Salah satu produk bros dari Sentuhan Mutiara. (Sumber gambar : Sentuhan Mutiara/Instagram)

Menengok Strategi Bisnis Sentuhan Mutiara, Jenama Perhiasan yang Usung Nuansa Nusantara

30 May 2024   |   13:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Mutiara menjadi salah satu batu permata favorit masyarakat, selain emas. Hasil proses biologis dari kerang ini pun memiliki nilai jual tinggi karena membuat tampilan pemakainya menjadi cantik dan elegan. Alhasil, potensi bisnisnya pun cukup menggiurkan. 

Bisnis perhiasan dan aksesori yang memakai bahan baku mutiara memang cukup banyak di Indonesia. Namun, salah satu yang patut diperhitungkan dari segi kualitas produknya adalah Sentuhan Mutiara. 

Jenama yang didirikan Berti Suharto ini bahkan bisa dibilang cukup unik, karena menghadirkan perhiasan dan aksesoris seperti bros dengan mengambil nilai, akar budaya, dan alam Indonesia. Dia dan tim mampu merangkai mutiara menjadi bentuk bunga ikonik Tanah Air yang langka dan sudah punah, orangutan, hingga harimau Sumatra. 

Berti mengatakan napas yang ingin dibawa Sentuhan Mutiara adalah untuk mengingatkan kepada masyarakat maupun pembeli bahwa Indonesia punya banyak hal unik. “Selain mengangkat perhiasan, juga untuk melestarikan apa yang ada di Indonesia,” ujarnya kepada Hypeabis.id. 

Baca juga: Simak Cara Memilih Perhiasan Mutiara

Bros etnik menjadi produk utama Sentuhan Mutiara hingga saat ini. Namun, brand tetap memenuhi keinginan pasar dengan menghadirkan kalung, gelang, hingga anting. Alasan Berti memilih mutiara sebagai bahan utama perhiasan, adalah karena kegemaran dan kekagumannya terhadap mutiara sebagai produk perhiasan yang awet dan cantik. 

Sejauh ini, produk Sentuhan Mutiara menggunakan bahan utama mutiara air tawar yang mudah didapat dan memiliki variasi bentuk.

Jika dahulu hanya ada bentuk bulat atau oval, kini banyak bentuk-bentuk mutiara air tawar yang unik dan tidak beraturan seperti kotak hingga pipih. Tampilan makin menarik dengan spacer yang didesain sendiri dan menonjolkan ciri khas Sentuhan Mutiara dengan budaya serta alam Indonesia. 

Tak cuma mutiara air tawar, Berti juga mulai melirik mutiara air laut dari Lombok. Harganya memang jauh lebih mahal karena membutuhkan waktu sekitar sekitar lima tahun untuk bisa dipanen. Jumlahnya pun sedikit, karena dalam satu kerang, hanya satu atau dua mutiara yang dihasilkan. 

Namun, hal tersebut dinilainya sepadan. Bahan itu bersifat premium dan bermutu tinggi. Dipadu dengan kawat yang disepuh emas maupun perak, rantai-rantai tahan pudar yang diimpor dari Korea atau Jepang. “Jadi, memang produk saya sedikit mahal dibanding yang lain, tapi dijamin kualitasnya,” tegasnya. 

Berti pun memberi jaminan uang kembali ke konsumen seandainya terjadi kerusakan atau perubahan warna. Dia bahkan selalu memberikan wejangan dan informasi terkait penyimpanan produk Sentuhan Mutiara dengan baik dan benar baik secara langsung, atau dalam bentuk kartu dalam kemasan penjualan.

Sebagai contoh, bros yang terbuat dari tembaga dan dilapis emas atau perak harus disimpan di dalam plastik ziplock jika tidak sedang digunakan agar tidak teroksidasi dan berubah warna. Berti juga sering terjun langsung untuk melakukan quality control.  
 
 

Tantangan & Strategi Bisnis  

Namun demikian, Berti tetap menemukan tantangan dalam pemenuhan bahan baku, terutama wire yang dilapisi emas. Ketika wire ini kosong, dia dan tim lantas segera mengubah desain. 

Kemudian, bahan utama yakni mutiara air tawar yang harus diimpor dari China. Seiring waktu harganya terus naik sementara pelanggan Sentuhan Mutiara ingin harga jual awal. Akhirnya terkadang Berti melakukan subsidi silang. Artinya, dia menaikkan harga untuk produk baru sementara tidak pada produk yang sudah ada sebelumnya.

“Jadi profit itu akhirnya menjadi kecil. Enggak seperti yang diharapkan. Kendalanya di situ,” ungkapnya.

Untuk pemasaran produk, Sentuhan Mutiara hadir di Sarinah Thamrin, Bali, dan Bandara Soekarno-Hatta. Juga di Metro dan Plaza Senayan. Selain itu, Berti memanfaatkan platform penjualan daring seperti marketplace dan media sosial agar tidak kalah saing dengan brand-brand lain.

Namun untuk penjualan di marketplace dan media sosial, biasanya mereka memasarkan produk yang memiliki harga rendah dan mutiara yang digunakan pun tidak banyak.

Adapun bros Sentuhan Mutiara paling murah dibanderol seharga Rp475.000. Sementara itu, produk paling mahal yakni kalung yang dijual hingga lebih dari Rp10 juta, tergantung jumlah dan kualitas mutiara yang dipakai. 
 

Adapun, konsumen Sentuhan Mutiara berusia di atas usia 30 tahun dengan segmentasi ibu rumah tangga. Namun, Berti tetap menyediakan produk dengan selera anak muda seperti pada koleksi bernama Liris.

Untuk tahun ini, Sentuhan Mutiara akan menggencarkan kolaborasi seperti menggandeng influencer hingga para desainer untuk tampil di acara fashion show. Berti menyebut dia hampir menjalin kerja sama bisnis dengan pihak museum ternama di Penang, Malaysia untuk memasarkan produk perhiasan dan aksesori. 

Sayangnya, kerja sama ini gagal karena tidak menemukan kesepakatan terkait sistem penjualan. Pihak museum ingin sistem kerja sama secara konsinyasi, sementara Berti ingin produknya dibeli putus mengingat dia tidak bisa memantau penjualan secara aktif di negara tersebut, jika kerja sama ini terlaksana.

Kendati belum menjalin kerja sama resmi, produk Berti terbilang sudah banyak diekspor. Sentuhan Mutiara kerap dijadikan suvenir, buah tangan, dan hadir dalam sejumlah pameran produk Indonesia di luar negeri. Beberapa waktu terakhir pun produk perhiasan ini ditawarkan untuk dipromosikan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di luar negeri.  

Melalui ITPC yang difasilitasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri, produk Sentuhan Mutiara bisa dipamerkan di pusat perbelanjaan selama kurang lebih dua bulan. Dengan begitu, dia berharap bisa mendapat kerja sama secara B2B. 

Baca juga: 4 Tips Merawat Perhiasan 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rekomendasi 4 Foundation Glowing dan Long Lasting, Bkin Auto Flawless

BERIKUTNYA

Can Machines Fall In Love? Rilis 30 Mei 2024, Album Terbaru Maliq & D'Essentials

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: