Rencana Pemasangan Chattra di Stupa Induk Candi Borobudur Ditunda
12 September 2024 |
11:35 WIB
Rencana pemasangan chattra yang akan diletakkan di stupa induk Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, akhirnya ditunda. Dengan demikiran, peresmian pemasangan yang tadinya akan dilakukan pada 18 September 2024 pun resmi batal dilakukan.
Keputusan penundaan pemasangan chattra atau payung di stupa induk Candi Borobudur ini didasarkan pada hasil rapat koordinasi tingkat menteri terkait Pelestarian Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur.
Baca juga: Jadi Polemik, Begini Sejarah & Ihwal Pemasangan Chattra di Candi Borobudur
Juru bicara Kemenag Sunanto mengatakan penundaan ini menjadi respons atas kajian teknis dan detail engineering design (DED) yang disusun tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Menurut kajian itu, masih dibutuhkan studi yang lebih dalam untuk menentukan otentisitas chattra.
Menurut Sunanto, saat ini kondisi material chattra belum memungkinkan untuk dipasang. Hal ini lantaran kondisi batu-batuannya yang antara lain tidak utuh.
“Kondisi material chattra ada yang tidak utuh atau terbagi banyak bagian batu dan batu bahan material tidak memiliki kait antar batu,” jelas Nanto dalam keterangan resmi di laman Kemenag, dikutip Hypeabis.id Kamis (12/9/2024).
Dengan demikian, Nanto menyebut sekarang ini para tim ahli masih memerlukan tahapan yang harus dikoordinasikan sesuai ketentuan yang berlaku. Terkait kondisi material chattra, Nanto menyebut Kemenag masih berencana untuk melakukan pembahasan lebih lanjut, terutama terkait pendekatan adaptasi untuk chattra dengan menekankan aspek spiritual umat Buddha.
Meski telah batal, Nanto mengatakan pihaknya masih akan melakukan tindak lanjut agar target pemasangan chattra bisa selesai dalam waktu satu tahun. Berbagai upaya akan coba disusun oleh timnya, dari penyempurnaan studi kelayakan, adaptasi pemasangan, hingga konsultasi dengan UNESCO.
Sebagai informasi, rencana pemasangan chattra ini telah dibahas dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Semester 1 Tahun 2023 oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang dihadiri Menteri BUMN, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Agama, MenPANRB, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan kepala daerah pada tanggal 21 Juli 2023.
Chattra adalah istilah dalam arsitektur candi, khususnya banyak ditemui di candi-candi Hindu dan Buddha. Ornamen atau simbil ini umumnya berbentuk payung bertingkat yang biasanya ditempatkan di puncak bangunan suci.
Pemasangan chattra di puncak stupa Candi Borobudur kerap dianggap sebagai bentuk penyempurnaan akan keagungan candi Buddha tersebut. Kendati demikian, tak semua pihak sepakat.
Dalam sejarahnya, chattra di Candi Borobudur memang pernah dipasang pada masa pemugaran pertama pada 1907-1911 oleh Theodore van Erp. Namun, kemudian Van Erp mencabutnya lagi karena dirasa tidak pas.
Arkeolog dari Balai Konservasi Borobudur, Hari Setiawan mengatakan bahwa Van Erp bahkan diketahui menyesal karena telah memasang chattra pada stupa induk Candi Borobudur.
“Inilah candi yang kita sebut sebagai hasil budaya Buddha di Nusantara abad 8-10 Masehi, bukan kita mencari analogi dari candi Buddha dari luar Indonesia," Jelasnya dikutip dari media sosial Konservasi Borobudur.
Baca juga: Mengenal Thudong, Ritual Perjalanan Biksu dari Thailand ke Candi Borobudur
Editor: Puput Ady Sukarno
Keputusan penundaan pemasangan chattra atau payung di stupa induk Candi Borobudur ini didasarkan pada hasil rapat koordinasi tingkat menteri terkait Pelestarian Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur.
Baca juga: Jadi Polemik, Begini Sejarah & Ihwal Pemasangan Chattra di Candi Borobudur
Juru bicara Kemenag Sunanto mengatakan penundaan ini menjadi respons atas kajian teknis dan detail engineering design (DED) yang disusun tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Menurut kajian itu, masih dibutuhkan studi yang lebih dalam untuk menentukan otentisitas chattra.
Menurut Sunanto, saat ini kondisi material chattra belum memungkinkan untuk dipasang. Hal ini lantaran kondisi batu-batuannya yang antara lain tidak utuh.
“Kondisi material chattra ada yang tidak utuh atau terbagi banyak bagian batu dan batu bahan material tidak memiliki kait antar batu,” jelas Nanto dalam keterangan resmi di laman Kemenag, dikutip Hypeabis.id Kamis (12/9/2024).
Dengan demikian, Nanto menyebut sekarang ini para tim ahli masih memerlukan tahapan yang harus dikoordinasikan sesuai ketentuan yang berlaku. Terkait kondisi material chattra, Nanto menyebut Kemenag masih berencana untuk melakukan pembahasan lebih lanjut, terutama terkait pendekatan adaptasi untuk chattra dengan menekankan aspek spiritual umat Buddha.
Meski telah batal, Nanto mengatakan pihaknya masih akan melakukan tindak lanjut agar target pemasangan chattra bisa selesai dalam waktu satu tahun. Berbagai upaya akan coba disusun oleh timnya, dari penyempurnaan studi kelayakan, adaptasi pemasangan, hingga konsultasi dengan UNESCO.
Sebagai informasi, rencana pemasangan chattra ini telah dibahas dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Semester 1 Tahun 2023 oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang dihadiri Menteri BUMN, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Agama, MenPANRB, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan kepala daerah pada tanggal 21 Juli 2023.
Chattra adalah istilah dalam arsitektur candi, khususnya banyak ditemui di candi-candi Hindu dan Buddha. Ornamen atau simbil ini umumnya berbentuk payung bertingkat yang biasanya ditempatkan di puncak bangunan suci.
Pemasangan chattra di puncak stupa Candi Borobudur kerap dianggap sebagai bentuk penyempurnaan akan keagungan candi Buddha tersebut. Kendati demikian, tak semua pihak sepakat.
Dalam sejarahnya, chattra di Candi Borobudur memang pernah dipasang pada masa pemugaran pertama pada 1907-1911 oleh Theodore van Erp. Namun, kemudian Van Erp mencabutnya lagi karena dirasa tidak pas.
Arkeolog dari Balai Konservasi Borobudur, Hari Setiawan mengatakan bahwa Van Erp bahkan diketahui menyesal karena telah memasang chattra pada stupa induk Candi Borobudur.
“Inilah candi yang kita sebut sebagai hasil budaya Buddha di Nusantara abad 8-10 Masehi, bukan kita mencari analogi dari candi Buddha dari luar Indonesia," Jelasnya dikutip dari media sosial Konservasi Borobudur.
Baca juga: Mengenal Thudong, Ritual Perjalanan Biksu dari Thailand ke Candi Borobudur
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.