahkan pemerintah juga bisa mengagendakan event-event berskala internasional. Terutama yang sesuai dengan profil dan karakteristik wisatawan milenial dan Z saat ini.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menerangkan kedatangan YouTuber IShowSpeed ke Indonesia memang bisa menjadi ajang promosi sektor pariwisata termasuk di dalamnya kuliner lokal. Tentu terdapat efek domino positif ketika penggemarnya penasaran untuk ikut datang ke Indonesia. 

“Tentu yang akan menikmati adalah pelaku usahanya, termasuk hotel dan restoran,” sebutnya.

Diharapkan, promosi gratis ini meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun lokal. Apakah kedatangan influencer global merupakan inisiatif sendiri atau diundang, menurut Yusran yang perlu dijaga yakni citra dari destinasi wisata dan masyarakat di sekitarnya agar semakin banyak orang tertarik untuk datang.

Baca juga: Keseruan Tur IShowSpeed di Yogyakarta, Coba Minum Jamu Hingga Terima Tantangan Masangin

Tak dipungkiri, promosi digital tengah digencarkan pemerintah maupun pelaku usaha di sektor pariwisata. Strategi ini terbilang lebih efisien dari sisi biaya dan tentu bisa menjangkau lebih banyak pasar.

Tinggal bagaimana mengemasnya menjadi lebih menarik dan memilih platform digital yang tepat. Menurut Yusran, sejatinya pemerintah sudah melakukan promosi digital menggunakan banyak influencer sejak 2015. 

Seiring waktu, promosinya semakin masif. “Cuma ada hal yang penting di dalam era digital, transformasi digital atau digitalisasi saat ini adalah isu apapun itu menjadi sensitif. Jadi, (pariwisata) cepat naik, cepat jatuh juga. Itu yang harus dihati-hati,” imbaunya. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Rekomendasi Tablet Ramah Anak dengan Fitur Proteksi Aktivitas Daring

BERIKUTNYA

Bintang Hollywood Maggie Smith Bersinar dari Peran Klasik hingga Kontemporer

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: