Salah satu produk kalung dari Medividi. (Sumber: Medividi/Rara).

Kreatif Meramu Cuan Bisnis Aksesori, Omzet Tembus Miliaran

17 September 2024   |   17:53 WIB
Image
Alya Hafilah Salsabila Mahasiswi Universitas Padjadjaran

Perhiasan dan aksesori merupakan salah satu produk yang menjanjikan sebagai peluang bisnis. Di Indonesia sendiri, tren aksesori dan perhiasan berkembang sangat dinamis, dan minat masyarakat terhadap produk yang satu ini pun tergolong tinggi.

Hal ini lah yang membuat Rafida Nur Aini, yang akrab disapa Rara, tertarik untuk berkecimpung di bisnis perhiasan dan aksesori. Berawal dari kepentingan tugas akhir untuk prodi Desain Produk di ITB, Rara memutuskan untuk membuat merek Medividi pada 2020.

Baca juga: 15 Tahun Bersama, Pandu Rosadi dan Ria Miranda dalam Perjalanan Bisnis Modest Fashion

Tak berhenti sebagai tugas akhir perkuliahan, Rara pun mencoba menekuni usaha tersebut dengan serius dengan mengeluarkan modal awal sebesar Rp4,7 juta. 

Sejak didirikan, Medividi aktif mengikuti berbagai bazar di bidang fesyen. Bahkan, telah melebarkan pasarnya hingga ke luar negeri. Hingga saat ini, Medividi pernah mengikuti bazar di Singapura, India, Madrid, dan Barcelona.

Beberapa pameran atau bazar yang diikuti Medividi juga bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan yang memfasilitasi segala akomodasi dan keperluannya. 

Dengan harga produk berkisar Rp200.000 hingga jutaan rupiah untuk desain kustom sesuai permintaan konsumen, Rara mampu meraup omzet mencapai Rp100 juta–Rp150 juta setiap bulannya.

Untuk memperkuat promosi dan pemasan, Rara juga rajin mengadakan beragam kolaborasi bersama beberapa brand, program campaign, hingga workshop untuk lebih memperkenalkan produk jewelry making miliknya pada khalayak luas.

“Kami juga mendukung pekerja lokal, bekerja sama dengan SMK 14 Bandung secara rutin, seperti mengadakan program magang. Kami ingin memopulerkan jewelry making sekaligus mengenalkan .”

Untuk lebih memperluas jangkauan pasar, Medividi pun menyiapkan situs resminya yang bakal dirilis tahun ini sehingga tak hanya mengandalkan platform e-commerce.

Rara juga berkeinginan untuk memiliki offline store di daerah Bandung, untuk lebih mendekatkan akses pada konsumen sehingga dapat melihat langsung berbagai produk perhiasannya. Selain untuk penjualan, toko juga dapat difungsikan untuk kegiatan workshop dan berbagai aktivitas lainnya yang mendukung penguatan ekosistem bisnis. 

Strategi Pemasaran
Peluang bisnis perhiasan ini juga ditekuni oleh Rent Hayati, yang kerap disapa Irent, lewat merek bisnis Birru Jewelry yang didirikan sejak 2014.

Dengan modal Rp5 juta–Rp10 juta, Birru Jewelry konsisten melakukan beberapa kali update produk setiap tahunnya, dan telah menawarkan ratusan produknya yang dibanderol berkisar Rp150.000 hingga Rp3 juta. 

“Untuk promosi ya kami yang harus aktif. Setiap pameran, saya menyimpan kontak pelanggan, sehingga ketika mendekati pameran selanjutnya, saya dapat mengontak pelanggan satu per satu dan tidak menggunakan broadcast,” katanya.

Berjalan selama 10 tahun, Birru Jewelry pun sukses bertahan menghadapi masa pandemi. Irent menyiasati situasi pagebluk dengan menghubungi secara langsung para langganannya, bahkan menawarkan opsi dropship sebagai layanan khusus selama masa pembatasan aktivitas sosial.

Dia menyebut bahwa tantangan dalam menjalankan bisnisnya adalah update produk yang harus dilakukan secara rutin, agar para konsumennya tidak merasa bosan dengan tampilan produk yang monoton. 

Saat ini, Birru Jewelry memiliki karakter produk dengan desain yang tidak simetris. Namun, hal inilah yang membuat produknya menjadi berbeda dan banyak digandrungi oleh target pasarnya.

Terobosan itu membuat Birru Jewelry dapat memperluas pasarnya, tak hanya di dalam negeri, tapi juga mencapai luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, hingga Australia.

Baca juga: Strategi Shindy Samuel Kembangkan Booster Up di Tengah Persaingan Bisnis Skincare

Menariknya, Birru Jewelry berhasil menerima beberapa penghargaan seperti Kriya Nusa Event (2024), Jakarta Entrepreneur Product Curation (2023), Inacraft Awards (2016, 2017, & 2018) dengan produk yang berbeda-beda.  

Birru Jewelry juga mengembangkan layanan online hingga offline store di Sarinah Thamrin, CGK, dan DPS.  Dengan strategi pemasaran tersebut, Irent dapat meraup omzet mencapai Rp800 juta hingga Rp1 miliar setiap tahunnya. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Kejuaraan Microsoft Excel Pertama di Indonesia Bakal Digelar, Simak Tata Cara Pendaftarannya

BERIKUTNYA

Banyak Makan Korban, Bighit Music Ungkap Peringatan Phising & Cara Mengenalinya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: