Ilustrasi para biksu (Sumber gambar: Marcus Lofvenberg/Unsplash)

Mengenal Thudong, Ritual Perjalanan Biksu dari Thailand ke Candi Borobudur

17 May 2023   |   06:44 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Akhir-akhir ini, media sosial diramaikan dengan cuplikan video aksi 32 biksu yang berjalan kaki melewati sejumlah daerah di Indonesia. Belakangan, diketahui bahwa para biksu tersebut tengah melakukan Thudong, yakni perjalanan ritual yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer.

Ritual tapak tilas ini diinisiasi oleh biksu asal Indonesia, Bhante Kantadhammo atau Bhante Wawan. Rombongan biksu memulai perjalanan tersebut pada 23 Maret 2023 dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, melewati Malaysia dan Singapura. Setelah beristirahat selama tiga hari di Singapura, para biksu melanjutkan perjalanan dan tiba di Pelabuhan Internasional Harbour Bay, Batam pada 8 Mei 2023 lalu.

Dari Batam, mereka menuju Jakarta menggunakan pesawat dan tiba di Cetiya Panna Sikkha Cengkareng pada 10 Mei 2023. Rombongan biksu pun tiba di kantor Kementerian Agama Republik Indonesia pada 11 Mei 2023 dan menginap di Pondok Meditasi Tunas Jaka Sampurna.

Baca juga: 5 Spot Wisata Nepal Selain Gunung, Bisa Tapak Tilas Sejarah Buddha

Pada 12 Mei 2023, mereka berangkat ke Vihara Buddha Dharma Bekasi Kota untuk menerima sedekah, dan dilanjutkan ke Vihara Sariputra untuk beristirahat sebelum ke Vihara Sian Djin Ku Po Vihara Buddha Loka untuk menginap. Para biksu itu pun akan melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, dalam rangka peringatan Hari Waisak yang jatuh pada 4 Juni 2023. 

Lantas, apa sebenarnya makna dari ritual Thudong?

Melansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, Bhante Dhammavuddho menjelaskan bahwa Thudong merupakan tradisi berjalan yang sudah berlangsung sejak dahulu, dimana pada zaman Sang Buddha, belum terdapat vihara yang merupakan tempat tinggal para Bhante. Oleh sang Buddha, para Bhante diberi kesempatan tinggal di hutan, gunung, atau gua.

Thudong juga merupakan perjalanan spiritual yang pernah dilakukan Sang Buddha dan para murid. Selama melakukan thudong, para biksu hanya makan satu kali sehari, menerima makanan serta minuman dari sedekah umat, dan bermalam di suatu tempat pada malam hari.

“Jadi dalam setahun, mereka akan berjalan seperti ini selama empat bulan untuk melaksanakan tradisi ini. Kebetulan karena di Indonesia ada Candi Borobudur, bertepatan Hari Raya Waisak, dan mereka jalan dari Thailand,” terangnya.
 

Ilustrasi para biksu (Sumber gambar: Tong Kbp/Unsplash)

Ilustrasi para biksu (Sumber gambar: Tong Kbp/Unsplash)

Bhante juga mengatakan perjalanan Thudong dapat melatih kesabaran dimana bagi Sang Budha, kesabaran merupakan praktik dhamma yang paling tinggi. "Mereka terkena panas, hujan, makan satu hari satu kali dan minum seadanya," imbuh Bhante.

Sementara itu, mengutip publikasi berjudul A Study of Most Venerable Mun Bh Ridatta Thera’s Method of Citta Bh Van “Buddho” Practice, dalam praktik thudong, para biksu melakukan perjalanan jauh tanpa membawa banyak perbekalan atau uang, dan mereka harus bergantung pada dukungan masyarakat dan umat Buddha di sepanjang perjalanan mereka.

Tujuan utama dari thudong adalah untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Buddha, membersihkan pikiran dan hati dari hambatan, dan mencapai keadaan meditasi yang lebih dalam.

Selama perjalanan thudong, para biksu harus berlatih disiplin diri, termasuk puasa, meditasi, dan pembiasaan kesederhanaan. Mereka juga diharapkan untuk menghindari tiga dosa utama dalam Buddhisme, yaitu keinginan, kemarahan, dan kebodohan. Para biksu mengembangkan nilai kebajikan, yaitu kasih sayang, kedermawanan, dan kebijaksanaan.

Thudong masih dilakukan oleh beberapa biksu di negara-negara Theravada seperti Thailand, Sri Lanka, dan Myanmar. Meskipun praktik ini semakin jarang dilakukan karena perubahan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi masyarakat, thudong masih dianggap sebagai praktik yang penting dalam tradisi Buddhisme Theravada dan dihormati oleh umat Buddha di seluruh dunia.

Baca juga: 7 Alasan Kenapa Kalian Mesti Kunjungi Borobudur

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

9 Penyebab Pria Bisa Mandul, Waspada Sepedaan Hingga Pangku Laptop!

BERIKUTNYA

Duo Mantra Vutura Merilis Single Kembali, Terinspirasi dari Ayat Suci Al-Qur'an

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: