15 Tahun Bersama, Pandu Rosadi dan Ria Miranda dalam Perjalanan Bisnis Modest Fashion
14 September 2024 |
21:00 WIB
Mengelola bisnis bersama pasangan tidak selalu mudah, namun menawarkan banyak keuntungan yang menarik. Pasangan suami istri, Pandu Rosadi dan Ria Miranda, telah membuktikan hal ini melalui perjalanan 15 tahun di industri modest fashion dengan brand RiaMiranda.
Dengan menggabungkan pengalaman dan keahlian masing-masing, mereka terus melihat peluang besar di masa depan, terutama dengan hadirnya generasi Z yang semakin mendominasi pasar.
Baca juga: Koleksi Busana Spesial Hari Raya dari Ria Miranda Angkat Pesona Perempuan Makassar
Pandu, yang saat ini menjabat sebagai CEO PT Miranda Moda Indonesia, berbagi cerita mengenai tantangan, strategi, dan kiat sukses dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional di balik brand RiaMiranda.
Bisa ceritakan bagaimana awal mula Anda dan pasangan memulai bisnis ini, dan apa yang membuat kalian memutuskan untuk bekerja bersama?
Saya mengenal Ria ketika dia baru memulai brand RiaMiranda, saat itu bernama Shabby Chic by RiaMiranda. Sementara saya sedang melanjutkan kuliah bisnis, dan kebetulan saat di Bandung, saya pernah menjalankan brand distro clothing line. Jadi, latar belakang kami cukup nyambung.
Ketika anak pertama kami lahir pada 2012, saya memutuskan untuk terlibat penuh dalam pengembangan brand RiaMiranda, mengambil tanggung jawab dalam hal bisnis dan strategi.
Apa keuntungan berbisnis dengan pasangan?
Keuntungan utamanya adalah kami bisa lebih mengenal sifat pasangan. Kami tahu kapan harus berdiskusi dan kapan harus ngobrol santai, sehingga keputusan bisnis bisa lebih cepat diambil, bahkan kadang saat menjelang tidur.
Apa tantangan terbesar dalam mengembangkan bisnis bersama pasangan, dan bagaimana mengatasinya?
Tantangan utamanya adalah pembagian peran dan ruang. Terkadang kami bingung apakah sedang berbicara sebagai suami-istri atau rekan kerja. Komunikasi, intonasi, serta keterbukaan untuk mendengar sudut pandang masing-masing juga menjadi tantangan. Namun, kami selalu berusaha untuk saling menghargai dan setara dalam berpendapat.
Bagaimana Anda memastikan peran dan tanggung jawab masing-masing di bisnis ini tetap jelas dan seimbang?
Kami menuliskan semua peran secara jelas, selain itu juga memiliki tim dan jalur keputusan yang tegas. Sebagai CEO, saya bertanggung jawab untuk memberikan arahan, target, dan timeline. Keputusan besar tetap menjadi tanggung jawab saya.
Apa strategi Anda dalam mengatasi konflik atau perbedaan pendapat di bisnis?
Saat terjadi perbedaan pendapat, kami biasanya mengambil jeda. Tidak langsung menyelesaikan masalah ketika emosi masih tinggi. Kami memberi waktu untuk merenung, kemudian membahasnya dengan kepala dingin.
Secara umum, Ria lebih mengandalkan perasaan dan melihat dari berbagai sisi, sedangkan saya lebih rasional. Tapi seiring waktu, kami saling belajar dan memahami "strong why" dalam setiap keputusan.
Bagaimana cara memisahkan kehidupan pribadi dan profesional agar tidak bercampur aduk?
Memang sulit, tetapi kami mencoba untuk menikmati prosesnya. Untuk urusan teknis, kami sudah menurunkannya ke tim agar mereka bisa lebih profesional. Kehidupan pribadi juga harus dijaga, misalnya saya sering memberikan Ria waktu untuk me time agar ada ruang untuk kami saling merindukan dan membahas hal-hal yang lebih beragam saat bertemu.
Bagaimana Anda mengelola risiko dan keuangan bisnis, serta membuat keputusan bersama?
Setiap tahun, kami selalu melakukan perencanaan korporat. Di tahun ke-15 ini, kami mulai membuat rencana jangka panjang untuk lima tahun ke depan. Pengelolaan keuangan kami masih berbasis bootstrapping, menggunakan keuntungan untuk mengembangkan bisnis tanpa investor atau pinjaman bank.
Keputusan keuangan biasanya dibuat oleh saya dan CFO, lalu dipresentasikan untuk disepakati bersama. Untuk urusan keuangan keluarga, saya yang mengatur, termasuk pengeluaran rutin dan biaya sekolah anak.
Apa cara Anda memotivasi dan mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis sambil menjaga keseimbangan rumah tangga?
Kami percaya bahwa apa yang kami lakukan sudah melampaui angka-angka finansial semata. Kami tidak hanya mengejar mimpi pribadi, tetapi juga kesejahteraan karyawan yang tumbuh bersama kami. Setelah 15 tahun, tujuan kami adalah memberikan manfaat bagi orang lain, baik ilmu maupun materi. Kami ingin meninggalkan warisan positif.
Apa tips sukses untuk mengembangkan bisnis bersama pasangan?
Pertama, semua keputusan harus diambil bersama. Kedua, komunikasi harus terbuka, dan masing-masing harus memahami peran serta naluri pasangan. Menuliskan peran dan tanggung jawab juga penting agar tugas rumah tangga tidak terbengkalai. Yang terpenting, nikmati prosesnya, karena setiap perjalanan pasti memiliki sisi baik dan buruk. Kuncinya adalah bagaimana kita menyikapi semua itu, dan dasar dari semuanya adalah cinta.
Baca juga: Hypereport: Tangan Dingin Couplepreneur Membangun Ladang Cuan
Editor: Dika Irawan
Dengan menggabungkan pengalaman dan keahlian masing-masing, mereka terus melihat peluang besar di masa depan, terutama dengan hadirnya generasi Z yang semakin mendominasi pasar.
Baca juga: Koleksi Busana Spesial Hari Raya dari Ria Miranda Angkat Pesona Perempuan Makassar
Pandu, yang saat ini menjabat sebagai CEO PT Miranda Moda Indonesia, berbagi cerita mengenai tantangan, strategi, dan kiat sukses dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional di balik brand RiaMiranda.
Bisa ceritakan bagaimana awal mula Anda dan pasangan memulai bisnis ini, dan apa yang membuat kalian memutuskan untuk bekerja bersama?
Saya mengenal Ria ketika dia baru memulai brand RiaMiranda, saat itu bernama Shabby Chic by RiaMiranda. Sementara saya sedang melanjutkan kuliah bisnis, dan kebetulan saat di Bandung, saya pernah menjalankan brand distro clothing line. Jadi, latar belakang kami cukup nyambung.
Ketika anak pertama kami lahir pada 2012, saya memutuskan untuk terlibat penuh dalam pengembangan brand RiaMiranda, mengambil tanggung jawab dalam hal bisnis dan strategi.
Apa keuntungan berbisnis dengan pasangan?
Keuntungan utamanya adalah kami bisa lebih mengenal sifat pasangan. Kami tahu kapan harus berdiskusi dan kapan harus ngobrol santai, sehingga keputusan bisnis bisa lebih cepat diambil, bahkan kadang saat menjelang tidur.
Apa tantangan terbesar dalam mengembangkan bisnis bersama pasangan, dan bagaimana mengatasinya?
Tantangan utamanya adalah pembagian peran dan ruang. Terkadang kami bingung apakah sedang berbicara sebagai suami-istri atau rekan kerja. Komunikasi, intonasi, serta keterbukaan untuk mendengar sudut pandang masing-masing juga menjadi tantangan. Namun, kami selalu berusaha untuk saling menghargai dan setara dalam berpendapat.
Bagaimana Anda memastikan peran dan tanggung jawab masing-masing di bisnis ini tetap jelas dan seimbang?
Kami menuliskan semua peran secara jelas, selain itu juga memiliki tim dan jalur keputusan yang tegas. Sebagai CEO, saya bertanggung jawab untuk memberikan arahan, target, dan timeline. Keputusan besar tetap menjadi tanggung jawab saya.
Apa strategi Anda dalam mengatasi konflik atau perbedaan pendapat di bisnis?
Saat terjadi perbedaan pendapat, kami biasanya mengambil jeda. Tidak langsung menyelesaikan masalah ketika emosi masih tinggi. Kami memberi waktu untuk merenung, kemudian membahasnya dengan kepala dingin.
Secara umum, Ria lebih mengandalkan perasaan dan melihat dari berbagai sisi, sedangkan saya lebih rasional. Tapi seiring waktu, kami saling belajar dan memahami "strong why" dalam setiap keputusan.
Bagaimana cara memisahkan kehidupan pribadi dan profesional agar tidak bercampur aduk?
Memang sulit, tetapi kami mencoba untuk menikmati prosesnya. Untuk urusan teknis, kami sudah menurunkannya ke tim agar mereka bisa lebih profesional. Kehidupan pribadi juga harus dijaga, misalnya saya sering memberikan Ria waktu untuk me time agar ada ruang untuk kami saling merindukan dan membahas hal-hal yang lebih beragam saat bertemu.
Bagaimana Anda mengelola risiko dan keuangan bisnis, serta membuat keputusan bersama?
Setiap tahun, kami selalu melakukan perencanaan korporat. Di tahun ke-15 ini, kami mulai membuat rencana jangka panjang untuk lima tahun ke depan. Pengelolaan keuangan kami masih berbasis bootstrapping, menggunakan keuntungan untuk mengembangkan bisnis tanpa investor atau pinjaman bank.
Keputusan keuangan biasanya dibuat oleh saya dan CFO, lalu dipresentasikan untuk disepakati bersama. Untuk urusan keuangan keluarga, saya yang mengatur, termasuk pengeluaran rutin dan biaya sekolah anak.
Apa cara Anda memotivasi dan mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis sambil menjaga keseimbangan rumah tangga?
Kami percaya bahwa apa yang kami lakukan sudah melampaui angka-angka finansial semata. Kami tidak hanya mengejar mimpi pribadi, tetapi juga kesejahteraan karyawan yang tumbuh bersama kami. Setelah 15 tahun, tujuan kami adalah memberikan manfaat bagi orang lain, baik ilmu maupun materi. Kami ingin meninggalkan warisan positif.
Apa tips sukses untuk mengembangkan bisnis bersama pasangan?
Pertama, semua keputusan harus diambil bersama. Kedua, komunikasi harus terbuka, dan masing-masing harus memahami peran serta naluri pasangan. Menuliskan peran dan tanggung jawab juga penting agar tugas rumah tangga tidak terbengkalai. Yang terpenting, nikmati prosesnya, karena setiap perjalanan pasti memiliki sisi baik dan buruk. Kuncinya adalah bagaimana kita menyikapi semua itu, dan dasar dari semuanya adalah cinta.
Baca juga: Hypereport: Tangan Dingin Couplepreneur Membangun Ladang Cuan
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.