Ternyata Ini Masalah Gigi Paling Umum di Indonesia dan Cara Menjaganya
12 September 2024 |
20:00 WIB
Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi permasalahan di Indonesia, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, karies atau gigi berlubang menjadi kasus yang paling umum ditemukan.
Demikian diungkapkan oleh Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia dalam perhelatan Bulan Kesehatan Gigi. Menurutnya, karies harus segera ditangani karena memang memerlukan tindakan tambal gigi atau bahkan pencabutan jika kondisinya sudah parah.
“Karies adalah masalah yang sangat umum di Indonesia. Terlambatnya perawatan sering kali menyebabkan gigi tidak bisa diselamatkan, sehingga harus ditambal atau dicabut. Sangat disayangkan jika orang baru ke dokter gigi setelah terlambat," ungkap drg. Julita Hendrartini.
Baca Juga: Bingung Pilih Aligner atau Kawat Gigi? Cek Dulu Perbedaannya
Meski karies menjadi masalah umum di semua kelompok usia, terdapat perbedaan signifikan antara kasus pada anak-anak dan orang dewasa. Pada anak-anak, masalah sering kali timbul akibat kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan gigi sejak dini, sementara pada orang dewasa, karies disebabkan oleh kurangnya kunjungan rutin ke dokter gigi dan minimnya pemahaman mengenai pentingnya perawatan mulut secara menyeluruh.
Lebih lanjut dr. Julita mengakui salah satu tantangan besar dalam menjaga kesehatan gigi di Indonesia adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan gigi. Padahal saat ini sudah ada program JKN yang memungkinkan masyarakat mendapatkan perawatan gigi gratis. “Sayangnya, hanya sekitar 2?ri total peserta JKN yang memanfaatkannya,” ujarnya.
Sementara itu, drg. Ratu Mirah Afifah, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, mengatakan perawatan gigi sejak dini sangat penting, terutama bagi anak-anak, guna mencegah karies dan masalah gigi lainnya.
Menurutnya, perawatan gigi harus dimulai sejak gigi pertama anak muncul, sekitar usia 6 bulan. Pada tahap awal, pembersihan dapat dilakukan dengan kasa dan air hangat untuk membersihkan gusi dan lidah.
“Kebiasaan merawat gigi harus dimulai sejak dini. Jika anak-anak dibiasakan untuk pergi ke dokter gigi sejak kecil, mereka tidak akan merasa trauma, yang sering terjadi saat mereka hanya datang ke dokter ketika giginya sudah sakit,” ucapnya.
Untuk menjaga kesehatan gigi, dianjurkan menyikat gigi minimal dua kali sehari, terutama setelah sarapan dan sebelum tidur. Hal ini penting untuk mencegah akumulasi bakteri yang dapat merusak gigi. Selain itu, teknik menyikat gigi juga harus diperhatikan. Sikat gigi dengan gerakan satu arah, dari gusi ke gigi, guna menghindari risiko melukai gusi dan masalah seperti gusi sensitif.
Dalam rangka mendukung kesehatan gigi di Indonesia, Pepsodent bersama Unilever Indonesia menyelenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN), yang tahun ini memasuki tahun ke-15.
Distya Tarworo Endri, Head of Marketing Oral Care and Professional Marketing Unilever Indonesia, menyatakan program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
“Kesehatan gigi dan mulut telah lama menjadi perhatian Unilever Indonesia, sejalan dengan misi Pepsodent dalam meningkatkan kesehatan gigi melalui edukasi dan perawatan untuk #SenyumIndonesia,’ ucapnya.
BKGN telah memberikan layanan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis di seluruh FKG dan RSGMP di Indonesia, yang hingga 2023 telah memberi manfaat bagi lebih dari 1,1 juta masyarakat.
Seiring pelaksanaan BKGN, masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang tepat telah meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 2,8 persen pada Riskesdas 2018 menjadi 6,2 persen pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Selain itu, jumlah masyarakat yang berkonsultasi ke dokter gigi dalam setahun juga meningkat dari 5,1 persen menjadi 8,8 persen di periode yang sama.
Pepsodent juga terus berinovasi dengan memperkenalkan teknologi Pepsodent AI Denta-Scan, yang dapat diakses mulai akhir September 2024. Teknologi ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan screening awal kesehatan gigi secara mandiri melalui fitur AI yang terintegrasi dengan layanan konsultasi online bersama dokter gigi.
"Inovasi ini diharapkan dapat menghilangkan stigma bahwa berkonsultasi ke dokter gigi adalah hal yang menakutkan," ujar Hamish Daud, Brand Ambassador Pepsodent.
Baca Juga: Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Melakukan Implan Gigi
Editor: M. Taufikul Basari
Demikian diungkapkan oleh Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia dalam perhelatan Bulan Kesehatan Gigi. Menurutnya, karies harus segera ditangani karena memang memerlukan tindakan tambal gigi atau bahkan pencabutan jika kondisinya sudah parah.
“Karies adalah masalah yang sangat umum di Indonesia. Terlambatnya perawatan sering kali menyebabkan gigi tidak bisa diselamatkan, sehingga harus ditambal atau dicabut. Sangat disayangkan jika orang baru ke dokter gigi setelah terlambat," ungkap drg. Julita Hendrartini.
Baca Juga: Bingung Pilih Aligner atau Kawat Gigi? Cek Dulu Perbedaannya
Meski karies menjadi masalah umum di semua kelompok usia, terdapat perbedaan signifikan antara kasus pada anak-anak dan orang dewasa. Pada anak-anak, masalah sering kali timbul akibat kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan gigi sejak dini, sementara pada orang dewasa, karies disebabkan oleh kurangnya kunjungan rutin ke dokter gigi dan minimnya pemahaman mengenai pentingnya perawatan mulut secara menyeluruh.
Lebih lanjut dr. Julita mengakui salah satu tantangan besar dalam menjaga kesehatan gigi di Indonesia adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan gigi. Padahal saat ini sudah ada program JKN yang memungkinkan masyarakat mendapatkan perawatan gigi gratis. “Sayangnya, hanya sekitar 2?ri total peserta JKN yang memanfaatkannya,” ujarnya.
Sementara itu, drg. Ratu Mirah Afifah, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, mengatakan perawatan gigi sejak dini sangat penting, terutama bagi anak-anak, guna mencegah karies dan masalah gigi lainnya.
Menurutnya, perawatan gigi harus dimulai sejak gigi pertama anak muncul, sekitar usia 6 bulan. Pada tahap awal, pembersihan dapat dilakukan dengan kasa dan air hangat untuk membersihkan gusi dan lidah.
“Kebiasaan merawat gigi harus dimulai sejak dini. Jika anak-anak dibiasakan untuk pergi ke dokter gigi sejak kecil, mereka tidak akan merasa trauma, yang sering terjadi saat mereka hanya datang ke dokter ketika giginya sudah sakit,” ucapnya.
Untuk menjaga kesehatan gigi, dianjurkan menyikat gigi minimal dua kali sehari, terutama setelah sarapan dan sebelum tidur. Hal ini penting untuk mencegah akumulasi bakteri yang dapat merusak gigi. Selain itu, teknik menyikat gigi juga harus diperhatikan. Sikat gigi dengan gerakan satu arah, dari gusi ke gigi, guna menghindari risiko melukai gusi dan masalah seperti gusi sensitif.
Dalam rangka mendukung kesehatan gigi di Indonesia, Pepsodent bersama Unilever Indonesia menyelenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN), yang tahun ini memasuki tahun ke-15.
Distya Tarworo Endri, Head of Marketing Oral Care and Professional Marketing Unilever Indonesia, menyatakan program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
“Kesehatan gigi dan mulut telah lama menjadi perhatian Unilever Indonesia, sejalan dengan misi Pepsodent dalam meningkatkan kesehatan gigi melalui edukasi dan perawatan untuk #SenyumIndonesia,’ ucapnya.
BKGN telah memberikan layanan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis di seluruh FKG dan RSGMP di Indonesia, yang hingga 2023 telah memberi manfaat bagi lebih dari 1,1 juta masyarakat.
Seiring pelaksanaan BKGN, masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang tepat telah meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 2,8 persen pada Riskesdas 2018 menjadi 6,2 persen pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Selain itu, jumlah masyarakat yang berkonsultasi ke dokter gigi dalam setahun juga meningkat dari 5,1 persen menjadi 8,8 persen di periode yang sama.
Pepsodent juga terus berinovasi dengan memperkenalkan teknologi Pepsodent AI Denta-Scan, yang dapat diakses mulai akhir September 2024. Teknologi ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan screening awal kesehatan gigi secara mandiri melalui fitur AI yang terintegrasi dengan layanan konsultasi online bersama dokter gigi.
"Inovasi ini diharapkan dapat menghilangkan stigma bahwa berkonsultasi ke dokter gigi adalah hal yang menakutkan," ujar Hamish Daud, Brand Ambassador Pepsodent.
Baca Juga: Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Melakukan Implan Gigi
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.